f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
membangun empati

Bagaimana Membangun Empati di Tempat Kerja?

“Gimana, ada kendala ga pekerjaannya?” atau “Sudah sejauh mana kegiatannya?” itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan mampir di telinga kita saat mengerjakan sebuah kegiatan yang ditugaskan kepada kita di tempat kerja. Ya meskipun itu hanya sebuah pertanyaan basa basi, tapi rasanya kita akan berjuta kali senangnya dan merasa diapresiasi karenanya. Ungkapan itu juga menunjukkan bahwa adanya rasa kepedulian atau disebut “empati” di lingkungan tempat kerja kita. Di mana kepedulian itu kenyataannya adalah salah satu faktor pendorong yang akan menjadi penentu keberhasilan sebuah tim kerja.

****

Ya, tentu saja! Seseorang akan merasa mendapat perhatian dan kepedulian yang mana akan menambah ketenangan dalam bekerja. Karena di sana ada keyakinan bahwa kita bekerja tidak sendiri, ada partner yang memahami kita. Ada tim yang akan selalu memberikan support kepada kita apalagi ketika kita menemukan kendala dan membutuhkan bantuan dari rekan atau atasan. Yaaa, meskipun hanya sebuah ungkapan sederhana. Akan tetapi bentuk apresiasi yang sedikit tadi dapat membesarkan hati para pekerja dalam membangun suasana nyaman dalam suatu lingkungan kerja.

Pada dasarnya setiap orang itu baik, meskipun kadang sikap tidak sesuai dengan apa yang orang lain inginkan. Karena memang pada kasus tertentu kebaikan kita bisa jadi suatu tindakan yang kurang mengenakan bagi orang lain.

****

Sebagai contoh, misalnya ketika kantor tempat rekan saya bekerja menyelenggarakan sebuah pendidikan dan pelatihan selama tiga hari. Yang mana dia dan beberapa rekannya mendapat tugas sebagai panitia. Dan merekapun mulai bekerja mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari menyiapkan sarana, acara, konsumsi sampai memastikan kerapihan ruangan di setiap harinya.

Di tengah pontang panting dan kelelahannya mereka mempersiapkan semuanya, ternyata ada rekan mereka yang juga sebagai panitia tidak menunjukkan kepeduliannya, padahal beliau ini adalah senior yang seharusnya memberikan contoh yang baik kepada yang lain. Sedangkan yang muncul dari sikap beliau malah sebaliknya sikap acuh. Tak peduli bahkan tak mau terjun membantu dan ketika mendapat peringatan, beliau dengan enteng menjawab, “kan ada yang lain yang bisa mengerjakan”. Hmmm…sikap kurang empati beliau ini menyebabkan kekecewaan dari panitia lain yang telah bekerja maksimal.

Baca Juga  Pena Tanpa Tinta

Dan pada akhirnya kejadian itu berimbas pada semangat mereka dalam bekerja,  bahkan pada kesempatan berikutnya mereka menjadi tidak begitu antusias akan program-program kerja yang terprogramkan oleh kantor mereka, karena mereka menganggap kurangnya empati dan kebersamaan dalam bekerja.

Itulah contoh yang menunjukkan kurang terbangunnya empati di tempat kerja di mana hal itu akan menyurutkan semangat dan mematikan produktivitas itu sendiri. Sungguh disayangkan bukan?! Karena sesungguhnya  empati di tempat kerja sangat bisa dibangun.

****

Lain halnya dengan contoh berikut ketika kantor saya menyelenggarakan sebuah proyek pembuatan video pembelajaran yang melibatkan beberapa rekan. Atmosfer empati pada saat itu sangat terasa di mana kami saling peduli untuk saling membantu dalam pengerjaannya,  mulai dari pembuatan skenario, penyiapan properti, pengambilan gambar sampai proses editing hingga selesainya proyek tersebut dan menghasilkan video pembelajaran yang edukatif dan enak untuk ditonton.

Bahkan semangat kami bertambah pada saat hasil video yang kami buat mendapat apresiasi positif dari orang-orang sekitar termasuk pimpinan kami. Rasa lelah terbayar oleh empati yang mereka berikan kepada kami. Dan itu sebuah support tersendiri  yang menjadi bahan bakar semangat kami untuk terus produktif dalam berkreativitas.

Lihatlah, betapa dahsyatnya energi positif hasil dari sebuah empati, hal ini menunjukkan bahwa empati dan produktivitas memiliki korelasi yang sangat nyata. Maka dari itu membangun empati di tempat kerja adalah suatu hal yang sangat penting. Kenapa?! Karena dengan  empati selain bisa menghadirkan rasa nyaman di tempat kerja; empati juga mampu meringankan beban seseorang dari tekanan pekerjaan. Hal ini juga menyebabkan seseorang termotivasi untuk bekerja sepenuh hati dengan segenap kemampuan dan intelektualnya untuk tetap produktif memberikan yang terbaik demi kemajuan tempatnya bekerja.

Baca Juga  Sisi Lain dari Dukungan RUU KIA

Lantas bagaimana cara membangun empati di tempat kerja?

Mleansir dari loker.yaasmin.or.id berikut ini adalah beberapa cara yang bisa jadi upaya untuk membangun atmosfer empati di tempat kerja;

1. Membiasakan komunikasi

Biasakan komunikasi dengan siapapun di tempat kerja, atasan dengan bawahan ataupun dengan rekan kerja. Bangun komunikasi yang baik dan intens sehingga tercipta hubungan kerja yang harmonis. Jadi jangan segan untuk sekedar menanyakan kabar ataupun perkembangan tentang pekerjaan.

2. Menjadi pendengar yang baik

Dengarkanlah ketika orang lain berbicara kepada kita dengan fokus. Hal ini selain akan membuat orang lain nyaman, fokus mendengarkan akan membantu kita menjadi lebih berempati pada lawan bicara kita dan akan membuat orang lain merasa diakui.

3. Pahami diri sendiri

Coba tanyakan pada diri kita tentang perasaan apa yang kita rasakan jika kita berada pada situasi yang sama dengan orang lain, hal ini dapat menjadi dasar untuk memahami situasi yang sedang menimpa orang lain. Contoh: Pahami perasaan sedih yang kita rasakan pada saat kita butuh bantuan tapi tidak ada yang mau membantu kita. Maka rasa sedih itu juga yang akan dirasakan oleh orang lain jika mengalami situasi yang sama dengan kita. Dengan memahami perasaan sedih yang kita rasakan tersebut maka akan memudahkan kita untuk bisa  berempati terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan kita.

4. Pahami orang lain

Coba untuk memahami orang lain meskipun kadang kita tidak setuju dengannya. Ketika orang lain mengemukakan pendapat yang tidak sesuai dengan kita,  jangan langsung mengakhiri percakapan atau menunjukan ketidaksetujuan kita. Tapi gali lebih dalam lagi mengapa orang tersebut berpikiran seperti itu dan coba pahami jalan pikirannya.

Baca Juga  Perempuan Pelayan Warung : Terpaksa Menjual Diri Demi Bertahan Hidup

5. Minta feedback

Jangan ragu untuk minta feedback kepada teman atau rekan kerja mengenai sikap kita terhadap mereka. Dari feedback tersebut, kita dapat belajar bersikap lebih empati sekaligus mengembangkan diri kedepannya.

Gimana, sekarang sudah paham kan tentang pentingnya empati di tempat kerja dan bagaimana cara membangunnya?!

Jika sudah, Yuk hidupkan sikap empati dengan cara mulai belajar dari sekarang untuk saling memahami dan menguatkan satu sama lain di lingkungan tempat kita bekerja!

Sebagai mana sabda Rasulullah SAW, “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan.” (HR. Bukhari).

Jadi tunggu apalagi, hidupkan empati di tempat kerja kita dan rasakan dahsyatnya energi positif yang kita dapat dari empati yang sudah terbangun.

Penulis: Ade Lina Srimulyati

Editor: Wildan Assegaf

Bagikan
Post a Comment