f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kesehatan mental keluarga

Integrasi Pola Asah, Asih dan Asuh dengan Konsep Threelitas Ciptakan Kesehatan Mental dalam Keluarga

Berbagai elemen di Indonesia sangat memiliki relevansi, peran dan urgensinya masing-masing dalam mengoptimalkan berbagai aspek yang ada di kehidupan sehari-hari. Salah satu elemen utama dalam kelompok masyarakat yang memiliki urgensi besar dalam pembentukan karakter dan mental seseorang yaitu pada satuan keluarga.

Keluarga merupakan satuan kekerabatan mendasar yang ada di tengah masyarakat. Setiap keluarga memiliki fungsi dan perannya masing-masing dalam menciptakan sebuah kesatuan dan harmonisasi relationship. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) fungsi keluarga yaitu pengukuhan ikatan suami istri, prokreasi dan hubungan seksual, sosialisasi pendidikan anak, pemberian nama dan status, perawatan dasar anak, perlindungan anggota keluarga, rekreasi dan perawatan emosi, hingga pertukaran barang dan jasa. 

Namun, berbanding terbalik dengan realita saat ini. Maraknya kekerasan dalam rumah tangga, bullying, pencabulan, broken home dan lain sebagainya tidak sekadar memberikan dampak negatif terhadap keutuhan rumah tangga. Namun, hal-hal tersebut dapat memberikan ancaman gangguan mental terhadap anggota keluarga. Berdasarkan website resmi https://sehatnegeriku.kemkes.go.id  pada Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2020, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Sedangkan untuk saat ini, Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar 1 dari 5 penduduk. Artinya sekitar 20% dari 250 juta jiwa populasi di Indonesia memiliki potensi mengalami masalah kesehatan mental.

Meninjau dari data tersebut, tentu sangat miris dan membuat perhatian khusus dari setiap pakar psikologi, psikiater, dokter, ulama hingga setiap elemen masyarakat Indonesia. Salah satu penyebab fundamental adanya problematika dalam keluarga yaitu adanya peran serta fungsi keluarga yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Maka dalam hal ini dibutuhkan pemulihan dan penguatan kembali fungsi kelurga secara baik dan benar.

Baca Juga  Orang Tua Harus Batasi Penggunaan Smartphone Pada Anak
Pola Asah, Asih dan Asuh dalam keluarga

 Adapun tiga hal dasar yang perlu setiap keluarga lakukan, di antaranya :

1. Asah

Asah merupakan bagian dari kebutuhan terhadap stimulasi mental. Kebutuhan stimulasi ini apabila terbentuk sejak dini, tentu akan mempengaruhi etika, kepribadian, kemandirian, kecerdasan, ketrampilan, hingga produkivitas anak di masa mendatang.

2. Asih

Asih merupakan kebutuhan dasar terkait dengan emosional pada anak. Seperti keluarga yang saling memberikan rasa aman, rasa cinta, kasih sayang, apresiasi, saling menghargai dan saling memberikan perhatian.

3. Asuh

Asuh dapat didefinisikan sebagai kebutuhan biomedis keluarga. Seperti kebutuhan asupan gizi, papan, sandang dan kebutuhan dalam penjagaan / pemeliharaan kesehatan.

Penerapan Konsep Threelitas dalam Keluarga

Threelitas merupakan kepanjangan dari moralitas, spiritualitas dan intelektualitas. Tiga hal ini merupakan hal penting yang perlu setiap aggota keluarga terapkan. Karena komponen threelitas ini menjadikan sebuah pondasi kuat dalam membangun atau memelihara keluarga.  Adapun penjelasan lengkap terkait threelitas tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Moralitas

Moral atau adab merupakan tata cara seseorang dalam berperilaku, berkata dan berpikir. Moralitas menjadi sebuah hal penting yang perlu setiap individu miliki. Moralitas juga akan memberikan pengaruh terhadap pola hubungan dan komunikasi interpersonal dari setiap individu di lingkungan keluarga hingga lingkungan masyarakat.

2. Spiritualitas

Jika membahas spiritualitas, maka akan berhubungan dengan bagaimana setiap individu mengelola rohani, ibadah, keyakinan dan hal lainnya yang menuju pada hubungan vertikal (antara dirinya dengan Tuhan). Hal ini pun menjadi sebuah bekal penting untuk setiap anggota keluarga dalam meningkatkan spiritualitasnya, agar setiap hal yang mereka lakukan pun tidak keluar dari konteks atau ranah agama.

3. Intelektualitas

Intelektualitas atau kecerdasan manusia juga akan mempengaruhi bagaimana setiap individu berperilaku, bertutur kata, berpikir hingga mengontrol dirinya di tengah interaksi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Moralitas tanpa spiritualitas dan intelektualitas maka tidak akan sempurna, akan terjadi ketidakseimbangan dalam diri setiap individu.

Baca Juga  Hak Anak atas Bimbingan dan Pengasuhan

Maka dari itu, tiga hal tersebut sangat memiliki integrasi kuat agar tercipta pribadi manusia yang semakin lebih baik hingga tidak mudah melakukan penyimpangan, kekerasan seksual ataupun bullying dalam keluarga.

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pola asah, asih dan asuh dalam keluarga perlu diintegrasikan secara maksimal dengan pembekalan moralitas, spiritualitas dan intelektualitas. Sehingga peran dan fungsi yang dilakukan oleh keluarga secara kompleks dapat diimplementasikan secara baik dan benar. Mengingat gangguan mental dalam keluarga menjadi sebuah problematika yang sangat memiliki urgensi untuk selalu diupayakan solusinya. Maka dari itu, mengupayakan didikan yang maksimal dalam keluarga menjadi sebuah hal penting untuk melahirkan keluarga yang harmonis dan terhindar dari segala gangguan mental. Telebih dalam mengupayakan terciptanya SDM yang unggul, berkualitas, dan berkarakter sebagai wujud kontribusi untuk memajukan bangsa Indonesia di era emas 2045 mendatang.

Bagikan
Comments
  • Dif

    ✨✨✨✨✨🤍

    Januari 12, 2023
Post a Comment