f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
overthinking

Pentingnya Mengendalikan Overthinking pada Remaja (1)

Pengertian dan Penyebab Overthinking pada Remaja

Remaja merupakan tahapan di mana seseorang sedang berada pada masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014, mendefinisikan remaja sebagai penduduk yang memiliki usia 10-19 tahun. Sedangkan menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) remaja merupakan seseorang yang memiliki rentang usia antara 10 sampai dengan 24 tahun serta belum menikah. Pada masa remaja banyak orang mengalami perubahan di dalam dirinya, baik dari segi fisik, kognitif, maupun psikososial (Radhitya W & Santoso, 2020).

Menurut Nursalim (2013) ada beberapa hal yang mempengaruhi emosi remaja, antara lain perubahan jasmani, perubahan pola interaksi dengan orang tua, perubahan interaksi dengan teman sebaya, serta perubahan pandangan tentang dunia luar. Perubahan yang dialami pada saat remaja dapat menimbulkan kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan berlebihan. Kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan tersebut dapat menyebabkan remaja menjadi overthinking atau berpikir yang berlebihan.

Overthinking merupakan perilaku yang terjadi secara normal pada siapapun dengan melibatkan bagaimana proses mereka berpikir (Inayati, 2022). Jika seseorang terus-menerus mempunyai beberapa pikiran yang berlebihan, akibatnya akan menghalangi kemajuan hidupnya. Menurut Megarina (2021) tanpa disadari ternyata overthinking dapat membuang waktu dan menguras energi. Orang yang selalu overthinking akan sulit dalam bertindak atau melakukan sesuatu. hal tersebut dapat membuat seseorang mengalami gangguan kecemasan. Overthinking bisa membuat remaja larut dalam pemikirannya sendiri sehingga dapat menyebabkan muncul perasaan cemas dan takut yang berlebihan. Perasaan tersebut dapat mengganggu produktivitas remaja, menguras tenaga, menyita waktu, serta membuat remaja memikirkan hal-hal yang jauh dari kenyataan.

Faktor yang Mempengaruhi Overthinking pada Remaja
1. Insecure

Insecure atau rasa tidak aman dapat diartikan sebagai rasa takut terhadap sesuatu hal yang dipicu oleh rasa tidak puas serta tidak yakin akan kemampuan diri sendiri. (Mu’awwanah, 2017). Saat seorang remaja memiliki rasa insecure, hal tersebut akan membuat mereka menciptakan topeng agar sisi lain yang ingin mereka sembunyikan tidak dapat dilihat oleh orang lain. Hal-hal yang sering mereka lakukan yaitu membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain, lalu menganggap orang lain lebih unggul dan sempurna, sehingga sering membuat dirinya sendiri supaya dapat terlihat sama dengan orang tersebut. Hal tersebut dapat membuat remaja berpikir bahwa dirinya tidak cukup baik dan merasa kurang bersyukur, sehingga pada akhirnya mereka meremehkan dirinya sendiri atas apa yang sudah ia dapat dan miliki saat ini.

Baca Juga  Menyelami Media Baru Bersama Crystal Abidin
2. Rasa Takut dan Cemas yang Berlebihan

Kebanyakan remaja ketika mengalami overthinking terhadap suatu hal yang belum maupun yang sudah terjadi akan merasa cemas yang berlebihan. Rasa cemas yang timbul secara terus menerus dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan (Kartono, 2006). Perasaan tersebut membuat otak selalu aktif untuk memikirkan serta merenungkan hal-hal yang muncul ketika menjelang tidur malam sehingga dapat mengganggu kualitas tidurnya. Kondisi tersebut membuat remaja menjadi kurang bersemangat, tidak mau belajar, bosan pada setiap kegiatan di sekolah, serta kurang bergairah dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah (Rosyida, 2019).

3. Terlalu Memikirkan Pendapat Orang Lain

Sebagai makhluk sosial, wajar kalau remaja merasa perlu menjaga image atau citra diri yang baik di hadapan orang lain. Oleh karena itu timbul kecemasan dan ketakutan pada dirinya terhadap penilaian orang lain mengenai suatu hal yang mereka lakukan. Remaja biasanya takut dengan komentar yang tidak baik mengenai dirinya serta membuat mereka berusaha untuk memenuhi ekspektasi dan penilaian orang lain. Hal ini merupakan salah satu perubahan remaja terhadap pola pikir yang matang serta berusaha untuk menyesuaikan diri terhadap perilaku dan sikapnya dalam lingkup sosial. Akan tetapi, jika terlalu memikirkan penilaian dan pendapat orang lain juga tidak baik karena dapat menyebabkan hidup remaja akan dikendalikan dengan rasa cemas dan takut, sehingga mereka akan sulit untuk merasakan kenyamanan dalam hidup.

4. Overthinking dalam Hubungan Asmara yang Merubah Psikis Remaja

Di zaman sekarang ini, banyak remaja menjalin hubungan asmara yang mempengaruhi psikis mereka. Ketika sepasang remaja yang terlalu overthinking terhadap satu sama lain akan mengakibatkan pertengkaran sehingga lama kelamaan akan mengganggu kondisi jiwa korban, bahkan tidak hanya psikis yang sakit terkadang banyak pasangan remaja juga melakukan kekerasan secara fisik. Hal ini dikarenakan emosi mereka pada masa remaja belum bisa dikendalikan dengan baik.

Baca Juga  Alami Overthinking; Apakah Hal yang Wajar?
5. Terlalu Berekspektasi yang Tinggi

Ambisi yang kuat memang perlu dimiliki oleh remaja sebagai kekuatan untuk dirinya sendiri. Remaja yang memiliki ambisi kuat berdampingan pula dengan ekspektasi tinggi terhadap pencapaiannya. Akan tetapi memilki ekspektasi yang tinggi bukanlah hal yang selalu baik. Hal tersebut akan membuat seseorang menjadi selalu merasa kurang secara terus menerus. Hal ini akan menyebabkan remaja mengalami overthinking serta menyalahkan diri sendiri jika apa yang sudah mereka lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi.

6. Suasana Hening ketika Ingin Tidur

Suasana hening pada malam hari membuat remaja semakin larut dalam pemikiran negatifnya, hal tersebut mengakibatkan mereka sulit untuk tidur cepat karena otaknya dipaksa untuk terus berpikir. Insomnia pada remaja dapat menyebabkan kualitas dan kuantitas tidur mereka terganggu serta lebih parahnya dapat mengganggu kesehatan mental serta perilaku remaja dalam sehari-harinya.

Tanda-Tanda Overthinking pada Remaja
1. Fokus pada Masalah Bukan Solusi

Ketika dihadapkan pada suatu permasalahan, kebanyakan remaja tidak langsung mencari solusi atas masalah tersebut. Mereka justru lebih fokus dan larut dalam masalah itu tanpa memikirkan cara untuk menyelesaikannya.

2. Terus Merenungkan Hal yang Sama

Seseorang yang overthinking cenderung memikirkan hal yang sama untuk waktu yang lama. Dalam hal ini mereka selalu memikirkan tentang kesalahan atau kekurangan yang ada pada dirinya.

3. Sulit untuk Tidur Nyenyak

Berpikir secara berlebihan, merenungkan hal yang sama, serta selalu bertanya-tanya pada diri sendiri atau larut dalam pemikirannya sendiri ketika malam hari dapat membuat otak terus aktif lalu sulit untuk tidur.

4. Kesulitan untuk Mengambil Keputusan

Ketika remaja dihadapkan pada suatu masalah, kemudian dia ingin mencari solusi atau keputusan untuk masalah tersebut. Remaja yang overthinking akan terlalu banyak mempertimbangkan berbagai solusi serta akibat yang akan mereka dapatkan. Membuat pertimbangan memang hal yang baik, namun ketika mereka hanya berpikir tanpa mengambil keputusan atau mencobanya; mereka tidak akan pernah tahu apakah hal tersebut benar atau salah.

Baca Juga  Mengapa Seseorang Bisa Overthinking?
5. Selalu Menyalahkan Diri Sendiri

Ketika seorang remaja mendapatkan sebuah masalah, kebanyakan dari mereka selalu fokus untuk menyalahkan diri sendiri. Introspeksi diri memang penting, akan tetapi tidak selalu harus menyalahkan diri mereka sendiri ada banyak faktor yang dapat membuat masalah itu terjadi. Daripada fokus untuk menyalahkan diri sendiri; lebih baik memperbaiki apa yang salah serta tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.

Bagikan
Post tags:
Post a Comment