f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
rumah baca ilalang

Khomsatun, Pendiri Rumah Baca Ilalang di Blitar

Berawal dari tugas satu mata kuliah yang akhirnya mengantarkan aku dan enam temanku menemukan sebuah taman baca sederhana yang kerap disebut rumah baca. Ya, rumah baca, karena memang tempatnya satu bangunan dengan rumah pemiliknya. Sehingga sebagian besar orang-orang menyebutnya sebagai rumah baca.

Pemilik rumah baca ini adalah seorang wanita bernama Khomsatun yang kini berusia sekitar berusia 45 tahun. Ia berhasil mendirikan rumah baca pada tahun 2015 silam dengan nama rumah baca Ilalang. Rumah baca Ilalang ini terletak di kota Blitar, tepatnya di jalan Citandui No.26, Tanggung, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kami, Khomsatun mengaku mendirikan rumah baca ini karena dendam pribadi masa lalunya. Dendam karena saat beliau masih duduk di bangku sekolah tidak mampu membeli buku pelajaran dan sulitnya mengakses buku bacaan. Bahkan lantaran tidak memiliki buku cetak suatu mata pelajaran mengakibatkan ia sering mendapatkan hukuman dari gurunya.

“Dari situ saya dendam sama diri saya sendiri. Dan saya dulu juga berpikir pokoknya anak-anak saya nanti harus terpenuhi bukunya. Jangan sampai mereka nanti keterbatasan buku seperti saya,” tuturnya.

Khmasatun hanyalah seorang anak dari keluarga sederhana yang menjadikannya tidak mungkin mampu membeli buku cetak. Akhirnya saat itu dia nyambi bekerja sebagai menteng kendang (pelukis di kendang) yang upahnya beliau gunakan untuk  membeli beli buku. Namun saat ini Khomsatun hanyalah seorang ibu rumah tangga yang nyambi menjual gorengan.

Pendapatan dari berjualan ia gunakan saat ini untuk menambah koleksi buku-bukunya, biar tidak mengambil uang dapur. Khomsatun mulai mencicil mengoleksi buku-buku. Pepatah mengatakan, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Pepatah itulah yang menjadi prinsipnya. Kemudian sekitar tahun 2015 Khomsatun merasa buku-buku koleksinya sudah cukup banyak dan bisa menjadi bahan bacaan. Lantas ia berinisiatif membuka rumah baca dengan nama Ilalang.

Baca Juga  Memeluk Mimpi (3): Pecah Telur
Rumah Baca Ilalang Menjangkau Semua Kalangan

Dikutip dari Radar Tulungagung, Khomsatun memberikan nama rumah bacanya dengan nama Ilalang. Menurutnya rumput ilalang punya filosofi tersendiri. Di mana  rumput ilalang termasuk rumput yang tidak akan pernah mati meskipun diinjak bahkan dibakar pun juga akan tetap tumbuh. Maka dari itu ia berharap agar rumah bacanya ini kelak tetap akan tumbuh meskipun nyala apinya kecil. Juga tetap bisa memberikan manfaat bagi orang lain khususnya orang di sekitarnya dan orang-orang di luaran sana pada umumnya.

Untuk genre buku yang ada di sini cukup banyak. Bukunya mulai dari anak-anak hingga tingkat mahasiswa, menjangkau untuk semua kalangan. Bahkan beliau membeli beberapa buku untuk referensi mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhirnya. Khomsatun juga mengizinkan pengunjung atau orang yang mau pinjam buku boleh dipinjam tanpa batasan hari, namun dengan satu syarat. Syaratnya sangat mudah yakni peminjam harus merawat buku tersebut.

Rumah baca ini memang sangat sederhana, buku-buku hanya diletakkan di rak yang terbuat dari kayu namun koleksi bukunya sangat banyak. Beliau menjadikan garasi (tempat memarkirkan kendaraan) untuk meletakkan 6 rak buku dengan tinggi sekitar 2 meter yang masing-masing rak mampu menampung 6 tingkat buku diletakkan di pinggir kanan dan kiri tembok. Kemudian satu rak buku dengan panjang 1 meter-an yang mampu menampung 4 tingkat buku diletakkan sebagai pembatas antara ruang tamu dengan ruang keluarga.

Khomsatun menjelaskan untuk saat ini ada beberapa mahasiswa yang magang di tempatnya. Mereka membantu membuat katalog. Selain sebagai rumah baca, Ibu Khomsatun juga menjadikan rumahnya sebagai basecamp pendakian. Beliau menjelaskan teman-teman pendakiannya terkadang juga membantu menyampul buku-bukunya.

Sayangnya rumah baca Ilalang milik Khomsatun ini kurang dalam hal promosi. Ia hanya menggunakan akun pribadinya untuk mengenalkan rumah bacanya ini kepada khalayak. Dan amun akunnya pun juga sudah tidak aktif selama kurang lebih 2 tahun. Kebanyakan orang-orang termasuk saya dan keenam teman saya bisa mengetahui rumah baca ini dari google maps dan googling.

Baca Juga  5 Gerakan Bersama Keluarga saat Ramadan

Ada rasa was-was kami saat akan berkunjung ke sana, karena jarak dari kampus ke sana cukup jauh. Rasa was-was kami adalah rumah bacanya sudah tidak aktif karena tidak adanya akun sosial media. Postingan serta review terakhir di google maps pun sudah dari satu tahun yang lalu dan google maps nya juga tidakmencantumkan nomor yang bisa dihubungi.

Namun yang perlu dikagumi dan patut untuk kita tiru ialah Khomsatun seorang penggerak dan pegiat literasi di kota Blitar. Mungkin jarang kita temui apalagi di zaman yang sudah serba canggihnya teknologi ada seorang yang masih peduli dengan nasib anak-anak yang kesulitan mengakses buku bacaan.

Bagikan
Post a Comment