f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
mendua

Series ”Mendua” Membuka Mata, Lika-liku Penikahan yang Ninu-ninu

Seorang teman berkata, jika ingin makan jangan sewaktu lapar sekali. Karena hal ini berpotensi kita makan apa saja yang ada di depan mata tanpa mempertimbangkan baik-buruknya. Sama halnya dengan menikah, jika memutuskan menikah jangan sewaktu kamu kebelet untuk menikah. Kurangi dulu rasa kepinginmu, baru terlihat jelas apa yang di depan mata. Maksudnya, tidak langsung ambil comot (asal dapat) apa pun yang ada tanpa pertimbangan yang jelas.

Hal ini menggoda sekali belakangan ini pada hidup saya, sungguh menggelitik dan mengganggu keseharian. Entah ada apa dengan pikiran akhir-akhir ini, lulus kuliah bukannya memfokuskan diri untuk membangun karir atau melanjutkan studi. Tapi terdistraksi pikiran untuk menikah, sebenarnya bukan karena sengaja, dari orang tua juga yang setiap hari obrolannya sering anak menantu temannya. Memang usia orang tua sudah saatnya menimang cucu. Jadi saya wajar saja, menurut saya.

Alhasil tergiringlah saya untuk ingin segera menikah, sebelum pada akhirnya tanpa ku sengaja ketemu artikel yang mengatakan jika ingin segera menikah coba menonton series ini terlebih dahulu guna berpikir ulang. Untuk lebih mematangkan diri lagi, untuk lebih selektif lagi. Untuk tidak memulai segala sesuatu dengan buru-buru tanpa melihat dan mempersiapkan apa yang ada di depan mata secara gamblang.

Seketika itu saya tonton, serialnya yang berjudul ”Mendua”, sungguh pada segmen awal tidak ada yang menyangka bahwa suami semanis itu pada istri rela menyelingkuhi. Lebih menyakitkan lagi, orang-orang terdekat sekeliling sudah mengetahui aib itu dan berusaha menutupi dari sang istri.

Hal ini, dipicu dari ketidakseimbangan antara kekuatan suami dan istri. Hal ini yang menjadi dilema tersendiri bagi kami, khususnya perempuan. Menjadi dua pilihan yang sangat rentan jika tidak didampingi partner hidup yang supportif.

Baca Juga  Nikmatnya Membandingkan Anak

Jika perempuan berdaya dan berprestasi memiliki partner yang bermental cupu, ia akan pertama dikekang atau yang kedua memang dibiarkan berkembang. Akan tetapi, rasa belum selesai dengan diri sendiri membuat Pria merasa kurang dan tersakiti. Ia tidak mampu berdiri di garda terdepan karena merasa tidak bisa diandalkan dan tersaingi istri. Hal ini menyebabkan ia mencari pelampiasan di luar untuk memenuhi sisi kejantanannya.

Jika perempuan lemah, pria yang tidak tepat akan menyakiti, menyepelekan dan merendahkan. Pria merasa superior dan sang istri menjadi inferior. Alhasil, melihat Wanita di luar lebih baik dari istri di rumah. Berakhirlah perselingkuhan.

Ini yang menjadi satu sisi menakutkan dalam memilih jodoh. Bukan wajib mencari jodoh yang sefrekuensi atau setara, melainkan cari ia yang mampu bersyukur menerima pasangan dan terus berkembang bersama. Selesai dulu dengan diri sendiri tampaknya menjadi satu hal terpenting dalam memilih atau memantaskan diri sebelum menikah. Jangan sampai dalam pernikahan ada rasa iri atau merasa tersaingi, atau bahkan merasa tidak pantas antar suami istri.

Kapal besar bernama rumah tangga tidak akan berlayar dengan lancar jika salah satunya tidak merasa cukup atau lengkap. Ia  akan berniat menyingkirkan atau bahkan menambah personil baru dari tempat lain.

Semua permasalahan dalam rumah tangga itu bermuara dari hal kecil yang jika tidak segera selesai akan membara dan menghanguskan seisi rumah. Jadi semisal hal kecil yang berdampak besar ini belum mampu terselesaikan. Pikirkan matang dulu! jangan membawa korek api yang akan meluluhlantakkan perencanaan baik yang ingin dibangun.

Urusan dan permasalahan dalam rumah tangga cukup kompleks jangan lagi ditambah permasalahan diri yang belum selesai. Kasihan anak-anak yang nanti ingin kita besarkan. Ia butuh sosok dewasa yang mampu mendidiknya. Bukan dua orang yang belum matang berkeluarga dan membangun keluarga dengan visi misi ala kadarnya.

Baca Juga  Setiap Suami-Istri Perlu ‘Kencan’

 Ini menjadi pertimbangan sendiri untuk terus menerus memahami apa yang diri butuhkan atau yang perlu kita selesaikan secepatnya. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki dan semakin memantaskan diri. Kita masih punya banyak waktu untuk terus selalu berproses.

Segera berbenah, karena kesuksesan sebenarnya titik temu antara kesiapan dengan kesempatan. Jangan sampai kesempatan datang sedangkan kita belum siap. Selalu perbaharui ilmu-ilmu yang  membangun diri sendiri terlebih dahulu yang nantinya dalam berumah tangga sangat berguna.

Besar harapan, dalam proses memantaskan diri ini jodoh di luar sana juga melakukan hal serupa. Sehingga saat takdir sudah berkata ini waktunya, kita bisa dipertemukan dan mampu membangun peradaban dengan penuh kesungguhan.

Bagikan
Post a Comment