f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kuliah daring

Kuliah Daring Tidak Efektif, Bagaimana Solusinya ?

Kuliah daring menjadi solusi untuk tetap menjalankan kegiatan belajar mengajar di tengah situasi penyebaran virus corona (Covid-19) yang semakin meluas. Namun sampai sekarang kondisi penyebaran Covid-19 belum ada tanda-tanda mereda. Tentu persiapan dari perguruan tinggi untuk menyambut tahun ajaran baru telah dipersiapkan dan besar kemungkinan akan tetap dilaksanakan secara daring. Alasannya, pandemi corona di tanah air belum mengalami penurunan yang signifikan.

Menurut Wahyu Kuncoro SN seorang Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Bhayangkara; dalam suatu artikel mengatakan bahwa masa pandemi Covid-19 memang telah menggoyahkan konsep pembelajaran yang telah berjalan sebelumnya. Akibat terpaan Covid-19, dunia pendidikan menjadi sektor yang terlihat begitu gagap dalam menjalankan proses pembelajaran. Dampak dari pandemi Covid-19 benar-benar telah melemahkan pendidikan kita, kegiatan belajar mengajar tidak dapat berjalan secara normal alias tatap muka. (harianbhirawa.co.id/Gotong-royong Menyelamatkan Pendidikan)

Kebijakan pemerintah menginstruksikan mahasiswa belajar daring memang tidak bisa disalahkan di tengah situasi pandemi ini. Namun harus diakui kebijakan itu belum disertai dengan kesiapan lainnya, sulitnya jaringan hingga biaya tambahan. Pilihan yang tersedia memang tidak banyak, namun pendidikan jangan sampai terhenti. Dengan demikian, kekurangan yang masih terdapat di sana-sini ialah harga yang harus dibayar dari kebijakan yang telah diambil dalam kondisi darurat ini.

Menyelamatkan Pendidikan di Masa Pandemi

Sejak pertengahan bulan Maret lalu, pembelajaran secara daring atau online telah mulai dilaksanakan. Namun sampai saat ini tenaga pendidik dan dosen belum mampu memberikan pembelajaran yang dapat menambah khazanah keilmuan mahasiswa. Tenaga pendidik dan dosen hanya sekedar mentransformasikan pembelajaran dengan memberikan materi berupa soft file dan ditambah beberapa tugas yang belum pernah dijelaskan oleh dosen; kemudian meminta mahasiswanya untuk mengerjakan.

Baca Juga  Belenggu Patriarki dalam Pendidikan Kita

Hal ini yang membuat mahasiswa mengeluhkan teknis pembelajaran kuliah daring karena didasari kesulitan saat belajar. Kebebasan yang diberikan justru membuat terdapat banyak pilihan yang mengganggu fokus dari para mahasiswa.

Perubahan Kebiasaan saat Kuliah Daring

Fenomena ini pun coba dipahami dari segi psikologis oleh Fiona Damanik; seorang psikolog yang saat ini bekerja di Student Support Universitas Multimedia Nusantara. Dalam suatu artikel Fiona mengatakan bahwa hal ini terjadi karena adanya perubahan kebiasaan yang terjadi pada mahasiswa. Awalnya mungkin disambut dengan baik karena menjadi sesuatu yang berbeda, namun setelah dijalankan justru membuat para mahasiswa kembali jenuh dengan rutinitas yang harus dilakukan setiap hari tersebut. (Kompas.id/Hambatan dan Solusi Saat Belajar Daring)

Beban pembelajaran daring yang terlalu berlebihan juga berpotensi mengakibatkan stress. Dalam hal ini, para dosen dapat mengambil jeda istirahat untuk kesehatan bersama, sehingga tidak memaksakan perkuliah berjalan dengan metode seperti biasanya. Sesekali menggunakan metode khusus sehingga dosen dan mahasiswa dapat istirahat. Duduk depan layar terlalu lama juga bisa membuat stress, jadi kesehatan fisik dan mental harus tetap dijaga.

Dalam menjalankan kuliah daring ini, beberapa hal kiranya yang perlu diperhatikan agar proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan nyaman. Dosen dan mahasiswa perlu membahas ulang mengenai kontrak belajar khusus dalam kondisi darurat ini. Sehingga, selama kondisi darurat, dosen dan mahasiswa mengupdate kesepakatan. Komunikasi dan koneksi inilah yang membantu proses pembelajaran menjadi tetap nyaman dan aman.

Dalam konteks ini, harus ada desain pembelajaran yang tidak hanya pemberian berupa tugas. Tetapi juga harus ada pembelajaran berbasis project (masalah), dan mahasiswa menyelesaikan permasalahan tersebut tanpa harus setiap saat dikawal oleh dosen dan tenaga pendidik.

Baca Juga  Orang Tua dan Pendidikan Jarak Jauh; Sebuah Refleksi Singkat

Tentu banyak persiapan yang harus dilakukan untuk memberikan pembelajaran yang efektif; tenaga pendidik dan dosen juga harus diberikan pelatihan dan tergabung dalam suatu tim yang kemudian dapat mendesain proses pembelajaran guna menambah khazanah keilmuan mahasiswa. Tetapi, selama ini hal tersebut belum disiapkan dengan baik dan belum ada terobosan baru mengenai model pembelajaran daring dari kampus.

Menuju Solusi Alternatif

Permasalahan pendidikan, apakah itu melibatkan semua orang, kaya, miskin, tua, muda, swasta, negeri, guru, pemerintah, dan lain sebagainya merupakan keterkaitan yang saling berjalin-kelindan. Setiap bagiannya merupakan konstruksi bagi yang lainnya. Karena itu, menurut saya, solusi bagi penyelamatan pendidikan juga harus memerhatikan sisi-sisi lain yang menjadi bagiannya.

Dengan kata lain, penyelesaiannya harus komprehensif dan berkelanjutan. Sistem penyelenggara yang inovatif, pemerintahan yang cerdas, bersih, berwibawa, dan tenaga pendidik yang berwawasan dan kompeten dibidangnya merupakan prasyarat-prasyarat penting yang harus diperhatikan. Setidak-tidaknya ada beberapa solusi alternatif yang dapat diberikan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pendidikan.

Pertama, mengembalikan kepercayaan publik, baik lembaga-lembaga dibidang pendidikan maupun lembaga pemerintah. Pengembalian ini harus dilakukan dengan membangun sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa dan dengan menerapkan sistem penyelenggara yang adil dan merata. Di kampus atau sekolah, diperlukan para tenaga pendidik yang berwawasan luas yang bukan saja terampil di kelas, tetapi juga melek teknologi dan mampu mendesain pembelajaran secara daring.

Kedua, pembangunan yang adil, pendidikan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat miskin, dan kepekaan kaum elit pada problem-problem masyarakat harus menjadi sikap yang konsisten sehingga dapat memberikan pemerataan kualitas pendidikan.

Ketiga, membangun modal-modal sosial yang dimiliki masyarakat kita antara lain: tradisi gotong royong, musyawarah dan lain-lainnya dapat menjadi instrumen bagi program penyelamatan pendidikan. Kita tidak begitu tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Ketika masih ada kampus atau sekolah yang masih gagap dalam menyiapkan proses pembelajaran tentu juga harus bisa dipahami. Jangan biarkan pihak sekolah atau kampus sendirian yang mengatasi pendidikan  di masa pandemi ini.

Baca Juga  Pernikahan Belva dan Sabrina; Antara Atribusi atau True Self?

Masih banyak alternatif yang bisa ditemukan lagi. Potensi-potensi pendorong dan penghambat yang dimiliki suatu masyarakat harus ditemukan sebanyak mungkin sehingga efektivitas penanganan pendidikan bisa dicapai. Para elit, masyarakat dan tenaga pendidik memiliki peran yang sangat kunci dalam menggerakkan dan menggali potensi-potensi itu.

Terlepas dari pandemi ini, semua orang dituntut untuk tetap bisa menjalankan pendidikan, terlebih dalam kondisi darurat. Niat dan motivasi tinggi untuk berjuang adalah kunci utama, anggaplah kondisi ini sebagai cara untuk bersama-sama belajar menghadapi masalah dengan tenang dan tidak panik.

Fastabiqul Khairat

Bagikan
Comments
  • wahyu k

    Terima kasih sempat baca artikelku……

    Oktober 17, 2020
Post a Comment