f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
rasa bersalah

Perlukah Mengenalkan Rasa Bersalah dan Penyesalan Sedini Mungkin?

Saya sempat sangat kecewa kepada Opah, nenek Upin dan Ipin dalam serial kartun dari Malaysia Upin Ipin. Pasalnya dalam episode berjudul “Opah Merajuk”, tokoh wanita tua yang biasanya terkesan sangat bijaksana ini tiba-tiba menjadi begitu kekanak-kanakan.

 Episode ini dimulai dengan Upin Ipin dan juga Atuk yang sedang memancing di sungai. Singkat cerita ikan yang didapat dari memancing diserahkan oleh Upin dan Ipin kepada Kak Rose untuk dimasak. Satu ikan yang cukup besar ternyata sedang bertelur. Telur-telur ikan pun digoreng oleh Kak Rose. Opah yang hendak ke pasar mencium aroma masakan Kak Rose yang sangat sedap kemudian menghampirinya. Karena belum matang dan Opah harus pergi maka dia berpesan agar Kak Rose menyisihkan telur ikan tersebut untuknya.

Waktu makan pun tiba, Upin dan Ipin yang terbiasa makan dengan ayam goreng sedikit ragu ketika harus makan dengan telur ikan goreng. Namun keraguannya berubah ketika mereka sudah mencicipinya bahkan merasa kurang dengan jatah yang sudah dibagi-bagi oleh Kak Rose. Sebenarnya masih ada telur ikan goreng namun itu adalah bagian Opah.

Malam-malam ketika hendak ke kamar mandi duo kembar ini melihat ke arah meja makan. Mereka kemudian membuka tudung saji dan melihat masih ada telur ikan goreng di sana, tanpa pikir panjang mereka pun menyantapnya. Setelah telur ikan tandas tiba-tiba Opah datang dan langsung mengambil piring hendak makan. Opah kaget karena setelah membuka tudung saji ternyata sudah tidak ada telur ikan goreng tersisa, semuanya tandas. Kak Rose pun dipanggil untuk mengkonfirmasi dan diketahui ternyata Upin dan Ipinlah yang menghabiskannya. Duo kembar ini langsung saja kena omelan Kak Rose.

Baca Juga  Bermain dengan Anak adalah Ibadah
***

 Opah yang biasanya pemaaf dan penyabar menghadapi kenakalan cucu-cucunya ini tiba-tiba berubah, tangan Upin dan Ipin diabaikan saat cucu-cucunya ini hendak meminta maaf. Sontak Upin dan Ipin pun kaget dengan perilaku Opah yang tidak biasa ini, ada rasa bersalah dan penyesalan yang sangat. Kemarahan Opah ini pun berlanjut hingga keesokan harinya, Opah merajuk mengunci diri di kamar dan tidak mau makan. Upin dan Ipin semakin bingung dan sedih. Antara rasa bersalah dan khawatir membaur menjadi satu, akhirnya mereka pun menangis dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

 Sikap Opah terhadap cucu-cucunya sekilas memang nampak kekanak-kanakan. Hanya masalah makanan kenapa sampai semarah itu? Toh yang memakannya juga cucu-cucu kesayangan. Hanya telur ikan, bisa beli di pasar ada banyak yang menjual. Namun jika kita selami lebih mendalam, sikap Opah ini justru sangat penting karena telah memberikan pelajaran berharga bagi cucu-cucunya.

Bagaimanapun juga yang namanya mengambil sesuatu yang bukan haknya bukanlah tindakan yang boleh dianggap sebagai hal wajar belaka khas anak-anak. Akan tetapi kerap kita bingung untuk mengambil tindakan terhadap kekeliruan ini yang akhirnya berakhir dengan pemakluman. Mau diapain? Dinasihati mengenai moralitas panjang lebar belum tentu mereka memahaminya, dimarahi pun kurang tepat apalagi sampai dipukul lebih tidak tepat lagi. Maka cara Opah inilah cara yang saya rasa paling tepat. Mengenalkan sekaligus memberikan rasa bersalah dan penyesalan terhadap anak-anak.

 Anak-anak harus sudah mulai dikenalkan dengan perasaan bersalah dan penyesalan sedini mungkin. Mereka harus tahu bahwa tindakan yang menyakitkan orang lain akan berimbas kepada diri sendiri, minimal perasaan tidak nyaman. Perasaan tidak nyaman inilah yang disebut sebagai perasaan bersalah. Ketika anak sudah merasa tidak nyaman imbas dari rasa bersalah tersebut maka perasaan yang muncul selanjutnya adalah rasa penyesalan. Dari rasa penyesalan inilah diharap anak-anak akan kapok sehingga enggan untuk mengulangi perbuatannya.

Baca Juga  Pola Asuh Kakek Nenek Vs Orang Tua
***

 Sikap Opah yang tidak segera memberi maaf bukanlah hal negatif karena dalam rangka mendidik. Karakter dasar manusia terbentuk dari lingkungan keluarga, dari hal-hal remeh temeh seperti cerita yang saya paparkan di atas. Nilai-nilai moralitas sangat perlu ditanamkan sejak dini dimulai dari lingkungan terdekat anak. Tanpa perlu nasihat yang panjang lebar dan ndakik-ndakik, cukup dengan sikap-sikap yang langsung dipraktikkan dalam setiap peristiwa keseharian, peristiwa-peristiwa ringan justrulah yang dapat kita jadikan sebagai media dalam menyampaikan nilai moral ini.

Salah satu nasihat Ibu saya yang selalu saya ingat adalah bahwa masa kanak-kanak adalah masa di mana kita sebagai orang tua menanamkan semua nilai-nilai kebaikan terhadap mereka, karena apapun yang kita tanam di masa ini akan terbawa hingga kelak mereka dewasa.

Dengan langkah-langkah ini siapa tahu kelak ketika anak-anak ini tumbuh dewasa dan  ada yang menjadi pejabat, mereka tahu mana yang menjadi haknya dan mana yang menjadi hak rakyat yang memberikan mandat terhadapnya. Jadi tidak sembarangan mengambil yang bukan menjadi haknya. Siapa tahu? Semoga saja.

Bagikan
Comments
  • Siti Nur Rohmah

    Siip perlu di coba, penanaman karakter sejak dini

    Agustus 5, 2021
    • muniroh

      semangat Bunda

      Juni 27, 2023
Post a Comment