f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
batuk pada anak

Jenis-Jenis Batuk pada Anak (1)

Pada dasarnya batuk bukanlah penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh seseorang dan merupakan cara bagi tubuh untuk melindungi dirinya sendiri dari benda maupun mikroorganisme asing yang dianggap berbahaya. Batuk merupakan suatu metode yang digunakan tubuh untuk menjaga saluran pernapasan kita agar tetap bersih; terhindar dari kotoran; membersihkan tenggrokan dari dahak, dari lendir hidung yang menetes kebagian belakang tenggorokan atau dari potongan makanan yang tersangkut.

Ya, biasanya batuk terjadi akibat munculnya rangsangan tertentu, misalnya karena debu. Debu bisa menimbulkan rasangan batuk, baik debu yang masuk melalui hidung, saluran pernapasan, atau bahkan debu yang masuk melalui lubang telinga.  Debu atau benda asing lainnya yang telah masuk oleh reseptor akan dialirkan ke pusat batuk yang berada di otak lewat saraf; dan di sinilah akan memberi sinyal pada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi hingga terjadilah batuk.

Namun, sebagai orang tua kita juga tidak boleh abaikan begitu saja batuk yang dialami oleh anak-anak. Pasalnya, batuk memang bukan penyakit namun batuk juga bisa menjadi tanda dari penyakit tertentu (Manan, 2014).

Lalu, batuk seperti apa yang perlu dikhawatirkan?

Ada dua tipe batuk pada anak yang perlu kita ketahui; yaitu batuk kering dan batuk basah.

Pertama adalah batuk kering. Biasanya batuk kering dialami oleh anak-anak ketika mereka sedang pilek atau mengalami alergi. Batuk kering ini berfungsi membantu membersihkan postnasal drip (lendir) atau benda asing penyebab iritasi di tenggorokan. Disebut batuk kering dikarenakan batuk itu sendiri tidak disertai dengan pneluaran dahak (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Dan kedua adalah batuk basah. Batuk jenis ini biasanya merupakan hasil dari penyakit pernapasan yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Batuk basah menyebabkan dahak atau lendir (yang mengandung sel darah putih untuk membantu melawan kuman) terbentuk di saluran pernapasan anak. Jenis ini disebut batuk basah sebab batuk ini disertai peneluaran produk berupa dahak (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Baca Juga  Sembuh dari Penyakit Berat dengan Jurus Sehat Rasulullah

Seharusnya anak-anak di bawah usia 4 bulan sedikit sekali mengalami batuk, dan ketika mereka mengalami batuk; biasanya kondisi itu merupakan tanda yang menunjukkan bahwa keadaannya cukup serius. Misalnya, ketika bayi baru lahir mengalami batuk parah saat musim hujan turun, bisa jadi pertanda tubuhnya tengah terinfeksi virus yang menyerang saluran pernapasan; dan itu merupakan virus yang berbahaya. Namun, ketika anak sudah mulai berusia lebih dari 1 tahun, batuk baginya bukanlah suatu yang perlu dikhawatirkan berlebihan karena seringkali hanya sebagai pertanda akan datangnya pilek.

Ingin tahu apa yang harus dilakukan ketika anak batuk?

Hal utama yang perlu orang tua lakukan sementara ini adalah menunggu sambil tetap tenang, berusaha memperhatikan kondisi batuk untuk membedakan jenis batuk yang sedang anak alami. Untuk itu orang tua perlu dengan seksama mendengarkan batuk anak. Berikut jenis batuk pada anak yang harus dikenali orang tua :

1. Jika Batuk Anak Pertanda Pilek

Batuk pilek secara medis lebih dikenal sebagai common cold atau salesma, yaitu satu jenis penyakit infeksi pada saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus. Selaput lendir saluran pernapasan yang meradang bisa memproduksi banyak lendir sehingga menyebabkan hidung anak tersumbat dan sulit bernapas. Gejala umum batuk pilek ini di antaranya adalah pilek, mata mengeluarkan banyak air, kepala pusing, seringkali disertai demam ringan. Lendir yang terbentuk menyebabkan batuk kering dan bersin-bersin. Kondisi ini lebih ringan dari influenza, jika gejala common cold berkembang secara lambat; maka gejala influenza berkembang secara tiba-tiba  (Soetjiningsih, 2013).

Penyakit commond cold yang disebabkan oleh virus sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa harus mengkonsumsi obat-obatan, apalagi antibiotik. Untuk mengurangi gejala, kita bisa memberikan terapi non-farmakologi atau terapi tanpa pemberian obat pada anak, yaitu dengan memberi minum yang banyak (air putih hangat dan ASI bagi anak yang masih menyusu); memberinya sup hangat; membuatnya banyak istirahat; mengatur suhu dan kelembaban udara di ruangan. Jika memungkinkan anak bisa diminta untuk berkumur dengan air garam, untuk mengencerkan lendir bisa menggunakan saline nasal drop yang dijual bebas di apotek. Dan jika gejala dirasa menganggu aktivitas dapat diberikan obat over the counter (OTC) atau obat bebas yang dijual apotek sebagai alternatif kedua setelah mengkonsultasikan kondisi anak pada apoteker agar mendapatkan obat OTC yang sesuai (Fashner, 2012).

Baca Juga  Jebakan Gula di Minuman “Sehat”
2. Jika Anak Pertanda Croup

Batuk croup ini merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus. Croup menyebabkan lapisan trakea membengkak dan menutup saluran udara yang membuat anak sulit bernapas. Anak usia enam hingga tiga tahun lebih sering terkena croup (Sita, 2019). Gejala umum croup adalah batuk kasar yang mirip dengan menggonggong (barking cough) atau suara tiupan (brassy), suara serak, stridor (suara pernapasan yang tinggi dan kasarsebagai tanda sumbatan jalan napas), demam ringan, dan gangguan pernapasan yang timbulnya bisa cepat atau lambat (Sita, 2019). Seharusnya batuk ini akan hilang setelah 3 hari; jika setelah itu masih tetap dan cenderung paran sebaiknya orang tua segera menghubungi dokter.

Orang tua perlu menenangkan anak dan diri sendiri. Penanganan pertama yang perlu dilakukan adalah membantu anak melegakan pernapasan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti meminta anak untuk menghirup kabur dari alat pelembab udara (diuap); jika cuaca sedang baik dan cerah orang tua bisa membawa anak jalan-jalan untuk mendapatkan udara yang bersih dan segar; atau bisa meminta anak menghirup embun dingin dan lembab dari bekuan es atau freezer.

3. Jika Batuk Anak Pertanda Bronkitis

Bronchitis merupakan infeksi saluran pernapasan pada bagian bronkus yang menyebabkan bronkus menebal, pohon bronkial kehilangan elastisitas,selaput lendir bronkial berubal, peningkatkan sel darah putih (leukosit) dan terbentuknya lendir kental dan lengket. Bronchitis ditandai keluarnya air dari hidung, batuk berdahak, sesak napas (terdengar suara mengi), flu, lelah, menggigil, sakit kepala, sakit tenggorokan, gangguan pengelihatan, demam, dan biasanya dalam waktu 3-5 hari akan berakhir (Ikawati, 2011).

Anak dengan bronchitis bisa dirawat di rumah setelah ganguan pernapasannya dapat diatasi, yaitu dengan memberinya banyak cairan (air putih, ASI, ataupun sup hangat), mengajaknya banyak istirahat, memberinya asap atau pelembut kabut dingi, menghindarkannya dari asap rokok, dan selalu mengawasi laju pernapasannya. Jika pernapasan anak lebih dari 50 kali permenit, hal itu menunjukkan baha ia mengalami gangguan pernapasan dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Pemberian antibiotik hanya dipertimbangkan untuk anak dengan demam menetap, batuk lebih dari 4-6 hari, dahak yang kental.

Bagikan
Post a Comment