f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kisah Al Qur'an

Ragam Kisah dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai Hudan lī al-Nās yakni pedoman dan petunjuk bagi manusia. Di dalam Al-Qur’an, terdapat kisah-kisah umat terdahulu yang bisa kita jadikan pelajaran dalam menjalani kehidupan sebagai khalifatullāh fil ardh dengan sebaik-baiknya. Kisah-kisah terdahulu tersebut dalam ‘Ulumul Qur’an disebut dengan “Qaṣaṣ Al-Qur’an“.

Apa Itu Qasas Al-Qur’an?

Secara bahasa (etimologi) kata “kisah” berasal dari bahasa Arab, yaitu qisash, bentuk jamaknya qasas. Sementara kata qisash merupakan bentuk infinitif (mashdar) dari kata qashsha-yaqushshu yang bisa berarti menceritakan dan mengikuti jejak.

Ini mengingat bahwa ketika kita sedang bercerita seolah kita sedang mengikuti alur dan jejak cerita yang ada. Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia, “kisah” mempunyai makna sebagai “kejadian, cerita atau riwayat”.

Secara istilah (terminologi) Qasas Al-Qur’an adalah ilmu yang membahas kisah-kisah. Yaitu jejak umat nabi terdahulu serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di dalam Al-Qur’an.

Menurut Manna’ Khalil al-Qaṭṭan, Al-Qur’an banyak mengandung keterangan-keterangan kejadian masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri, menceritakan gambaran logis tentang keadaan mereka. Selain itu juga menjelaskan jejak dari suatu kaum. Al-Qur’an menceritakannya dengan sangat sempurna dan menarik.[1]

Qaṣaṣ Al-Qur’an atau kisah dalam Al-Qur’an merupakan rahmat dan karunia Allah kepada manusia. Melalui kisah ini, Allah mengingatkan kepada manusia untuk tidak melakukan atas apa yang menjadi larangannya agar tidak tersesat dalam menjalani kehidupan ini.[2]

Ragam Kisah dalam Al-Qur’an

Secara umum, Al-Qattan menjelaskan bahwa kisah dalam Al-Qur’an terbagi dalam tiga bentuk;

Pertama, kisah para nabi. Kisah ini mengandung dakwah nabi, mukjizat-mukjizat, sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah, dan perkembangannya. Selain itu juga mengandung kisah mengenai akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan yang ingkar. Misalnya, sebagaimana kisah Nabi Nuh, Ibrahim, Luth, Syu’aib, dan masih banyak lainnya.

Baca Juga  Muhammadiyah dan NU Itu Bukan untuk Lucu-Lucuan

Kedua, kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Contohnya seperti kisah Zulqarnain, Qarun, Ashab As-Sabt, Ashab al-Ukhdud, Ashab al-Kahfi, Ashab al-Aikah dan lain sebagainya.

Ketiga, kisah-kisah yang berkaitan dengan kejadian yang terjadi pada masa Rasulullah Saw. Contohnya seperti Perang Badar, Perang Hunain, Perang Ahzab dan lain-lain. [3]

Manfaat Kisah dalam Al-Qur’an

Al-Qattan dalam Mabahits fi Ulum Al-Qur’an jugamenjelaskan secara rinci perihal manfaat dari kisah dalam Al-Qur’an. Berikut manfaat kisah dalam Al-Qur’an:

1. Menjelaskan prinsip dasar dakwah menuju Allah dan pokok-pokok syariat para nabi.

2. Meneguhkan hati Nabi Muhammad agar tetap berpegang kepada agama Allah dan memperkuat keimanan orang mukmin bahwa kebenaran itu pasti akan menang beserta para pendukungnya, dan kebatilan beserta para pembelanya pasti akan hancur.

3. Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan tentang mereka, mengabadikan jejak, dan peninggalan mereka.

4. Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.

5. Mengungkap kebohongan ahl al-kitâb dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum kitab itu diubah dan diganti.

6. Kisah merupakan salah bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan moral edukatif yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa. Sebagaimana dalam firman-Nya:

لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

Artinya: “Sungguh, pada kisah-kisah itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’ān) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Qs. Yusuf [12]: 111)

Baca Juga  Bagaimana Al-Qur’an Melatih Otak Kanan dan Otak Kiri Kita
***

Kukuh Aji Prayoga dalam skripsinya yang berjudul Pesan Moral dalam Kisah Nabi Ayyub Menurut Tafsir Ibn ‘Ajibah dan al-Qusyairi atas Qs. Al-Anbiya’ Ayat 83-84 dan Sad ayat 41-48 menjelaskan bahwa, kisah dalam Al-Qur’an disampaikan dalam berbagai bentuk. Ada yang dalam bentuk dialog, metode hikmah dan ungkapan, serta peringatan. Dalam kisah Al-Qur’an terkandung sebagian besar sejarah rasul-rasul beserta kaumnya, bangsa-bangsa dan para penguasanya, kisah kaum yang mendapatkan petunjuk, dan kisah kaum yang sesat. Semua itu ditegaskan oleh al-Qur’an untuk diambil maknanya, direnungi dan dipikirkan sebagai sumber pelajaran.[4]

Sebagaimana yang telah penulis jelaskan di atas, bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur’an itu sangatlah beragam dan setiap ragam kisah dalam Al-Qur’an, ada berjuta hikmah bagi kehidupan. Semoga bermanfaat.


[1] Al- Qaṭṭan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, terj. Mudzakkir AS (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2013), 436.

[2] Shalah al-Khalidy, Kisah-Kisah al-Qur’an Penjelasan dari orang-orang terhadulu, terj. Setiawan Budi Utomo(Jakarta: Gema Insani, 2000), 30.

[3] Hasbi as-Siddieqy, Ilmu-Ilmu al-Qur’an, 189.

[4] Kukuh Aji Prayoga, “Pesan Moral dalam Kisah Nabi Ayyub Menurut Tafsir Ibn ‘Ajibah dan al-Qusyairi atas Qs. Al-Anbiya’ Ayat 83-84 dan Sad ayat 41-48”. (Skripsi., S1 Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Jakarta, 2021).

Editor: Imam Basthomi

Bagikan
Post a Comment