Dalam Doa

1/
Telah lahir partikel-partikel kehidupan
dari rahim sang alam
setiap hari bunyi riuh gemeresik dedaunan
selalu bertasbih penuh kepatuhan
setiap waktu langit dengan tenang
selalu memuji kalimah-Nya penuh ketulusan
setiap detik angin yang menyapa
selalu mengeja sisa hitungan tasbih-Nya penuh kelembutan

2/
Malam begitu lindap
selindap bibir ini yang kaku
menyebut almanak kudusMu
masihkah ku bisa merasakan dengan hati yang bergetar
saat memasuki perjalanan dengan jantung yang bengkak penuh noda dan kepalsuan
masihkah ku bisa merasakan dengan hati yang bergetar
mendengar kumandang azan yang terkadang terlalaikan
inilah aku si fakir yang miskin
ingin meminta secercah cahaya lilin
sebagai doa untuk penanda kehidupanku yang alpha
tuk menuju pintu suciNya

Keagungan Cinta

Cinta-Mu begitu jernih

mengalir seperti mata air
memberikan kesejukan di sekitarnya
Semua makhluk bersuka cita
Matahari pun bahkan redup hanya dengan menyebut asma-Nya
Cinta dari Sang Maha diatas segala
Sungguh beruntung bagi orang memilikinya
Seluruh alam bertasbih memuji keagungan-Nya

Maut Sang Perindu

Kutulis sedih dihening malam yang putih
dengan tubuh berdebu
ku ingin mendaruskan sebait sajak- sajak doa didalam dinding hati yang telah lama purba menuju pintu suciNya
pintu yang telah lama terkunci dan tak pernah tersentuh oleh mata kalimah-Nya
ku ingin bila nyala lampu telah meredup
engkau hadiahkan kepadaku maut sang perindu
maut yang bermata biru jernih
sebagai awal perjumpaanku kepadaMu