f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
pekerjaan rumah tangga tugas istri

Pekerjaan Rumah Tangga Tugas Perempuan (Istri). Kata Siapa?

Keluarga merupakan lingkungan yang setidaknya beranggota-kan suami, istri, dan anak. Kepastian anggota keluarga ini, lazim terjadi dalam mayoritas keluarga di manapun domisili keluarga tersebut. Setiap harinya sang suami mencari pundi-pundi uang demi keberlangsungan anggota keluarganya. Sedangkan, istri atau perempuan dari sang suami mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan anak bersekolah, main dan lain sebagainya.

Kegiatan yang sedemikian rupa yang penulis gambarkan tidaklah sesimpel yang dibayangkan. Perjalanan bahtera keluarga merupakan perjalanan panjang, berliku-liku, problematis, dan penuh dengan konflik yang tak ada dalam materi pelajaran di bangku sekolah, dan perguruan tinggi, kecuali mungkin hanya sedikit.

Salah satu problem keluarga (suami-istri) yang simple tetapi memiliki dampak yang berkepanjangan jika tidak disikapi secara adil ialah pekerjaan domestik berbasis rumah tangga. Artinya, pekerjaan yang berada di dalam rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci pakaian dan lain sebagainya, merupakan contoh konkrit dari pekerjaan domestik.

Seringkali, doktrin yang terbangun di masyarakat luas mengatakan bahwa pekerjaan rumah tangga adalah tugas perempuan (istri). Hal itu berdasar pada asumsi bahwa laki-laki (suami) telah membeli (dibaca: menikahi) perempuannya difungsikan sebagai pekerja rumah tangga. Alih-alih mengatakan bahwa “perempuan adalah dapur dan rumah”, dengan kata lain, tiada lagi pekerjaan yang cocok bagi perempuan (istri) selain pekerjaan rumah tangga.

Bahkan dalam sebagian masyarakat menganggap bahwa sejatinya tugas perempuan ialah 3 M (masak, meteng, manak). Sederhananya, seorang laki-laki (calon suami) jika ingin memilih perempuan (calon istrinya) lazim menuntut perempuan bisa masak, hamil, dan melahirkan anak. Dengan demikian, terlihat jelas bahwa posisi perempuan seakan didiskreditkan di satu sisi. Dan di satu sisi lainnya perempuan dituntut untuk melakukan tugas domestik selama keberlangsungan sebuah rumah tangga.

Baca Juga  Hadist Ini Perbandingan Akal Laki-laki dan Perempuan ?

Ketegangan yang muncul di atas, memunculkan persoalan bahwa apakah pekerjaan rumah tangga adalah tugas mutlak untuk perempuan (istri)? Atau bolehkah laki-laki (suami) menjadi pekerja rumah tangga? Melalui artikel singkat ini, penulis ingin memaparkan bagaimana sejatinya regulasi dari sisi agama, undang-undang, dan kemasyarakatan Indonesia.

Biasanya, dalam sebuah rumah tangga istri memiliki peran sebagai pengatur urusan rumah tangga. Sedangkan kewajiban suami terhadap istri dalam Islam adalah mencari nafkah. Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi, ada beberapa laki-laki (suami) memiliki mindset bahwa ia adalah mutlak pemimpin dalam segala hal dan otoritatif. Dengan demikian, perlu adanya upaya untuk meluruskan sehingga eksistensi perempuan (istri) dalam ruang lingkup keluarga diakui dan didengarkan oleh anggota keluarga tak terkecuali suami yang menjadi pengambil keputusan.

Ada banyak riwayat yang mengabarkan tentang sosok ideal Nabi Muhammad Saw., yang menjadi suami rumah tangga dalam Islam. Salah satu riwayat menyatakan bahwa saat Aisyah ditanya, “Apa yang dilakukan Nabi di rumah?”. Beliau menjawab, “Beliau ikut membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya.” (HR. Bukhari). Dalam riwayat lainnya juga bahwa Nabi tidak ragu mengerjakan semua jenis pekerjaan rumah tangga.

Melalui riwayat-riwayat hadis riwayat Aisyah di atas, menegaskan bahwa nabi Muhammad Saw., adalah fakta nyata sebagai suami rumah tangga. Semua orang tahu kesibukannya dalam mengajarkan Islam dan berdakwah di luar ruang keluarganya. Tetapi beliau tidak segan untuk memberikan contoh bahwa pekerjaan rumah tangga ialah tugas bersama. Nabi telah memberi teladan kepada para suami bahwa mengerjakan pekerjaan rumah bukanlah hal yang tabu. Suami harus menyadari bahwa meskipun tampak sepele, pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan yang berat.

Istri dituntut untuk bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu untuk berbakti dan membuat suami senang dan betah di rumah. Namun hanya karena satu tugas utama suami sebagai pemimpin keluarga adalah mencari nafkah, bukan berarti tidak bisa menjadi sosok suami rumah tangga yang baik.

Baca Juga  Menyimpan Aib yang Sudah Tertutupi

Saling membantu dalam kebaikan terkhusus dalam keberlangsungan rumah tangga merupakan usaha harmonisasi antara suami dan istri dalam menjalin cinta dan kasih sayang tanpa permusuhan dan konflik yang tidak berkesudahan. Apalagi, kata pepatah yang berkembang di masyarakat saat ini ialah “pekerjaan rumah tangga tidak akan pernah selesai dan finished”. Artinya, pekerjaan rumah tangga ialah tugas bersama seluruh elemen anggota keluarga, bukan semata-mata tugas mutlak perempuan (istri).

Sejatinya, seorang perempuan hanya memiliki 4 kodrat yang melekat padanya sebagai seorang perempuan, yakni menstruasi rutin, hamil, melahirkan, dan menyusui. Keempat kodrat itulah yang tidak bisa tergantikan. Adapun memasak, mengasuh bahkan merawat anak atau bahkan pekerjaan lainnya seperti pekerjaan rumah tangga, bukanlah tugas kodrati.

Pekerjaan selain 4 kodrat perempuan di atas merupakan keterampilan yang baik perempuan maupun laki-laki bisa melakukannya untuk mendukung proses bertahan hidup. Sebuah keterampilan tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin. Bahkan pekerjaan rumah tangga yang cenderung menjadi beban perempuan itu adalah tugas yang laki-laki juga bisa melakukannya .

Ala Kulli Hal, untuk menutup tulisan singkat ini, penulis ingin mengutip kata mutiara (Al-Mahfudzot) untuk menegaskan urgensi gotong royong dalam segala bentuk kegiatannya. Kata mutiara tersebut berbunyi:

العمل يجعل الصعب سهلا

Artinya: “Bekerja itu membuat yang sukar menjadi mudah.”

Semoga dengan tulisan singkat ini, dapat sedikit memberikan tamparan keras bagi mereka yang memperbudak perempuan (istri) dalam ruang lingkup keluarga. Perempuan sejatinya memiliki tugas meringankan beban suami, bukan berarti para suami anti terhadap pekerjaan yang ada dalam rumah.

Bagikan
Comments
  • Miatin

    MasyaAllah suka sekali dengan tulisan kawanku ini, semoga laki² yg akan menikah paham dengan ini dan begitupun perempuan yg akan menikah juga tidak merasa ketakutan akan diperlakukan seperti budak di rumah sendiri. Salam sehat jasmani dan rohani kawan

    Februari 28, 2023
Post a Comment