f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
celengan cinta

Celengan Cinta

“Siang-siang gini enaknya minum es coklat ya dek…” seru Sadam sambil berkhayal.

“Iya sih, tapi gak ada es coklat di rumah dan gak punya uang lagi buat beli,” ungkap Sita.

Di siang hari yang terik ini, Sadam dan Sita sedang melamun mendambakan es coklat. Es coklat penuh dengan rasa manis yang segar dan lengkap dengan varian topping yang dapat membuat semua anak yang menikmatinya menjadi senang.

“Sadam.. Sita .. Ayo makan,” teriak mama dari dapur.

Sadam dan Sita pun serentak menjawab “Iya, maa” dan bergegas ke dapur.

“Jangan lupa makan sayur dan minum air putihnya ya,” Mama mengingatkan Sadam dan Sita.

“Iya, ma,” lagi-lagi Sadam dan Sita menjawab dengan serentak.

Mama setelah menyiapkan makanan untuk Sadam dan Sita pergi ke kamar untuk melakukan sholat.

Ide Sadam

Setelah selesai makan, Sadam dan Sita mencuci piringnya masing-masing. Itulah yang selalu diajarkan orang tua mereka, hidup mandiri dengan membereskan piring dan sendok yang telah digunakan. Mama selalu membiasakan untuk membereskan dan bertanggung jawab pada sesuatu yang telah diperbuat.

“Sita, ayo ikut aku,” ucap Sadam yang memecahkan lamunan Sita.

Sita yang belum sempat menjawab perintah kakaknya itu langsung ditarik menuju kamar kak Seli.

“Kenapa ke kamar kak Seli,” tanya Sita kebingungan.

“Ssstttt…. jangan keras-keras. Aku tahu di mana letak celengan kak Seli, jawab Sadam dengan berbisik.

“Lalu, kenapa?” tanya Sita masih kebingungan.

“Ya ampun Sita, uang di celengan kak Seli bisa kita gunakan buat beli es coklat,” bisik Sadam dengan penuh semangat.

Sadam sangat mendambakan es coklat sehingga ia akan mengambil uang celengan kak Seli. “Astagfirullah itu mencuri, kak. Mencuri itu gak baik, dosa juga. Kalau kak Seli, mama, dan papa tau gimana? Allah pasti juga marah,” ungkap Seli dengan polos.

“Iya sih, tapi gimana ya dek,” jawab Sadam dengan nada rendah.

*

Sadam dan Sita memang sudah diajarkan untuk berperilaku jujur dan santun oleh kedua orang tuanya. Tak jarang mereka juga diajak pergi ke masjid untuk melakukan sholat berjamaah dan mendengarkan kajian atau majelis.

Baca Juga  Kisah Persahabatan Dua Bunga

“Celengan cinta, ” baca Sita pada badan celengan tersebut, lalu ia bertanya “Apa ya maksudnya, kak?”

“Gak tau, yang kakak tau, kakak mau ambil uang ini,” jawab Sadam dengan santai.

“Kakak yakin?” tanya Sita lagi.

“Kamu mau sekarang minum es coklat dan berani wujudkan keinginanmu atau hanya di sini sambil berangan-angan tentang es coklat saja,” tanya Sadam. Dengan keinginan yang sangat dalam, Sadam menghalalkan segala cara agar dapat membeli es coklat kesukaannya.

Sadam diam sejenak, lalu mengocok-kocok celengan tersebut agar uang di dalamnya keluar. Namun sayangnya tidak ada uang yang keluar. Sadam pun tak kehabisan cara, ia melihat barang-barang di sekelilingnya untuk mengeluarkan celengan tersebut, tanpa merusaknya. Sadam mengambil satu batang penebah kasur dari sapu lidih untuk menarik uang dalam celengan tersebut. Sita yang melihat itu pun terheran-heran dan bertanya “Emang bisa kak?”.

“Kita coba aja dulu,” jawab Sadam sambil mencoba mengeluarkan uang dalam celengan tersebut.

Akhirnya dengan kegigihan, Sadam berhasil mengeluarkan satu lembar uang kak Seli. Sayangnya, uang tersebut dirasa belum cukup untuk membeli es coklat yang mereka inginkan. Dengan rasa yang kurang puas, Sadam pun mencoba mengeluarkan uang lagi dari celengan kak Seli.

Kini sudah ada dua lembar uang yang dapat mereka belikan es coklat. Mereka pun bergegas membeli es coklat di dekat rumah. Tak disangka hanya tersisa dua es coklat di toko tersebut.

“Alhamdulillah, masih rezeki kita nih dek,”, ucap syukur Sadam.

“Iya sih, tapi ….” Sita tidak melanjutkan ucapannya.

Menikmati Es Coklat

Sesampainya di rumah mereka langsung mencuci tangan, lalu menikmati es coklat dengan lahap. Es coklat milik Sita ada topping meses dan parutan coklat, sedangkan Sadam memilih toping perutan coklat dengan isian boba.

“Widiih enak tuh,” celetuk kak Seli yang datang menghampiri mereka.

“Eh kak Seli, iya kak enak dong,” jawab Sadam dengan ragu-ragu.

Tanpa basi-basi, kak Seli pun meminta es coklat milik Sadam dan Sita.

Baca Juga  Dalam Doa

“Dapet uang dari mana kalian, kan gak berangkat sekolah?” tanya kak Seli penasaran.

“Kita ambil dari celengan,” jawab Sadam dengan singkat.

“Kakak haus apa doyan sih?” tanya Sita sambil melihat kak Seli yang tak henti menikmati es coklatnya.

“Rakus,” celetuk Sadam dengan bercanda. Mereka pun tertawa bersama-sama.

“Bentar dong, pelit banget sih,” jawab kak Seli sambil menikmati es coklat Sita, lalu melanjutkan ucapannya “Tapi kakak bangga lo, adik-adiknya kakak ini bisa nabung. Keren deh kalian pokoknya. Kakak juga nabung lo di celengan. Celengan kakak bernama celengan cinta,” ungkap kak Seli dengan senang.

“Maksudnya apa itu, kak?” tanya Sita.

“Celengan kakak bernama celengan cinta karena uang di celengan itu akan memberikan cinta pada siapa saja, termasuk kado buat mama”, jawab kak Sita dengan bangga.

“Ha kado buat mama?” jawab Sadam dengan kaget.

Di tengah-tengah menikmati es coklat, Sita pun berteriak “Udah kak, jangan banyak-banyak.”

Seperti halnya dengan kakak dan adik lainnya, mereka bertiga pun juga sering saling bentak karena hal-hal kecil. Kadang Sita suka marah jika jatah makanan atau jajannya berkurang karena dinikmati oleh kak Seli maupun Sadam. Begitu juga sebaliknya. Tapi itu semua tidak membuat cinta kasih ketiga saudara tersebut berkurang.

“Iya, mama kan bentar lagi mau ulang tahun,” jawab kak Seli singkat sambil meninggalkan mereka berdua.

Siapa Takut?

Sadam dan Sita menjadi merasa tak enak hati atas tindakannya yang kemarin. Mereka ingin mengembalikan uang kak Seli, tetapi takut kak Seli marah. Ditambah mereka tidak memiliki banyak uang. Hal yang paling menyesakkan adalah ternyata uang celengan kak Seli digunakan untuk kado Mama. Mama adalah manusia yang paling mengerti dan penuh kasih sayang.

“Kakak gak tau dek, kalau celengan kak Seli untuk kado mama”, ujar Sadam dengan perasaan sedih.

“Sebaiknya kita jujur aja ke kak Seli, kak,” ungkap Sadam dengan tegas.

“Iya sih, emang kamu berani?” tanya Sadam dengan lesu.

“Gimana ya?” Sita kembali tanya ke Sadam.

Baca Juga  Cinta dan Nafsu

“Kakak sih sebenarnya takut,” jawab Sadam.

“Inget pesan mama kak, jangan takut mengakui kesalahan,” jawab Sita mengingatkan.

“Kak Seli pasti marah sama kita,” jawab Sadam dengan sedih.

“Walau kak Seli marah, pasti mau memaafkan adik-adiknya yang lucu ini,” jawab Sita dengan bercanda centil.

“Oke, siapa takut. Berani berbuat harus berani bertanggung jawab,” ungkap Sadam dengan meyakinkan.

Mereka pun bergegas menuju kamar kak Seli untuk mengakui kesalahan.

Celengan Cinta Bersama

“Kak Seli…,” panggil Sita dengan sedikit merayu.

Kak Seli yang merasa aneh hanya memperhatikan mereka berdua. Sadam pun mulai bercerita dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukannya yaitu mengambil uang di celengan cinta milik kak Seli. Kak Seli tercengang dan kembali memperhatikan mereka berdua.

“Maaf ya kak,” ucap Sadam dan Sita sekali lagi.

“Jadi celengan yang kalian maksud adalah celengan kakak?” tanya kak Seli dengan kesal.

Sadam dan Sita hanya terdiam melihat kekecewaan yang terpancar dari wajah kak Seli. Tampak wajah kesal terpancar dari wajah kak Seli. Kak Seli sebenarnya ingin memberikan kado berupa jam tangan untuk mama. Karena ia pernah melihat mama masih menggunakan jam tangan yang sudah berkali-kali rusak dan dibawa ke tempat service. “Trus gimana uangku yang sudah kalian pakai?” tanya kak Seli dengan sedikit kesal.

Sadam dan Sita kini berjanji akan mengembalikan uang itu dan ikut menabung untuk kado mama. Kak Seli pun memaafkan kesalahan kedua adik kesayangannya itu.

“Janji ya jangan ambil uang atau barang yang bukan miliki kalian lagi,” ucap kak Seli.

“iya kak, janji,” jawab Sadam dan Sita serentak.

Sadam dan Sita sangat menyesal atas perbuatannya kemarin. Kini mereka berjanji untuk tidak mengambil uang maupun barang milik orang lain. Sadam dan Sita sejak saat itu juga ikut menabung untuk membeli kado mama. Sadam dan Sita pun berjanji untuk mengisi penuh celengan cinta tersebut. Mereka bertiga pun saling berpelukkan.

Bagikan
Comments
  • Ika Purwasari

    Bagus jalan ceritanya dan mengandung unsur budi pekerti yang luhur… Good Job anak Muda🥰😍🙏💙

    September 18, 2021
Post a Comment