f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
broken home

Broken Home Juga Punya Sisi Menarik

Broken home adalah sebutan untuk kondisi keluarga yang tidak utuh atau tidak harmonis. Biasanya, obrolan mengenai  hal ini selalu mengarah pada dampak negatif yang mungkin terjadi jika sebuah keluarga berada dalam kondisi ini. Tapi ternyata, ada juga sisi menarik dari broken home pada anak yang mungkin saja belum dibahas.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2021 memaparkan data mengenai perceraian. Perceraian di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 530 ribu pada tahun tersebut. Sehingga, pada tahun 2021 keluarga yang berada dalam kondisi tidak utuh atau tidak harmonis mencapai 580 ribu. Sedangkan pada tahun 2022, jumlah kasus perceraian mencapai 388.358 kasus.

Penyebab utama kasus perceraian pada tahun 2022 adalah adanya perselisihan dan pertengkaran. Broken home juga bisa terjadi karena salah satu atau kedua orang tua mengalami kematian, masalah finansial, perbedaan pendapat, hingga kekerasan dalam rumah tangga.  

Dampak negatif yang ada pada anak, seperti rendahnya rasa percaya diri, menurunnya prestasi, dan dampak lainnya menjadikan kondisi ini seolah tidak punya sisi positif. Padahal, ada beberapa hal yang bisa kita lihat ke dalam diri seorang anak yang ternyata ia dari keluarga yang broken home.

Bagian Lain dari Broken home

Ternyata terdapat beberapa sisi lain dari dampak broken home pada anak yang bisa digali lebih dalam.

Pertama, anak yang tumbuh dalam lingkungan broken home akan berusaha mencari cara agar mampu bertahan dalam situasi yang tiba-tiba berubah. Mereka semakin menyadari bahwa dalam hidup, mereka akan menemukan ketidakpastian. Bersamaan dengan pengalaman emosionalnya yang kompleks saat kehilangan, mereka merasa tertantang untuk untuk mengekspresikan diri. Entah dengan cara menulis, menggambar, mempelajari seni, atau hal lain yang berkaitan dengan kreativitas. Hal seperti inilah yang pada akhirnya akan menyembuhkan mental dan menjadi sumber inspirasi yang kuat bagi mereka.

Baca Juga  Jangan Membiasakan Tebar Persona

Kedua, mereka akan belajar bagaimana mereka mengelola perasaan mereka ketika harus berhadapan dengan kondisi yang baru. Sikap yang fleksibel dan mampu menghadapi perubahan, menjadikan mereka memiliki kemampuan lebih dalam beradaptasi.

Ketiga, tumbuh dengan situasi yang tidak biasa dan sering melihat bagaimana konflik terjadi, membuat mereka belajar agar mampu menyelesaikan masalah dan konflik interpersonal. Kebiasaan seperti ini menantang mereka untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.

Keempat, pengalaman pribadi mereka menciptakan pribadi yang lebih peka terhadap isu-isu sosial dan emosional yang ada di sekitarnya. Mereka lebih empati jika melihat orang yang mengalami kesulitan yang sama dengan dirinya.

Kelima, mereka memiliki motivasi untuk menciptakan keluarga baru. Terkadang, anak yang tumbuh dari keluarga broken home memiliki trauma dan takut untuk memulai hidup baru dengan pasangannya. Namun, tidak jarang pula ada yang justru merasa termotivasi untuk bisa hidup lebih baik dari orang tuanya. Mereka merasa perlu untuk membangun keluarga yang stabil bagi generasi berikutnya. Ketika dewasa, mereka menyadari bahwa mereka perlu menghindari perilaku negatif agar kehidupan barunya kelak mampu menciptakan keluarga yang harmonis.

Pesan Bagi Semua Orang

Jika ada orang tua yang sudah berpisah, maka usahakan tetap menjadi orang tua yang mampu menciptakan kesan baik bagi anaknya. Tetap menunjukkan komunikasi yang baik sesama keluarga dan mengusahakan agar anak tetap mendapatkan hak untuk belajar tentang nilai-nilai yang baik. Orang tua tetap perlu menanamkan nilai kepercayaan diri, keberanian, serta ketahanan diri pada anak.

Bagi masyarakat, mereka perlu untuk memberikan dukungan emosional dan psikologis dengan baik. Selain itu, akan lebih baik jika masyarakat mampu memberikan dukungannya dengan menunjukkan role model mengenai individu yang tetap bisa sukses meskipun tumbuh dari lingkungan yang tidak utuh atau tidak harmonis.

Baca Juga  Upaya Zuhud dengan Decluttering

Anak yang tumbuh dari broken home, juga memiliki hak untuk berkembang dengan potensi penuh tanpa terhambat oleh stigma negatif yang berkembang di masyarakat. Maka, ini menjadi tugas kolektif bagi semua orang agar memberikan edukasi pada sesama masyarakat.

Bagikan
Post a Comment