f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
anak berbohong

Ketahui Penyebab Anak Usia Dini Berbohong dan Cara Mengatasinya

Ayah dan Bunda ketika mengetahui anak berbohong biasanya Ayah dan Bunda akan merasa kecewa. Kemudian menganggap bahwa anak sudah melakukan sesuatu yang buruk. Padahal di usia dini, ia belum bisa dengan mudah membedakan perbuatan yang baik dan buruk. 

Tidak perlu merasa bahwa Anda sudah gagal dalam mendidik anak, tidak berhasil dalam menanamkan karakteristik baik pada anak, karena sejatinya menjadi orang tua merupakan pembelajaran seumur hidup. Sehingga ketidaksempurnaan bukan menjadi alasan seseorang menganggap dirinya gagal.

Lebih baik, Ayah dan Bunda mencari jalan tengah solusi dalam mengatasi kondisi di mana anak suka berbohong. Hal tersebut lebih baik dilakukan, dan juga akan memperbaiki karakteristik anak supaya kebiasaan berbohong tidak dibawa hingga ia dewasa. 

Oleh karena itu, penting bagi Ayah dan Bunda mengetahui penyebab anak usia dini berbohong, sebab ada kondisi tertentu yang menjadi penyebabnya.

Penyebab Anak Berbohong

Beberapa kondisi yang menyebabkan anak usia dini berbohong di antaranya:

  1. Merasa penasaran. Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan anak usia dini berbohong adalah merasa penasaran. Rasa penasaran atas reaksi yang Anda berikan, atau rasa penasaran apa yang akan terjadi ketika ia berbohong mendorongnya melakukan eksperimen untuk berbohong.
    Jika dirasa kegiatan berbohong tersebut mengasyikkan, karena tentunya ia akan merasa aman dan tenang saat melakukan kesalahan, maka bukan tidak mungkin ia terus akan melakukannya. Tugas orang tua menjelaskan mana sifat yang baik dan mana yang buruk dengan proses bertahap.
  2. Menghindari kemarahan. Kondisi lainnya yang membuat buah hati Ayah dan Bunda berbohong adalah untuk menghindari kemarahan. Ia melakukannya untuk menutupi kesalahan supaya tidak menerima kemarahan, konsekuensi atau pun hukuman atas perbuatannya.
    Karena seringkali, orang tua memberikan reaksi yang berlebihan terhadap anak ketika melakukan kesalahan. Seperti membentaknya, memarahinya, memukulnya. Hal tersebut yang membuat anak tidak nyaman dan membuatnya memilih untuk berbohong. 
  3. Mendapatkan apa yang ia inginkan. Jika anak menginginkan sesuatu namun sulit untuk mendapatkannya, biasanya ia akan melakukan berbagai cara. Salah satunya adalah berbohong. Misalnya, anak berpura-pura menangis untuk mendapatkan mainan. Karena ia tahu ketika ia menangis dan merengek Anda akan memberikan apa yang ia angin dengan lebih mudah. Sehingga ia melakukannya terus menerus.
  4. Tidak ingin menyakiti hati orang lain. Ada beberapa kondisi yang membuat anak merasa tidak enak untuk mengatakan yang sejujurnya, karena membuat orang lain sedih sehingga ia memilih berbohong. 
Baca Juga  Home Education: Kualitas Hubungan Orang Tua dan Anak
Mengatasi Anak yang Berbohong

Ketika mengetahui anak berbohong pada kondisi di atas, Ayah dan Bunda tidak perlu khawatir. Berikut cara mengatasinya:

  1. Berikan penjelasan pada anak atas konsekuensi ketika ia berbohong. Ayah dan Bunda bisa memberi pertanyaan kepada anak apabila kondisinya terbalik, misalnya jika Ayah berbohong, tanyakan padanya ‘Bagaimana perasaan kamu ketika Ayah berbohong?’. Dengan begitu ia akan mengetahui bahwa tidak ada orang yang suka dibohongi, dan perasaan ketika dibohongi itu menyakitkan.
    Cara ini sangat juga sangat efektif untuk mengajarkan kepada anak mengenai kepekaan terhadap lingkungan dan perasaan orang lain. Jadi ketika hendak melakukan sesuatu ia akan berpikir dua kali untuk melakukannya.
  2. Hindarkan anak dari situasi yang membuatnya berbohong. Contohnya ketika anak melakukan kesalahan di depan mata Anda seperti menumpahkan makanan di lantai, hindari memperjelas kesalahannya dengan menanyakan ‘Siapa yang menumpahkan makanan?’. Sebab pertanyaan tersebut memberinya peluang berkata tidak jujur.
    Hindari juga untuk menanyai anak hanya untuk mengetahui bahwa anak berkata jujur, misal Ayah dan Bunda sebenarnya sudah mengetahui jawabannya, namun tetap menanyakannya kepada anak, hal ini membuatnya berpeluang berkata tidak jujur.
  3. Beri pujian ketika anak berani mengakui kesalahannya. Dibanding memarahi anak ketika melakukan kesalahan, lebih baik ajak ia untuk membereskan kesalahan yang diperbuat, sambil memujinya jika ia mau mengakui kesalahannya. Dengan begitu, anak akan segan berbohong karena tahu Ayah dan Bunda tidak akan memarahinya  menghukumnya.
  4. Mencontohkan berkata jujur. Orang tua adalah panutan anak. Oleh karena itu, untuk mengatasi anak yang berbohong, caranya adalah mencontohkan berkata jujur di depan anak. Sebab anak adalah peniru ulung, dan orang tua menjadi figur contoh yang utama bagi anak. 
    Biasakan untuk selalu jujur di depan anak, karena sekali Ayah dan Bunda berbohong atau mewajarkan berkata tidak jujur, maka ia akan menganggap kebohongan sebagai sesuatu yang wajar dan bukan sesuatu yang salah. 
Baca Juga  Hak Anak Atas Non Diskriminasi

Nah, berikut di atas merupakan penyebab serta cara mengatasi anak usia dini yang berbohong. Dengan mengetahui penyebab anak berbohong, Ayah dan Bunda menjadi lebih mudah dalam mengatasinya. Penanaman karakter sejak dini harus dilakukan agar kelak ketika dewasa ia memiliki sikap yang baik dan teladan.

Referensi:

Laura Visu, Narcisa Prodan, Victoria Talwar (2022). Children’s Lies : Intersecting Cognitive Development, Theory of Mind, and Socialization. Diakses dari:  https://doi.org/10.1002/9781119679028.ch36
Simon and Schuster (2014). The Honest Toddler : A Child’s Guide to Parenting.
Parenting Sciences Bites (2022). At What Age Do Children Begin to Tell Lies  [online: laman web]. Diakses dari: https://parentingscience.com/at-what-age-do-children-begin-to-tell-lies/
The Australia Parenting Website (2022). Lies: Why Children Lie and What To Do [online: laman web]. Diakses dari: https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/common-concerns/lies

Bagikan
Post a Comment