f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kekerasan dunia pendidikan

Cegah Kekerasan Dunia Pendidikan : Kembangkan Tri Pusat Pendidikan Menjadi Catur Pusat Pendidikan

Dunia pendidikan kembali menjadi perbincangan warganet. Dari kegiatan perploncoan yang menggunakan kekerasan fisik saat akegiatan menyambut mahasiswa baru, hingga kasus penganiayaan santri yang meregang nyawa. Pelakunya pun bisa siswa, santri atau mahasiswa bahkan juga guru, tenaga pendidik, atau karyawan di institusi tersebut.

Professor Suyanto, anggota Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah sekaligus mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, menilai akar kekerasan di dunia pendidikan sangat kompleks. Oleh sebab itu, pendidikan tidak cukup melalui kegiatan belajar di sekolah saja

Menurut Suyanto kekerasan dalam pendidikan banyak ragamnya ada kekerasan fisik, psikis, dan juga seksual. Ada istilah kekerasan pedagogis, kekerasan yang terjadi baik itu level pendidikan dasar, menengah sampai perguruan tinggi. Dan ada juga kekerasan bersifat eksploitatif yang erat dengan bullying, dan kekerasan sosial.

Semua bentuk kekerasan ini menjadi predator pendidikan yang pada dasarnya semua kekerasan ini menimbulkan trauma. Hal ini menghambat seseorang untuk berkembang lebih optimal. Misalnya ketika anak mendapatkan kekerasan fisik atau kekerasan verbal setiap hari meski berani bangkit dan melawan tetapi ini membuat anak tidak ingin bersekolah.

Di perguruan tinggi variasi kekerasannya tidak banyak daripada di sekolah jenjang dasar dan menengah. Kekerasan antar mahasiswa sudah jarang terjadi akan tetapi yang sering terjadi adalah kekerasan seksual. Namun kekerasan seksual itu sendiri saat ini masih banyak perdebatan tentang masalah batasan dan definisinya.

Kekerasan karena Adanya Otoritas  

Beberapa kasus kekerasan, terjadi dari karena salah satu pihak memiliki otoritas. Otoritas datang dari berbagai aspek, terutama yang memiliki legitimate power serta  professional power. Profesional power ini terjadi ketika seseorang memimpin suatu pendidikan maka apa yang ia katakan akan menjadi undang-undang, menjadi rujukan, memiliki wibawa dan perilakunya menjadi model.

Baca Juga  Menyiapkan Bekal Akhirat dan Dunia untuk Anak

Maka biasanya orang-orang yang memiliki otoritas sering menggunakan legitimate power terlalu banyak sehingga terjadi kekerasan. Di perguruan tinggi, Suyanto mencontohkan relasi yang terjadi ketika mahasiswa sedang mengerjakan disertasi, pembimbing memiliki otoritas untuk memaksa mahasiswa. Namun jika berlebihan dalam pelaksanaannya dapat menjadi bentuk kekerasan.

Akar permasalahannya kompleks, contoh anak SD, SMP dan SMA itu anak yang suka membuli karena mereka mencari identitas. Maka ekosistem pendidikan harus diperjuangkan bersama supaya ramah anak. Institusi pendidikan dan orang tua bisa membangun mindset kepada anak peserta didik bahwa bullying itu adalah musuh bersama. Contohnya kampanye say no violence dan say no bullying di sekolah.

Konten Media Sosial yang Baik untuk Pendidikan Karakter

Ki Hajar Dewantara membuat konsep Tri Pusat Pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dan untuk saat ini perlu menambah satu bidang lagi yang mendukung pendidikan, yakni media sosial.

Beberapa pakar mengusulkan tambahan yg keempat yaitu  media sosial. Mengapa media sosial perlu ditambahkan dalam Tri Pusat Pendidikan? Karena banyak konten media sosial menjadi predator pendidikan terutama pendidikan karakter. Banyak kita jumpai media sosial isinya tidak mendidik karena tidak ada regulasi atau aturan yang membatsinya.

Satu konten tidak mendidik tayang dan kemudian 4 juta anak menontonnya. Itu berarti ada 4 juta anak yang siap menjadi peniru adegan atau informasi dalam tayangan tersebut.

Langkah Solutif

Maka dari itu Muhammadiyah bisa memberikan konten alternatif yang baik dengan membuat gerakan konten tentang pengetahuan dan belajar sepanjang hayat hal yang positif. Kemudian saling mendukung , membagikan dan memviralkan konten positif. Harapannya dengan cara tersebut bisa bersaing dengan konten-konten negatif yang menjadi predator pendidikan.

Baca Juga  Pendidikan Rumah Tangga Nirkekerasan dalam Prespektif Islam

Saat ini kita memasuki zona perang informasi. Pendidikan yang merupakan pabrik informasi telah tergusur oleh konten-konten negatif . Dengan adanya informasi tidak mendidik menjadi salah satu akibatnya muncul kekerasan di dunia pendidikan.

Pendidikan karakter dibutuhkan untuk mencegah kekerasan di dunia pendidikan. Jika Muhammadiya memiliki mata kuliah/pelajara AL-Islam dan Kemuhammadiyahan; maka harus benar-benar diimplemantasikan dalam keseharian di lembaga pendidikannya. Satu hal yang lebih penting adalah mempunyai kesadaran dan membangun langkah-langkah yang revolutif mengenai anti kekerasan pendidikan.

Semoga nantinya Rahmania semua dapat selalu mendidik dan membimbing dengan sepenuh hati supaya terhindar dari kekerasan dalam dunia pendidikan

Bagikan
Post a Comment