f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
ibu

Ibu: Superhero Tanpa Jubah

Bagi kebanyakan orang, tentu setuju jika ibu merupakan sosok yang sangat dekat dengan kita. Kasih sayangnya yang begitu tulus kepada anaknya bahkan tidak bisa kita balas dengan apapun. Sampai-sampai banyak narasi yang mengindikasikan bahwa ibu adalah malaikat tanpa sayap. Tetapi di sini saya sengaja memilih diksi ‘Superhero Tanpa Jubah’ karena sangat sesuai dengan ibu saya yang kuat dan juga tangguh layaknya Superhero.

FYI, saya hidup berdua dengan ibu saya. Ayah saya meninggal pada saat saya umur 3 tahun, dan kakak saya sudah berkeluarga dan tinggal sendiri ketika saya masih kecil. Selisih umur kami memang lumayan jauh. Sebenarnya saat remaja, saya sempat mengalami krisis percaya diri karena tidak terlahir dari keluarga yang ‘ideal’, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Apalagi saat remaja saya seringkali menikmati cerita-cerita keluarga bahagia yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Namun, dewasa ini saya sadar bahwa justru sosok ibulah yang sangat berjasa membentuk saya hingga sampai pada titik ini

Sosok yang Tangguh

Menjadi single parent tentu tidak mudah bagi siapapun. Namun melihat saya yang sudah tumbuh sebesar ini, bisa mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah, terpenuhi segala kebutuhannya, saya bisa katakan jika ibu saya berhasil menjadi single parent. Sejak kecil, saya terbiasa melihat ibu melakukan segala sesuatunya sendiri. Ibu saya adalah sosok pekerja keras dan memiliki jiwa inisiatif yang bagus. Akan sangat terlihat semangatnya ketika beliau melakukan hal-hal yang beliau suka dan seakan tidak ada capeknya. Ketulusan yang terpancar saat melakukan sesuatu menularkan semangat kepada saya. Dari beliau saya belajar kalau kebaikan itu menular.

Pola Asuh Ibu

Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda terhadap anak-anak mereka. Menurut saya, tidak ada aturan baku yang ideal mengenai pola asuh pada anak dalam keluarga. Hal ini dikarenakan setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda-beda, maka cara mereka dalam mendidik anak pun akan berbeda-beda pula. Begitu pula dengan ibu saya. Sejak kecil, saya selalu diberi hak pilih oleh ibu saya. Ibu saya tidak pernah menuntut saya untuk mengikuti kemauannya. Semua pilihan benar-benar berdasarkan pada diri saya sendiri. Saya pikir, hal ini yang kemudian membuat saya tumbuh menjadi anak yang ‘nekatan’ dan tidak suka diatur.

Baca Juga  Terima Kasih Ibu (2)

 Dengan pola asuhnya yang membebaskan saya untuk memilih apapun yang saya yakini, saya menjadi lebih berani untuk mengambil keputusan-keputusan besar dalam hidup saya, termasuk ideologi yang saya pegang hingga sekarang juga adalah pilihan saya sendiri. Bayangkan saja, semua hal yang saya jalani adalah hasil pilihan saya sendiri tanpa intervensi dari ibu saya, mulai dari sekolah dimana, mengambil jurusan apa, ingin kursus apa, organisasi yang saya minati, kuliah dimana, dan banyak lagi.

Saya benar-benar harus merenung dan berpikir panjang sebelum memutuskan sesuatu. Dan ketika saya sukses menjalani apa yang saya ambil, saya menjadi lebih percaya diri untuk mengambil keputusan-keputusan selanjutnya. Dalam hal ini tentunya saya juga menjadi selalu belajar untuk bertanggung jawab terhadap apa yang sudah saya pilih.

***

Sebagai manusia biasa, tentu ada saja hal yang membuat diri kita stuck di tengah jalan. Namun, kembali lagi ke konsep awal, ‘Belajar Bertanggung Jawab’ dan akan selalu belajar. Tentu dari pembelajaran ini akan senantiasa memberi perspektif baru sebagai proses pendewasaan. Namun, yang terpenting adalah saya menjadi lebih menikmati perjalanan hidup karena sesuai dengan pilihan saya sendiri.

Namun sisi negatifnya adalah saya harus setting boundaries tanpa bantuan orang tua. Dalam hal ini saya harus benar-benar paham, mana yang baik dan buruk bagi saya, mana yang masih berada dalam batasan dan mana yang sudah terlewat batas. Dan tentu pemahaman tersebut tidak ujug-ujug datang begitu saja, tapi melalui proses yang cukup panjang. Saya juga sering kewalahan mengatur diri saya sendiri. Namun hal yang juga sangat saya syukuri adalah saya berada dalam circle-circle baik yang sangat mendukung menjadi pribadi yang lebih baik. Lingkungan saya yang berperan besar dalam membangun perspektif-perspektif yang kemudian membentuk saya.

Baca Juga  Ibu (Tidak) Membunuh Anaknya
Doa Ibu di Pagi Hari

Restu dari orang tua adalah hal yang sangat urgent ketika kita melakukan sesuatu. Ia ibarat kunci dari pintu-pintu keberkahan dari apa yang kita lakukan. Karena saya melakukan sesuatu atas dasar pilihan saya sendiri, restu dari ibu tentu tidak boleh terlupa. Sedikit cerita, kami mempunyai ritual yang dilakukan setiap pagi yang mungkin juga dilakukan keluarga pada umumnya sebelum beranjak dari rumah. Setiap pagi sebelum saya berangkat sekolah, kuliah, acara, atau apapun itu, ibu saya selalu mendoakan saya saat saya menyalami tangannya. Doanya sederhana, “Semoga lancar dan sukses ya, Nak. Hati-hati di jalan, doa terus”.

Doa sederhana inilah yang menemani setiap kegiatan yang saya jalani. Doa yang menebus segala keraguan dan kegelisahan yang saya alami. Sekaligus yang mengantarkan saya pada keyakinan bahwa segala hal yang saya lalui akan baik-baik saja dan saya hanya perlu percaya pada diri sendiri. Walaupun hidup tanpa ayah, setidaknya saya punya doa ibu di pagi hari.

Bagikan
Post tags:
Comments
  • Iefone

    Meaningful 🤍

    Juli 13, 2023
Post a Comment