f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
immawati berkemajuan

Catatan Awal Tahun : Membumikan Risalah Immawati Berkemajuan

Upaya perjuangan perempuan dari masa pra-Islam sampai detik ini telah mengantarkan pada hidupnya gerakan perlawanan terhadap segala bentuk perbudakan, penindasan, kekerasan, dan segala perilaku buruk, khususnya perempuan alami.

Sebab adanya stigma negatif terhadap perempuan, pandangan misogini, beban ganda dan dominasi patriarki dicederai oleh tafsir agama secara tekstual secara serampangan serta sistem kebudayaan dan politik yang memaksa perempuan menjadi sekedar pilihan kedua.

Segudang permasalahan lain pun turut menjadi fokus isu gerakan perempuan saat ini. Kesehatan mental, kesehatan reproduksi, pernikahan dini, stunting pada anak, cyber harassement, UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan lain sebagainya.

Untuk mengawali tahun, maka perlu untuk merefleksikan dan mengurai kembali bagaimana dan seperti apa gagasan IMMawati berkemajuan untuk menajawab persoalan struktur maupun kultural yang semakin kompleks. Sebagai tangan kanan Risalah Perempuan Berkemajuan yang ‘Aisyiah usung pada muktamar lalu.

Risalah Perempuan Berkemajuan dalam ‘Aisyiyah

Gerakan IMMawati Berkemajuan merupakan adopsi dari Risalah Perempuan Berkemajuan yang ‘Aisyiah gaunglan. Senafas dan seirama dengan spirit Muhammadiyah, gerakan perempuan berkemajuan mengarah pada gerakan perempuan yang memiliki basis keilmuan, juga memiliki karakter kecendekiawanan. Sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa perempuan hanya mampu mengisi ruang domestik, namun bisa juga eksis dalam ruang publik.

Dalam narasi Risalah Perempuan Berkemajuan, juga berbicara tentang kelahiran gerakan perempuan Islam. ‘Aisyiyah mengambil ibrah dari pemahaman surat An-Nahl ayat 97. Bahwa Islam hadir untuk menghapuskan tabiat kaum jahiliyyah yang bertindak semena-mena terhadap perempuan. Islam memberi ruang dan kesempatan setara kepada laki-laki dan perempuan yang beriman dan beramal salih untuk meraih kehidupan yang baik dan balasan terbaik dari Allah.

Kemudian melalui perbincangan panjang, hikmah ayat tersebut dan ayat-ayat lain yang senada telah mendorong para perempuan untuk meraih ilmu pengetahuan seluas-luasnya, berperan dalam kemajuan teknologi, berkiprah di ruang publik, meraih prestasi dan meningkatkan potensi, juga mengukir peradaban di seluruh aspek kehidupan.

Baca Juga  Wujudkan Ruang Aman Pendidikan dengan Satgas PPKS
Risalah IMMawati Berkemajuan: Bagaimana posisi IMMawati?

Semangat perempuan berkemajuan juga selayaknya menjadi landasan IMMawati dalam bergerak. Kita ketahui bersama bahwa pembahasan tentang gerakan IMMawati tidak akan lepas dari permasalahan perempuan. Perempuan memiliki dua pengalaman, yaitu pengalaman biologis seperti mestruasi, hamil, melahirkan, nifas, menopause dan juga pengalaman sosial, maksudnya adalah keberadaan perempuan di ruang publik maupun domestik.

Kadangkala pengalaman biologis perempuan sangat mempengaruhi pengalaman sosialnya. Kesulitan yang perempuan alami pada pengalaman biologisnya, menuntut untuk tidak ada kesempatan di ruang publik. Jelas tidak mudah melalui pengalaman biologis tersebut, tanpa adanya support system atau lingkungan yang mendukung. Maka pengalaman biologis maupun pengalaman sosial ini saling berkesinambungan dan tidak bisa dipisahkan.

Bagaimana posisi IMMawati? Pertama, Penting untuk dipahami juga terkait relasi organisasi. Maksudnya adalah terlepas dari bidang apa, seharusnya antara IMMawan dan IMMawati saling mendukung atau menjadi support system satu sama lain. Tidak melabeli suatu pekerjaan atau bidang berdasarkan gender. Misalnya tugas sekretaris atau bendahara hanya dibebankan pada perempuan. Mulailah IMMawati menempati posisi strategis dan menjadi seorang penggagas dalam ikatan.

Kedua, IMMawati harus paham kondisi di dalam strukturalnya atau berbicara terkait relasi organisasi. Terkadang pembahasan seputar gender, pendidikan seksualitas hanya dibebankan pada Bidang IMMawati saja. Padahal baik laki-laki maupun perempuan seharusnya tidak ada lagi gap atau batasan-batasan yang sama saja seperti menutup diri tapi disisi lain ingin dipahami.

Ketiga, mengetahui pembagian peran pada ranah struktural komisariat hingga pusat. Diskursus gender dan seks seharusnya sudah selesai pada tataran komisariat. Kemudian di cabang, lingkaran pembahasan diperluas. Misalnya pada tataran cabang. Bagaimana kondisi atau isu apa yang bergulir tentang permasalahan perempuan di daerah setempat.

Baca Juga  Indonesia Darurat Musuh Bayangan

Contoh lain di lingkungan kampus, IMMawati harus tahu sejauh mana kampus melindungi hak-hak perempuan dan juga regulasi jika terjadi kasus kekerasan berbasis gender. Selanjutnya, lakukan kajian dan bagaimana usaha untuk mengentaskan permasalahan tersebut. Begitupun pada tataran daerah hingga pusat. Sehingga ter-integrasi dari tataran pusat hingga komisariat tentang bagaimana IMMawati bergerak.

Keempat, hendaknya IMMawati tidak luput dalam mengawasi roda pemerintahan termasuk peraturan tentang relasi gender dan seks. Dalam hal ini adalah UU-TPKS (Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual). Setidaknya IMMawati bisa mengkaji isi serta dampak dari disahkannya UU-TPKS. IMMawati juga turut mensosialisasikan secara hierarki. Sehingga peran IMMawati tidak lagi berpusat pada hal administrasi, namun juga gagasan yang berisi.

Risalah IMMawati Berkemajuan juga tidak bisa lepas dari Trilogi dan Trikoda IMM sebagai salah satu identitas dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Pemahaman trilogi seyogyanya dalam bergerak, tidak hanya cocokologi saja. Namun, juga berdasar pada data yang mendukung untuk mengentaskan isu maupun permasalahan.

Pemahaman trikoda sebagai karakteristik kecendikiawanan yang harus para IMMawati miliki. Artinya berkemajuan di sini, IMMawati tidak hanya berhenti dan berputar-putar pada pembahasan gender, namun juga memiliki inovasi dalam penyelesaian segudang permasalahan perempuan.

Sebagai penutup, penulis ingin mengutip kata-kata dari IMMawati Dila Farhani yang ia sampaikan pada Launching dan Bedah Buku Menafsir Gerakan IMMawati Berkemajuan.

Untuk IMMawati,

Tidak hanya mengisi ruang diskusi, tapi mulailah untuk menciptakan ruang diskusi; Tidak hanya membaca buku saja, tapi mulailah untuk menciptakan karya; Tidak hanya menasehati dalam kebaikan, tapi mulailah untuk memberikan seperti apa bentuk kebaikan

Bagikan
Post a Comment