f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
journaling

Tuliskan Sambatmu, Jaga Kesehatan Mentalmu

Masih dalam suasana Hari Kesehatan Mental seluruh dunia yang bertepatan pada tanggal 10 Oktober, kita semua harus dihadapkan pada situasi yang kontradiktif. Tagline yang diangkat pada Hari Kesehatan Mental seluruh dunia tahun 2022 ini adalah ”Make Mental Health and Well Being for all a Global Priority”, namun sehari sebelumnya saya mendengar berita tentang seorang mahasiswa yang bunuh diri. Meskipun ini bukan berita pertama, tapi angka bunuh diri yang terus bertambah menjadi tanda bahwa bisa jadi keadaan mental masyarakat kita sedang tidak baik-baik saja.

Biarpun saya bukanlah seorang psikolog atau seorang yang mempelajari ilmu psikologi secara khusus, melalui tulisan ini saya ingin membagikan pengalaman soal journaling yang ternyata selama ini membantu saya mempertahankan kesehatan mental. Jika Rahmania pernah melakukan sesi konsultasi dengan psikolog, mungkin ada psikolog yang memberikan saran untuk melakukan journaling sebagai salah satu treatment-nya.

Kisah journaling saya ini dimulai sekitar 11 tahun yang lalu. Saat itu, di sisa waktu setelah menyelesaikan soal Ujian Kenaikan Kelas saat masih di Madrasah Tsanawiyah, saya menuliskan satu paragraf berisi ‘sambatan’ saya di kertas buram untuk corat-coret hitungan matematika. Setelah itu, hingga belasan tahun kemudian saya masih melakukan ‘ritual’ journaling ini setiap hari. Yang saya lakukan adalah di malam hari saya selalu menuliskan apa saja kegiatan yang sudah saya lakukan selama sehari. Apapun itu saya tuliskan, bahkan sesederhana “beli jus di depan sekolah” atau “dihukum karena datang terlambat”. Kebiasaan yang tidak disengaja itu saya anggap sebagai hobi. Ketika ditanya alasannya, saya jawab “ya suka aja”. Dua tahun belakangan, saya akhirnya mengetahui kalau kebiasaan saya menuliskan aktivitas harian itu disebut katarsis.

Baca Juga  AISYAH: KRITIKUS HADIS YANG ROMANTIS (PART 2)

Pada satu momen diskusi, seorang teman saya yang kuliah di jurusan psikologi bercerita tentang yang namanya katarsis. Kalau Rahmania mencari pengertiannya di Google, maka laman Wikipedia akan memunculkan arti katarsis adalah pelepasan emosi yang tersimpan dalam hati yang terkait dengan kejadian traumatis dengan memunculkan emosi tersebut ke alam sadar.

Singkatnya, katarsis ini adalah cara seseorang melampiaskan perasaan yang ada dalam dirinya. Nah, kata teman saya itu, journaling adalah salah satu cara katarsis yang bisa dilakukan. Karena tanpa katarsis, manusia akan penuh dengan sampah masalah yang bisa berbahaya kalau ditumpuk terlalu lama. Masalahnya, karena informasi dan edukasi mengenai kesehatan mental belum menyentuh seluruh kalangan masyarakat. Jangankan melakukan katarsis, untuk menyadari bahwa sedang tidak baik-baik saja pun tidak tahu bagaimana caranya.

Karena journaling versi saya ini dilakukan bukan untuk tujuan kesehatan mental, saya tetap merasakan efek dan manfaatnya tapi baru saya sadari beberapa tahun terakhir. Hari-hari saya rasanya selalu mulai dari nol karena saya sudah menumpahkan isi hati saya lewat tulisan di malam harinya. Hasil lainnya, hidup jadi terasa lebih ringan dan less stress.

Lalu, bagaimana cara journaling yang baik? Sebetulnya tidak ada. Apapun yang Rahmania tuliskan dalam proses journaling sebetulnya bisa menjadi media berekspresi dan merilis perasaan. Tapi, biasanya jika untuk treatment psikolog akan menyarankan untuk menuliskan hal-hal yang disyukuri pada hari itu dan apa yang dirasakan pada hari itu.

Bagi yang belum terbiasa melakukan journaling, menuliskan hal-hal yang disyukuri dan apa yang sedang dirasakan, akan terasa sangat sulit. Belum lagi ditambah perasaan takut kalau tulisan yang dihasilkan tidak sesuai harapan. Untuk memulai menuliskan hal-hal yang disyukuri, Rahmania bisa mencoba dengan menuliskan aktivitas harian terlebih dahulu, seperti yang saya rutin lakukan. Dengan cara ini, tanpa disadari kita sedang melakukan kilas balik tentang waktu seharian yang sudah dilewati. Dan harapannya muncul rasa syukur atas kejadian baik yang terjadi dan juga rasa syukur karena masih bisa bertahan setelah melalui kejadian buruk yang terjadi di hari itu. Menuliskan aktivitas yang sudah dilakukan juga menjadi bentuk apresiasi kepada diri sendiri, lho Rahmania.

Baca Juga  Antara Iman dan Ilmu Menurut Nurcholis Madjid

Hal kedua yang harus dituliskan adalah apa yang sedang dirasakan di hari itu. Yang perlu menjadi catatan, untuk menceritakan perasaan tidak perlu menggunakan kalimat panjang yang membentuk cerita lho. Rahmania boleh banget untuk menuliskan apa yang dirasakan hanya dalam kalimat-kalimat singkat. Selain itu, perasaan yang dituliskan pun tidak harus yang spektakuler. Tidak perlu menjadi juara 1 lomba tertentu untuk merasakan senang kan? Bisa jadi kamu sudah merasa senang ketika bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru di kelas.

Untuk melatih skill sambat melalui tulisan, Rahmania bisa mencoba dengan mengurai perasaan di hari tersebut menjadi beberapa jenis seperti senang, sedih, kecewa, marah dan sebagainya. Karena, dalam sehari bisa jadi kita tidak hanya mengalami satu jenis emosi. Sangat mungkin kita mengalami hal menyedihkan di pagi hari, lalu ternyata mendapat berita bahagia di sore hari. Berikut ini contoh kalimat sederhana yang bisa dituliskan dalam proses journaling untuk mengurai perasaan yang dialami oleh Rahmania dalam sehari :

  • Aku sedih karena : ingat kakekku saat melihat foto pahlawan
  • Aku senang karena : ditunjuk untuk membantu menghapus papan tulis
  • Aku marah karena : temanku datang terlambat dan aku harus menunggu 30 menit

Setelah tau bagaimana cara sambat lewat journaling, harapannya Rahmania bisa menjalani hari-hari yang lebih membahagiakan karena sudah di refresh lewat ekspresi yang dituliskan. Selamat mencoba journaling, selamat merayakan sehat mental setiap hari!

Bagikan
Comments
  • Intan Puspita Dewi

    Terimakasih yunda Karna telah mau berbagi kisah dan pengalaman nya 🙏🏻 dari kisah yunda , intan ingin mencoba belajar dan melakukan journaling mulai saat ini, siapa tau dapat membantu intan kedepanny. Terimakasih

    Oktober 14, 2022
  • Tri Marningsih Taruno

    Thanks a lot, NH. It’s very helpful. Menyalurkan emosi dg cara yg tepat dpt menghindarkan kita dari hal-hal negatif.

    Oktober 15, 2022
Post a Comment