f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
energi feminin

Energi Feminin yang Tepat: Jodoh Mendarat dengan Selamat

Pernahkah Rahmania mendengar, ujaran yang bernada saran tapi sangat menukik tajam di sanubari terdalam perempuan? “Jangan terlalu sukses, nanti laki-laki tidak berani mendekat” Hal ini memicu dilema dan ketakutan yang tak mendasar bagi sebagian perempuan. Akankah kesuksesan karirnya yang menjadi penyebab laki-laki insecure bahkan akan menghambat jodoh.

Tulisan ini dilatarbelakangi dari obrolan dengan teman, dia perempuan hebat yang independent. Mampu bagi dia berdiri sendiri tanpa melibatkan laki-laki, karena dia selalu bisa diandalkan.

Kondisi pikiran di semester akhir mendukung sebagian mahasiswa memikirkan sesuatu yang jauh dari kata penting. Kegiatan hanya berfokus di skripsi sehingga memiliki banyak waktu gabut, alhasil overthinking yang mubazir.

Perempuan Mandiri

“Kita ini ga jelek-jelek amat, tapi kok jarang ada yang deketin.” Ini menjadi sub pembahasan kala itu. Meskipun pada dasarnya kami berdua sudah berjanji tidak ingin pacaran karena ingin menjaga kesucian hanya untuk mas imam di masa depan.

Meskipun di pertengahan jalan, jujur kami sendiri masih kadang tergiur. Namun, di antara kami saling menguatkan, akhirnya tetap istiqomah sampai sekarang, menanti lamaran yang pasti saja. Tetapi, hati perempuan siapa yang tak gundah meski perkara jodoh sudah Tuhan atur sebelum kita lahir di dunia antah-brantah.

Berbicara mengenai keresahan ini, perempuan independen dan mas jodoh yang tak kunjung mendekat atau lebih tepatnya belum waktunya mendarat ini merupakan permasalahan menarik bagi kaum hawa. Lantas perlakuan seperti apa yang sebenarnya harus kami lakukan?

Kelanjutan dari percakapan kami berujung kesimpulan yang menggantung.  Yaitu laki-laki sebagian besar mencari cewek yang “menye-menye” (membutuhkan laki-laki di setiap lini kehidupannyauntuk dijadikan pasangan hidupnya). Hal ini berangkat dari asumsi, laki-laki cenderung ingin selalu diberi makan egonya.

Idaman Laki-laki

Ego laki-laki yang merasa harus selalu dibutuhkan, dan hal ini tidak ditemui dari perempuan mandiri.

Baca Juga  Komitmen Muhammadiyah untuk Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender

Lalu bagaimana kabar perempuan superwomen yang terbiasa tidak bergantung pada siapapun? Mereka cenderung bisa berdiri tegak dan mengatasi segala masalah sendiri. Meskipun di lubuk hati terdalam ia juga membutuhkan sosok untuk bersandar.

Namun, keadaan membuatnya terbiasa melakukan berbagai hal sendirian. Model perempuan seperti ini entah mengapa jarang ditemui perannya sebagai pacar. Dalam dunia pacarana, perempuan model seperti ini juga akan menganggap aktivitas pacaran adalah hal yang tidak berguna dan membuang waktu.

Setelah penulis telusuri, perempuan independen, tidak menye-menye, tegas, dan berani ambil risiko ini ternyata mengadopsi energi maskulin.

Inilah yang menyebabkan jarang sekali laki-laki yang memiliki energi serupa untuk mendekat. Konteks di sini meskipun berhubungan dengan aktivitas pacaran jangka dekat, dan pencarian pasangan hidup jangka panjangnya. Sehingga krusial untuk dibahas.

Tulisan ini bukan menggiring para perempuan untuk tidak independent dan berani berkarir pesat karena takut tidak ada laki-laki yang mendekat; yang seakan-akan mengaminkan pernyataan di atas. Hanya saja, di sini akan memaparkan apa itu energi feminin? Tujuannya apa? Dan bagaimana mendaparkannya?

Apa itu Energi Feminin?

Setiap orang pada dasarnya memilki sifat feminin dan maskulin tanpa dipengaruhi jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Hanya saja, sifat mana yang cenderung dominan dan akan muncul ke permukaan. Sifat feminin itu sendiri ialah lawan dari sifat maskulin.

Maskulin yang mengekspresikan diri fokus pada tujuan, membuat kemajuan, menyelesaikan pekerjaan, dan selalu progesif ke depan. Sedangkan feminin lebih ke bergerak mengalir mengikuti intuisi, kreatif, dan mudah menyesuaikan diri dengan proses internal.

Di era yang serba cepat dan tuntutan semakin berat ini, membuat sisi maskulin lebih dihargai daripada sisi feminin. Hal inilah yang menciptakan perasaan tidak seimbang, baik dari segi individu maupun budaya.

Baca Juga  Interaksi Wanita Haid Dengan Al-Qur’an Menurut Ulama 4 Mazhab

Perempuan yang cenderung dominan energi maskulinnya, ia menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja, dan sangat minim istirahat; tidak menyempatkan berlibur, dan sangat jarang terhubung dengan orang lain.

Terlalu menghargai sifat maskulin dan mengabaikan sifat feminin, menjadikan perempuan lebih bergantung pada hal di luar manusia. Mereka tidak bisa memahami diri sendiri. Menjadi terlalu maskulin dan kurang feminin membuat banyak dari kita merindukan sesuatu yang lain hal yang meremajakan.

Hubungan Sifat Feminin dan Relationship

Energi maskulin di dunia modern disalahpahami sebagai energi terkuat yang setiap orang berlomba untuk mendapatkan. Penyebab utama yang menjadikan perempuan ingin memilikinya untuk sukses dan bertahan hidup. Akan tetapi, dilansir saintbelford.com hal ini memicu berbagai masalah; Pertama, pertentangan dengan energi inti perempuan. Kedua, mendepolaris daya tarik atau menciptakan konflik dengan energi maskulin.

Bagaikan kutub magnet yang saat kutub senada disatukan akan menghasilkan gerakan yang saling menolak. Mereka akan melakukan gerakan tarik menarik saat terjadi perbedaan di antara mereka.

Kecenderungannya, perempuan yang cenderung memiliki energi maskulin lebih besar akan bertemu dengan laki-laki yang memiliki energi dominasi feminin. Hal ini tentu akan melelahkan bagi perempuan yang kodratnya memiliki fitrah ingin dilindungi.

Ketika polaritas tidak seimbang, seperti permasalahan feminin bertemu feminin ataupun maskulin bertemu maskulin, akan mengakibatkan disharmoni dengan kesalahpahaman yang sering terjadi di antara kutub yang sama tersebut.

Cara Mendapatkan Feminin Energy

Kita tidak mampu mengendalikan pasangan kita apalagi dengan energi yang ada di dalamnya. Hal yang menjadi perjuangan dan perhatian kita ialah sudahkah kita menempatkan diri sesuai porsi diri kita masing-masing?

Berikut cara untuk kembali pada energi inti kita.

Pertama, seorang yang bias mengenai energi dalam diri biasanya mereka yang sibuk mengurus kepentingan orang lain, namun menerlantarkan kebutuhan diri sendiri. Hal ini yang menjadikan kebingungan pribadi dalam diri. Hal ini bisa kita atasi dengan luangkan di pagi hari sekadar 3-5 menit untuk menenangkan diri sendiri. Kenapa di pagi hari? Karena ini satu-satunya waktu yang energi masih full yang kita miliki dan belum terkontaminasi dengan kepentingan orang lain. Bisa kita ambil aktivitas, meditasi, olahraga, berdoa, membaca buku menarik.

Baca Juga  Kotak Amal yang Tak Menjadi Amal

Kedua, untuk memvalidasi perasaan dan ekspresi diri, coba tuangkan itu semua dalam buku harian/journal. Tulis segala kekhawatiran dan kebahagian, harapan dan kekecewaan, kesuksesan dan kegagalan tanpa menghakimi diri sendiri. Hal ini mempu untuk melihat sejauh mana perasaan atau logika kita bermain di sana.

Ketiga, cari beberapa minat yang paling kita sukai sehingga hal itu membuat kita merasa hidup. Misal mengikuti komunitas, mengembangkan hobi, atau sekadar hal kecil semisal penataan ruangan atau style pakaian yang mencerminkan kalian

Keempat, evaluasi lagi cara kita terhubung dengan orang lain. Jika merasa bosan dengan kehampaan hidup yang tak ada hal lain yang memberi warna. Perbaiki lagi komunikasinya. Satu hal terpenting pokok dari segala keterhubungan ini, perbaiki komunikasi dengan sang kuasa dan juga orang tua, terutama ibunda.

Kesimpulan

Semua kembali ke diri masing-masing tidak ada yang salah dari kedua energi, maskulin ataupun feminin. Asal sesuai dengan takaran yang pas. Kita tidak menafikan bahwa saling ketergantungan antar pasangan membuat hubungan akan semakin erat jika harmoni selaras. Selamat menilik lebih jauh ke dalam diri masing-masing, Rahmania.

Bagikan
Post a Comment