f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
bunda

Sayang, Maafin Bunda, ya?

“Bunda mau berangkat kerja? Tanya Annisa anak Yuli yang paling besar. “Iya sayang, malam ini tidur sama nenek dulu ya, inget kakak sama adik jangan lupa sebelum tidur gosok gigi dan baca doa ya” kata Yuli sambil mencium anaknya dengan penuh kasih sayang.

Si kecil ikut- ikutan menggelayut manja ke bundanya. Takdir menjadi single parent dengan dua anak membuat Yuli bekerja lebih keras lagi. Yuli pegawai di sebuah rumah sakit swasta di suatu daerah membuat Yuli harus bekerja sesuai jadwal, kadang pagi, siang atau malam.

Menjadi ibu dari dua anak yang masih kecil dan masih banyak keperluan si kecil seperti susu atau pampers membuat dia harus kerja lebih ekstra. Agar dapat penghasilan lebih kadang Yuli ambil jadwal temannya agar bisa mendapat uang lebih untuk keperluan anak-anaknya. Karena jadwal yang padat di rumah sakit, membuat Yuli sering menitipkan anak-anaknya ke rumah orang tua Yuli. Karena kalau pakai baby sitter Yuli kurang yakin terhadap keselamatan kedua anakanya, Yuli lebih yakin dengan orang-tuanya sendiri.

Jadwal yang padat membuat waktu dengan anak- anaknya berkurang sehingga kadang Yuli menangis dalam hati karena si kecil yang rewel memintanya untuk menemani tidur atau bermain.

Kadang, setelah bekerja karena pasien yang ramai membuat Yuli benar-benar capek dan langsung tidur setelah bekerja. Terpaksa anak-anak dititipkan ke orang-tuanya lagi. Hal tersebut berlangsung bertahun-tahun sampai anak- anak melupakan sosok seorang bunda. Mereka lebih asyik bermain sama orang- tua Yuli dan bahkan tidur pun sama orang- tua Yuli. Yuli benar- benar merasa bersalah sudah banyak meninggalkan waktu bersama anak- anaknya.

***

Seiring berjalannya waktu, anak-anak sudah besar dan mereka lebih banyak menghabiskan waktu bermain dengan teman- temannya atau bermain handphone saja; bahkan untuk diajak pergi pun mereka sudah jarang mau diajak pergi. Kecuali yang paling kecil yang kadang masih mau diajak pergi. Itupun dengan iming- iming dapat uang saku.

Baca Juga  Sekisah Duka sekolah Daring

Yuli benar- benar merasa berdosa sudah meninggalkan tumbuh kembang buah hatinya hanya karena takut tidak dapat menafkahi buah hatinya. Karena ayah kandung anak-anaknya sudah meninggal sejak mereka masih kecil.

Anak-anak Yuli yang sudah terbiasa tidak ada sosok ayah dan sosok bunda yang terlalu sibuk membuat mereka mandiri secara tidak langsung. Tidak ada lagi manja mereka pada saat masih kecil yang suka minta dipeluk pada saat tidur ataupun minta diajarin membaca. Yang ada sekarang benar-benar hening di rumah, mereka hanya bicara jika memang ada sesuatu yang ingin disampaikan.

Tidak ada lagi kegaduhan kaos kaki yang hilang sebelah, dasi sekolah yang ditaruh entah di mana, yang rambut minta dikuncir atau rebutan remote. Yuli rindu akan masa-masa itu, tapi semua sudah terlewati, yang ada hanya penyeselan Yuli saja.

Jika waktu bisa diulang, ingin rasanya Yuli kembali ke masa itu, masa yang anak-anak terus mencari bundanya. Kemanapun bundanya pergi pasti dicari, sampai ke kamar mandipun ikut asal sama bunda. Yuli kadang makan pun gak jadi makan karena anak-anaknya duluan bertengkar.

Sekarang Yuli banyak berpikir karena terlalu fokus bekerja dan takut tidak bisa menghidupi anak-anaknya. Yuli sampai rela melawati masa keemasan anak- anaknya. Sering Yuli menangis dalam hati dan bilang dalam hati “sayang maafin bunda ya” karena keegoisan bunda kalian jadi korban. Karena hal tersebut karena pemikiran yang panjang Yuli memutuskan resign dari pekerjaannya dan bisa fokus merawat anak- anaknya.

***

Ternyata setelah Yuli resign dan hanya fokus jualan online baju busana muslim, Yuli benar-benar bisa melihat perkembangan anak-anaknya dari bangun tidur sampai mau tidur. Yuli benar- benar menikmati hal tersebut, dan anak- anak sudah bisa menerima kehadiran Yuli bahwa bundanya sekarang selalu ada buat mereka berdua.

Baca Juga  Manusia Punya Rencana, Tuhan Punya Kehendak

Anak-anak sering minta tidur bersama bundanya atau sudah mulai bisa terbuka dengan masalah pribadi mereka. Kadang anak-anak ikut membantu jualan online bundanya. Malah mereka yang banyak memberi masukan kepada bundanya untuk berjualan ke media online yang lebih luas.

Dan Yuli semakin hari semakin menikmati perannya sebagai single parent buat kedua buah hatinya. Ternyata jika kita mau berdamai dengan keadaan dan lebih mementingkan keluarga serta; lebih bersyukur dengan rezeki dari Allah Swt hidup lebih berkah dan anak-anak tambah menyayangi bundanya.

Karena  banyak orang yang mendambakan kehadiran seorang anak sampai mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk biaya pengobatan agar bisa memiliki anak. Yuli berani untuk resign dari pekerjaannya, agar bisa merawat anak- anaknya dan melihat tumbuh- kembangnya.

Ketika kita mempunyai niatan yang baik atas keputusan yang kita ambil, pasti selalu ada jalan keluarnya, seperti yang Yuli alami, memilih resign dari pekerjaannya. Yuli tidak takut dan tidak khawatir bahwa resiko ke depannya pasti ada. Tapi ada Allah Swt yang akan menolong hambaNya yang berniat tulus.

Bagikan
Post a Comment