f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
intoleransi

Perempuan dan Perannya dalam Mengatasi Intoleransi

Indonesia, negara dengan keragaman suku, budaya, bahasa, dan agama, di mana penduduknya tersebar di ribuan pulau dari Sabang hingga Merauke. Keragaman yang bangsa ini miliki menimbulkan adanya perbedaan, dan setiap perbedaan berpotensi melahirkan perpecahan, hal ini dapat mengancam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Bila hal ini terus dibiarkan, akan memicu perpecahan bangsa, karena itu diperlukan toleransi untuk menciptakan keseimbangan dalam kehidupan bangsa.

Toleransi merupakan sikap memberi ruang kepada orang lain untuk berkeyakinan, berekspresi, dan menyampaikan pendapat, meskipun berbeda dengan apa yang kita yakni, tentu dalam batasan dan aturan hukum yang berlaku. Toleransi merupakan salah satu poin penting menciptakan kerukunan bermasyarakat. Indonesia adalah negara multikultural yang menjunjung tinggi toleransi, namun seiring perkembangan zaman yang semakin canggih, nilai toleransi semakin hilang. Toleransi berganti dengan sikap intoleransi. Intoleransi sendiri merupakan masalah serius yang saat ini sedang Bangsa Indonesia hadapi.

***

Perkembangan teknologi memiliki peran yang begitu besar terhadap perubahan sosial di masyarakat. Era disrupsi atau perpindahan perilaku dari dunia nyata ke dunia digital mengakibatkan segala bentuk komunikasi berlangsung di media maya. Intoleransi adalah satu konflik nyata akibat perkembangan dan kesalahan dalam berkomunikasi melalui dunia digital. Intoleransi belakangan ini menjadi isu sentral, munculnya intoleransi disebabkan semakin kaburnya kesadaran masyarakat tentang pluralitas yang tumbuh dalam masyarakat yang majemuk.

Dengan jumlah penduduk terbanyak nomor empat di dunia, dan setengah dari seluruh penduduknya adalah perempuan. Menjadikan peran perempuan Indonesia dalam mengatasi permasalahan intoleransi tidak bisa diabaikan. Perempuan mempunyai potensi besar mengatasi permasalahan intoleransi, perempuan berperan sebagai ibu memupuk sikapnya untuk altruisme, kasih sayang dan rela berkorban. Kecenderungan perilaku toleran tersebut patut menjadi modal bagi perempuan untuk menjadi aktor kunci dalam melawan intoleransi.

Baca Juga  Yakin dia Jodohmu? Atau Jodohmu Dia?
***

Perempuan bisa menjadi benteng untuk menjaga kemajemukan bangsa dari ancaman intoleransi.  Maka, penting bagi perempuan melakukan penguatan diri sebagai benteng dari intoleransi; seperti membentuk kelompok diskusi untuk mencerahkan pemikiran, dan meningkatkan pemahaman perempuan tentang toleransi; serta enggerakkan nurani untuk menguatkan jaringan perempuan menolak masuknya paham intoleransi, terutama meningkatkan pemahaman toleransi pada titik rawan penyebaran, seperti kampus, pengajian dan lokasi/fasilitas strategis lainnya.

Selain itu, penting pula meningkatkan kapasitas perempuan, termasuk meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Membangun pola relasi seimbang dengan berbagai pihak, sehingga tidak mudah terpengaruh pihak lain. Tak kalah penting, melakukan dialog antar kelompok perempuan dalam beragam isu yang berbeda untuk meningkatkan peran membangun perdamaian, membentuk perempuan yang progresif dan berdaya. Pada situasi demikian, perempuan bisa menjadi pendeteksi dini intoleransi dan konflik.

***

Penguatan peran perempuan dalam menangkal intoleransi dapat kita mulai dari lingkungan keluarga. Dengan sikap tersebut menjadikan perempuan mampu melihat perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungannya dan selalu siap menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Perempuan memiliki insting mengasuh, membuatnya lebih peka dan bisa menjadi pendeteksi utama ketika ada masalah intoleransi dalam keluarga dan komunitas. Perempuan biasanya lebih tahu dinamika yang ada di dalamnya, sehingga setiap komunitas memiliki konteks yang berbeda dan strategi yang berbeda.

Kemudian, perempuan juga dapat memainkan peranan penting dalam menghadapi intoleransi, baik secara individu maupun kolektif, baik di arena pribadi, rumah tangga, komunitas dan publik. Perempuan memainkan peran yang beragam, sebagai ibu, pendidik, pekerja, anggota masyarakat, anggota organisasi kemasyarakatan dan anggota organisasi agama.

Banyak tokoh perempuan yang telah memulai gerakan mengatasi permasalahan intoleransi. Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang dengan gigih memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Ayu Kartika Dewi, mencetuskan Program Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali–menggelorakan nilai keberagaman, toleransi antar-pelajar di Indonesia.  Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Pendiri Yayasan Puan Amal Hayati. Lian Gogali pendiri Sekolah Perempuan Mosintuwu di Poso, menyatukan perempuan dari berbagai agama, gerakannya efektif mencegah terjadinya konflik antarumat beragama.

Baca Juga  Antara Palestina, Israel, dan Indonesia

Ada juga Srikandi Lintas Iman Yogyakarta, organisasi yang terbentuk atas kesadaran pentingnya peran perempuan dalam menciptakan keharmonisan di tengah masyakarat multikultural. Cristine Hakim, menyuarakan semangat toleransi melalui film; yang menurutnya selama memahami kehidupan sebagai sebuah keberagaman, toleransi mudah dilakukan. Indrawati Soegandi, seorang pengibar Bendera Pusaka di Istana Presiden pada masa Presiden Soekarno, konsisten menyampaikan pentingnya pancasila dan semangat kebangsaan.

***

Dari sekian banyak tokoh yang menyuarakan toleransi secara praksis, membuktikan bahwa pemberdayaan perempuan merupakan hal yang perlu kita lakukan dalam menguatkan narasi/kampanye toleransi. Mengatasi masalah intoleransi memerlukan dukungan bersifat jangka panjang, tidak hanya ketika terjadi permasalahan; namun, juga setelah permasalahan berakhir. Hal ini penting untuk mendorong pemberdayaan perempuan, untuk terus melanjutkan perdamaian dan menghadapi secara kritis intoleransi di dalam keseharian kehidupan bermasyarakat.

Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna yang sesuai dengan keberagaman Indonesia, kita memang ditakdirkan sebagai pribadi yang berbeda namun tetap satu. Menjadi perempuan yang senantiasa mencerahkan pemikiran, menggerakan nurani, membentuk pribadi yang progresif dan berdaya seperti Rahma.ID. Keberagaman membuat kita semakin kaya dan kuat, bukannya untuk terpisah dan lemah. Terus semangat untuk membangun Bangsa Indonesia.

Penulis : Regina Salsa Gandi (Mahasiswi DIII Keperawatan asli NTB. Instagram : @Reginajibran)

Bagikan
Post a Comment