f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
ibu tiga kali

Mengapa Ibu Didahulukan Sebanyak Tiga Kali?

Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menekankan bakti kepada ibu, jawabannya yang indah tersebut menarik para mufassir berkomentar akan betapa rasul sangat menghormati seorang ibu, dan agar siapapun yang membaca teks hadits tersebut tidak keliru.

Kita harus berbakti kepada kedua orang tua, baik ayah maupun ibu, mereka memiliki hak yang sama. Adapun tentang penyebutan ibu sebanyak tiga kali, berdasarkan hadis berikut ini.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟, قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Penjelasan Hadis

Menurut Ibnu Bathal dalam Fathul Bari, hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Luqman ayat 14: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.”

Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala menyamaratakan antara ibu dan ayah dalam hal mendapatkan bakti dari anaknya, kemudian Allah menyebutkan khusus ketiga tahap yang dialami oleh seorang Ibu.

Baca Juga  Rumah Tangga Masa Depan yang Setara

Lantas, apa saja ketiga tahap tersebut? Beliau menuturkan bahwa tiga tahap yang dimaksud adalah kesulitan seorang ibu pada saat mengandung, melahirkan, dan menyusui. Ketiga tahapan inilah yang hanya dirasakan oleh seorang ibu.

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengomentari hadis tersebut tentang mengapa ibu disebutkan sebanyak tiga kali sebelum ayah. Karena seorang ibu mengalami kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, dan ketiga hal tersebut hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu yang tidak dimiliki seorang ayah. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi, 10/239)

Imam Al-Qurthubi sampai mengistilahkannya dengan ‘tiga kehormatan’ bagi ibu, rasa hormat Rasulullah juga rasa hormat kita semua sebagai anak yang telah dikandung, dilahirkan, disusuinya dan dibesarkannya, inilah maksud Rasulullah menekankan bakti atas tiga fase yang tidak mudah dilewati seorang ibu tersebut.

Dalil Lain yang Menguatkan

Tentang penderitaan seorang ibu yang tak terbalaskan, bahwasanya sebuah hadis menceritakan seseorang sedang mengelilingi Ka’bah sambil menggendong ibunya. Ketika bertemu Rasulullah, dia bertanya, Apakah aku telah membalas kebaikannya?” Rasulullah menjawab. ‘Belum, bahkan itu belum sepadan dengan salah satu penderitaannya (yaitu rasa sakit ketika melahirkan),” (HR Bazzar).

Satu aja tidak sepadan dari tiga penderitaan seorang ibu di atas. Selain itu, ada hadis Rasulullah dari Mughirah bin Syu’bah riwayat Bukhari Muslim yang dalam sebagian redaksinya menyebutkan bahwa Allah mengharamkan kalian berbuat durhaka pada ibu, mengubur anak perempuan hidup-hidup, dst. (Lihat HR. Bukhari no. 1407 dan Muslim.no. 593).

Timbul pertanyaan, mengapa penyebutan durhaka dalam hadis tersebut hanya pada Ibu. Ibnu Hajar berkomentar bahwa ibu sebagai wanita lemah menyebabkan lebih mudah durhaka kepadanya. Atas kondisi tersebut, hadis ini juga memberikan penekanan untuk senantiasa bertutur kata yang lembut kepadanya serta berlaku penuh cinta kasih daripada kepada ayah. (Fathul Bari, 5/68)

Baca Juga  Kebahagian Ibu di Masa Pembelajaran Daring

Figur wanita yang berbeda dengan pria juga semakin menegaskan tentang mengapa ibu harus didahulukan. Apalagi, titik lemah seorang wanita menyebabkan kedurhakaan anak rentan tertuju padanya.

Tak hanya itu, berbakti kepada Ibu diyakini Ibnu ‘Abbas sebagai amalan yang sangat utama dan istimewa sehingga mampu menghapus dosa besar sekalipun. Diriwayatkan seseorang menemui Ibnu ‘Abbas dan berkata:

“Aku meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih bisa bertaubat? Ibnu Abbas berkata: apakah ibumu masih hidup? Ia menjawab: tidak. Ibnu Abbas berkata: bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan dekatkanlah dirimu kepadaNya sebisamu.”

Seorang sahabat yang melihat kejadian itu kemudian menemui Ibnu ‘Abbas. Nama sahabat tersebut bernama ‘Atha bin Yasar, beliau mempertanyakan Ibnu ‘Abbas tentang mengapa beliau mempertanyakan ibunya.

Maka Ibnu ‘Abbas menjawab: “Aku tidak mengetahui amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allah ta’ala selain berbakti kepada ibu.” (Syu’abul Iman, 7313)

Kesemua dalil tersebut semakin menegaskan betapa besarnya hak seorang ibu. Bukan tentang penafian bakti pada ayah, sebab keduanya memiliki hak yang sama. Namun tiga fase yang tidak dilalui ayah itulah yang menyebabkan rasul sangat menghormati sosok ibu. Bahkan Ibnu ‘Abbas yang menjadi mufassir berkat doa rasul pun meyakini keutamaan bakti pada ibu sebagai kifarat dosa dan wasilah dekat dengan Allah.

Di sisi lain, wanita yang lemah dan  tidak sekokoh pria semakin berpeluang menjadi objek kedurhakaan anak. Atas dasar itu pulalah, Ibnu Hajar menekankan bakti kepada ibu dengan takaran yang lebih dibanding ayah.

Kesimpulannya, seorang ayah saja sudah begitu sangat berjasa dalam turut andil membesarkan anaknya dengan penuh keringat dan kelelahan. Seorang ibu menanggung lelah yang sangat luar biasa tersebut masih atas tiga fase sulit yang ayah tidak melewatinya.

Baca Juga  Pola Asuh Abusive: Mencetak Generasi mental Baja, Mewariskan Trauma

Wallahu a’lam

Bagikan
Post tags:
Post a Comment