f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
rewang

Perempuan dan Gerakan Sosial dari Tradisi Rewang

Karakter masyarakat desa dengan ciri khasnya yakni guyub rukun, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengembangkan sikap tenggang rasa dan gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Hal ini sebagai wujud penerapan sila ke-2 dalam pancasila. Tidak hanya itu, suasana aktivitas sosial di desa dengan beragam tradisi seperti gotong royong dan rewang masih terjadi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beragam tradisi, suku dan agama yang masih bertahan di tengah-tengah arus majunya teknologi seperti sekarang ini. Keberagaman ini kemudian menciptakan tradisi masyarakat untuk saling berinteraksi.

Suatu hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial pada masyarakat secara berkelanjutan misalnya ada kepercayaan, budaya, bahkan kebiasaan. Berbicara tradisi rewang, istilah jawa yang memiliki arti sebagai aktivitas baik oleh laki-laki maupun perempuan yang mendukung suksesnya acara tersebut.  Kegiatan masyarakat dengan mengerahkan sumber daya manusia. Seperti memberikan waktu, tenaga, dan berbagai sumbangan untuk membantu dan meringankan beban salah satu seseorang yang akan melaksanakan suatu hajatan. Hal ini tidak hanya terkait urusan kemanusian, tetapi juga menghindari hukum sosial. Tradisi tersebut masih bertahan di masyarakat Desa Granting, Kupaten Klaten.

Kegiatan ini merupakan tradisi yang masih ada di Indonesia, tepatnya di desa Granting. Rewang biasa berlangsung di rumah warga yang sedang memiliki hajatan seperti pernikahan, kematian, khitanan dan lain sebagainya. Dengan tujuan membantu secara sukarela menyumbangkan bantuan tanpa perhitungan waktu dan tenaga agar meringankan tenaga dan biaya keperluan dari pemilik hajat tersebut. Seperti urusan memasak, menyiapkan dan menata tempat sudah menjadi wilayah umum untuk dikerjakan bersama.  

***

Masyarakat yang terlibat terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu, serta remaja putra dan putri. Setiap kelompok ini biasanya sudah mengerti bidang pekerjaan mereka masing- masing, meskipun tidak ada pembagian secara tertulis. Rewang menjadi kegiatan sosial masyarakat juga menjadi bagian dari ciri khas gotong royong masyarakat desa Granting. Hal menarik pertama dalam tradisi rewangan di Desa Granting ini adalah, kemampuannya untuk melibatkan banyak orang. Meskipun berasal dari kelompok ekonomi yang berbeda, tingkat pendidikan yang berbeda, maupun kepercayaan agama yang berbeda tidak menyurutkan untuk melakukan rewang.

Baca Juga  Perempuan, Matriarki dan Kekerasan

Kedua, para perempuan lebih mendominasi dalam setiap peran sebagai bentuk upaya perempuan dalam kegiatan kemanusiaan dan perdamaian. Hal ini terlihat dalam tradisi rewang. Para perempuan dengan dominasi para ibu-ibu terlihat aktif dan kompak bersama-sama untuk saling mengingatkan agar mengumpulkan jimpitan beras atau uang untuk diberikan kepada keluarga pemilik hajatan. Sekaligus berlanjut dengan membantu meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu rewangan. Di tengah rewangan tersebut para ibu-ibu sembari bertukar cerita. Melempar canda tawa dan sesekali memakan lemper bersama untuk mengobati rasa lelah dan jenuh.

Dengan mempertimbangkan hal ini, tradisi rewang bisa kita lihat dari peranan perempuan yang bersikap aktif demi terwujudnya perbaikan keadaan. Oleh karena itu, rewang yang berbasis sukarela bisa menjadi upaya membangun kebiasaan inisiatif dan partisipatif dalam kehidupan sosial dan politik. Walau tidak bisa kita pungkiri peran perempuan masih berkutat dalam wilayah domestik, tetapi dalam rewang, kontribusi mereka sangat berdampak kepada masyarakat.

***

Memang peran para perempuan di Desa Granting tentunya bukan hanya menjadi simbol tingginya tingkat gerakan sosial tetapi sekaligus mendobrak stigma negatif yang menempel pada perempuan. Seperti padangan perempuan hanya pandai bergosip dan berbelanja. Tentunya pengorbanan para perempuan ini menjadi hal penting untuk mendapatkan apresiasi. Sehingga kehidupan harmonis, ramah, dan terbuka menjadi sebuah hal yang perlu kita perjuangkan sebagaimana terefleksikan dalam rewang. Pada saat yang sama dapur juga menjadi penghubung nilai-nilai sosial perempuan yaitu silaturahmi. Apalagi dalam tradisi rewang sangat kuat akan nilai-nilai kehidupan yang setara, adil, dan harmonis.

Tradisi rewang yang masih lestari di desa Granting sudah berlangsung sejak dahulu. Tradisi rewang ini juga menjadi salah satu bentuk keberagamaan di desa Granting. Sebagai umat muslim landasan dalam memahami nilai – nilai tersebut diderivasi dalam Q.S Al -Hujurat ayat 13, yang berbunyi:

Baca Juga  Gerakan Sosial Baru

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْر

Artinya : Wahai manusia, Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”

***

Derivasi ayat di atas terbentuk bahwa perbedaan kepercayaan, agama dan adat istiadat pada suatu tempat harus dilestarikan dengan baik agar tidak hilang. Perbedaan maupun kemajuan teknologi tidak menjadi penghalang untuk merawat tradisi dan budaya yang dianggap tidak sesuai dengan hukum Islam. Melainkan bagaimana tradisi itu teresapi dengan nilai-nilai Islam karena manusia yang hebat adalah manusia yang tahu bagaimana menjaga dan mempertahankan tradisi dan budaya setempat.

Tradisi Rewang di desa Granting menjadi wujud nyata perempuan mencintai perdamaian dan nalurinya untuk merawat gerakan sosial dalam hal apapun. Selalu hadir dengan kepedulian terhadap sesama. Gerakan sosial terlihat bahwa para perempuan dengan dominasi ibu-ibu di Desa Granting dengan solidaritasnya saling membantu satu sama lain terkhusus untuk pemilik hajat yang membutuhkan bantuan tenaga dan biaya pengeluaran lainnya agar teringankan. Tradisi rewang harus tetap lestari dan bisa menjadi contoh. Bahwa perempuan juga ikut terlibat dalam gerakan sosial meskipun dalam lingkup pedesaan. Karena dengan dimulai ruang lingkup terkecil, mungkin nilai sosial tersebut akan menjalar dan merambat ke wilayah yang lebih luas lagi.

Bagikan
Post a Comment