f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
politik

Nelayan Makassar dan Perkembangan Muslim di Australia

Oleh : Nirwana*

Refleksi  Perjalanan  Peserta  AIMEP 2019 Batch 2

Tepat tanggal 16 Juni tahun 2019, saya bersama 4 delegasi lainnya berangkat ke Australia sebagai peserta Australian Indonesia Muslim Exchange Program 2019 (AIMEP). Menjadi peserta dalam program ini  adalah suatu kesempatan prestisius, karena saya dapat berkunjung dan bertemu langsung dengan berbagai tokoh komunitas muslim yang turut berperan penting terhadap perkembangan islam di Australia. Salah satunya kami diajak bertemu dengan Andrew Gardner, seorang mualaf yang kini menjadi tokoh Muslim Inspiratif dari suku asli Wurundjery Aborigin. Andrew merupakan CEO dari Dandenong-Distric Aborigines Co-operative yang merupakan satu-satunya muslim bersuku Wurundjeri di Australia. Andrew menyambut kami dengan sangat ramah dan beliau bercerita banyak hal.

Nelayan Makassar Membawa Akhlak yang Baik

Salah satu yang sangat menarik saat bertemu dengan Andrew adalah ceritanya tentang nelayan Makassar. Dan juga cerita masuknya Islam pertama kali ke Australia melalui masyarakat asli  suku Aborigin. Ketika memperkenalkan diri sebagai orang Makassar, Andrew langsung menyambut dengan hangat. Saya seperti seorang saudara yang baru bertemu dalam waktu yang sangat lama. Ia sangat senang bertemu dengan orang Makassar karena ia percaya bahwa masyarakat Aborigin bisa menerima Islam karena nelayan Makassar hadir membawa akhlak yang baik dan mempunyai sikap yang adil dan penuh keramahan. Beberapa dari mereka bahkan tinggal dan menikah dengan wanita Aborigin. Sebagai orang Makassar, tentu, saya merasa mendapat tempat tersendiri di hati muslim Australia.

Ini adalah awal bagi nelayan Makassar meninggalkan warisan agama dan budaya secara turun temurun di Australia hingga saat ini. Bahkan kepercayaan islam mempengaruhi mitologi Aborigin yang bisa dilihat melalui lukisan gua dan seni lainnya.

Baca Juga  Ukuran Kesuksesan Seorang Muslim

Menurut Andrew jejak-jejak Islam bisa ditemukan dalam lagu, tarian dan lukisan bahkan ritual pemakaman orang-orang Yolngu di pulau Echo. Misalnya menghadap ke barat selama sembahyang dan ritual sujud yang identik dengan ibadah muslim, bahkan sosok bernama Walitha’walitha yang disembah oleh klan orang Yolngu berasal dari frasa Arab’ Allah ta’ala yang berarti Tuhan yang ditinggikan.

Jejak Masuknya Islam di Australia

Jejak masuknya Islam ke Australia yang tidak bisa dilepaskan dari para nelayan Makassar juga didokumentasikan di Islamic Museum Australia yang berada di Anderson Road, Thornbury, Victoria. Para pelaut dari Makassar datang untuk mencari teripang di pantai utara Australia, salah satunya di daerah Arnhemland. Mereka datang pada bulan Desember dan menetap beberapa lama di Australia untuk membeli teripang dari penduduk asli. Interaksi antara pelaut Makassar yang kebanyakan beragama Islam dengan warga Aborigin pun tak bisa dihindarkan; sehingga secara spiritual suku Aborigin di sebelah utara Australia terpengaruh agama Islam.  

Dalam perkembangannya, Muslim di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat setelah Kristen,  Atheisme (tanpa agama), dan Budhisme. Menurut data dari Islamic science and Research Academy of Australia (ISRA) jumlah muslim di Australia berdasarkan sensus 2016 mencapai 604,200 (2,6%) dari total 24,4 juta jumlah penduduk Australia.

Masjid sebagi Islamic Center

Komunitas muslim Australia pun makin berkembang ditandai dengan pesatnya pembangunan masjid. Beberapa masjid yang dikunjungi oleh peserta AIMEP menunjukkan ciri khas negara dari komunitas muslim yang membangunnya. Misalnya masjid komunitas muslim dari Mesir, maka bangunannya akan mencermikan arsitektur dan budaya Mesir. Komunitas muslim dari berbagai negara tersebut dinaungi oleh organisasi besar islam yang menjadi media penghubung kepada pemerintah Australia; seperti Islamic Council of Victoria di Melbourne dan Australian  Federation of Islamic Council yang berpusat di Sydney.

Baca Juga  Poligami (2): Memuliakan Janda -Janda dan Keadilan Anak-Anak Yatim

Tidak seperti kebanyakan masjid di Indonesia, masjid-masjid di Ausralia tidak sekadar sebagai tempat ibadah. Namun merupakan Islamic Center yang menjadi pusat aktivitas masyarakat muslim, misalnya tempat diskusi, belajar, olahraga, dan kegiatan lainnya, pun dilengkapi dengan fasilitas olahraga maupun perpustakaan. Hal ini dilakukan untuk menarik jamaah, khususnya para pemuda untuk lebih intens berkunjung ke masjid.

Selain itu, pesatnya perkembangan Islam di Australia tidak lepas dari peran komunitas muslim dari berbagai negara yang turut mempromoskan Islam sebagai agama yang damai.

Pertemuan dengan Andrew Gardner dan beberapa tokoh muslim lainnya  pada program AIMEP 2019 menambah wawasan saya bahwa hubungan di antara keduanya bukan hanya tentang perdagangan; tetapi juga tentang pertukaran kebudayaan yang membuat keduanya saling mengenang satu sama lain hingga lintas generasi.

Upaya untuk tetap menjaga hubungan kedua negara pun tetap dilakukan, baik dari pemerintah Australia maupun Indonesia. Salah satunya melalui program AIMEP ini. Bagi saya pribadi perjalanan sebagai peserta AIMEP 2019 menjadi refleksi keberagamaan, sekaligus memperluas persepsi saya bahwa masih banyak hal yang wajib diketahui dan dipahami untuk menjadikan kita bijak dalam beragama. Sekarang telah genap 1 tahun kami dari Australia namun Kenangan Negeri Kangguru  serta pelajaran yang kami dapat  dari sana  tetap menyertai perjalanan keberislaman kami.

*)Penulis adalah Alumni AIMEP 2019, aktivis perempuan muda Sulawesi Selatan

Bagikan
Post a Comment