f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kanaah

Kanaah dalam Bekerja

Seorang filsuf berkebangsaan Perancis, Jean-Paul Sartre pernah berkata:  “Life is C between B and D” yang bermakna hidup yang kita jalani adalah pilihan-pilihan (choices) yang kita buat di antara lahir (birth) dan mati (death). Tergantung kita mau ambil yang mana dari banyak pilihan.

Misalnya Rahmania saat ini adalah mahasiswa fresh graduate dan saudara dihadapkan beberapa pilihan. Mau langsung kerja, mau lanjut S2, atau malah mau menikah? Lantas misalnya karena keadaan,  bekerja akhirnya menjadi pilihan Rahmania.

Pilihan selanjutnya adalah kerja digaji orang lain atau menggaji orang lain. Jika memilih kerja digaji orang lain, saya menyarankan Rahmania tekuni pilihan tersebut. Lain cerita jika ternyata dalam perjalanan menekuni pilihan tersebut, Rahmania menemukan yang lebih baik di luar sana. Hak Rahmania juga untuk pindah dan mencari yang terbaik buat hidup.

Namun, jika dalam perjalanan meniti karir yang baru itu, Rahmania akhirnya merasa tidak betah, tapi belum berniat atau bisa pindah karena belum ada pilihan di luar sana, seyogyanya tak menampakkan terang-terangan maupun menyebarkan narasi negatif di kantor.

Jika perbuatan Rahmania lakukan bisa jadi Rahmania sudah memilih menjadi toxic people. Iya T-O-X-I-C alias racun dalam circle kolega kerja yang tidak sehat dan dapat berdampak kurang baik dalam branding diri dan kurang baik pula bagi orang di sekitar Rahmania.

Mengapa demikian? Begini, misalnya ketakbetahan Rahmania terartikulasi dalam bentuk keluhan-keluhan maka itu adalah energi negatif di pikiran dan jiwa Rahmania. Vibrasi negatifnya dapat menular cepat jika Rahmania frontal menghegemoni rekan-rekan kerja lainnya. Bisa jadi mereka memang serius atau mencoba serius menekuni pekerjaannya atau malah impian masa depannya.

Baca Juga  Kalau Pusing, Yuk Self Healing
*

Rahmania, bisa jadi kita menemukan rekan kerja yang toxic ini di lingkungan kerja kita sendiri. Saat padat-padatnya kerjaan hingga deadline yang bikin muntab, si toxic ini kadang konsisten misuh-misuh tentang pekerjaan yang sedang dijalani. Dan kadangkala tak sengaja didengar rekan kerjanya atau malah sengaja diperdengarkan.

Sebenarnya manusiawi juga sih, sebagai budak korporat yang masih menerima gaji dari orang lain, tuntutan dan tekanan target kerjaan memang tinggi. Namun bukankah hal itu risiko dan konsekuensi memilih bekerja dengan orang lain?

Jadi, sungguh, keberadaan rekan kerja toxic ini sangat mengganggu atmosfer bekerja rekan-rekan kerja lainnya. Kadang ada yang nggak enak hati menolak keberadaannya, sehingga ada yang menyimak dan menanggapi.

Tanpa disadari, terpaan informasi negatif berupa keluhan atau misuh-misuh yang terus menerus menerpa orang di sekitarnya, lama kelamaan akan mempengaruhi orang lain juga. Ini yang saya maksud energi negatif yang vibrasinya menular. Padahal apa yang diucapkan bisa jadi dominan subjektivitas sisi penutur—si toxic people.

Saran saya sebaiknya bagi Rahmania yang sudah tidak betah kerja di tempat kerja sekarang, jangan jadi toxic people bagi rekan-rekan kerja dan perusahaan yang menggaji Rahmania. Kalau tidak mau resign, tolong cintai pekerjaan kalian, hormati atasan Rahmania, dan jaga citra perusahaan yang menggaji Rahmania sebaik-baiknya.

*

Kalau dipikir-pikir, siapa sih yang tidak mau dapat kerjaan dan suasana kerja yang lebih baik? Gaji yang besar dan tunjangan yang sepadan dengan risiko pekerjaan. Tapi kan ada masanya. Indah pada waktunya. Kalau sudah rezeki tidak akan kemana. Tidak akan tertukar dengan orang lain. Hasil tak akan mengingkari proses, Rahmania.

Jadi, cobalah sekali lagi  Rahmania renungi kembali sikap Rahmania yang masih memilih menjadi toxic diri sendiri maupun buat rekan kerja dan perusahaan tempat  Rahmania mencari nafkah selama ini. Ada manfaatnya tidak? Sudah bikin suasana hati tak gembira dan gundah gulana karena memendam kekesalan, belum lagi pengaruhnya buat orang di sekitar  Rahmania.  

Baca Juga  Mubadalah Istilah Al Ummu Madrasatul Ula

Saya pikir bismillah saja, jalanin yang betul pekerjaan yang ditekuni sekarang. Kalau  Rahmania rajin dan menjalankan seluruh tugas yang diberikan dengan baik, apalagi jika diamanahi 1 tugas maka berusahalah maksimal, percayalah atasan Saudara tidak buta, Tuhan tak tidur.

Bisa jadi beberapa tahun ke depan saudara yang jadi manager atau koordinator bidang yang  Rahmania geluti. Siapa tahu? Apa tak lebih baik disyukuri? Dijalani dengan penuh keikhlasan. Percayalah semua yang dijalani dengan keikhlasan tidak terasa berat. Akan tetapi jika pikiran sudah menganggap berat makanya seluruh tubuh ikut terpengaruh berat.

*

Mungkin ada baiknya  Rahmania perlu menerapkan sifat kanaah dalam diri termasuk dalam bekerja. Menurut bahasa kanaah (qana’ah) artinya merasa cukup, sedangkan menurut istilah kanaah berarti merasa cukup atas apa yang telah dikaruniakan Allah Swt kepada kita sehingga mampu menjauhkan diri dari sifat tamak, sifat tersebut berdasarkan pemahaman bahwa rezeki yang kita dapatkan sudah menjadi ketentuan Allah Swt.

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim, Abu Hurairah r.a. pernah berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.”

Dengan demikian, bersyukurlah dengan apa yang telah Rahmania miliki saat ini, termasuk bekerja di tempat sekarang ini. Tidak perlu iri dengan apa yang dicapai dan dimiliki oleh orang lain. Jangan juga merasa insecure dengan capaian kita saat ini. Masih banyak orang yang kurang seberuntung Rahmania yang sudah bekerja dan mempunyai penghasilan.

Di hadis lainnya, Rasulullah Saw. pernah bersabda pula dalam riwayat Muslim: “Sungguh telah beruntung orang yang memeluk Islam, dikarunia rezeki yang cukup dan Allah menjadikannya bersifat qona’ah atas nikmat diberikan Allah kepadanya.

Jadi, kuncinya kanaah atas apa yang Allah berikan maka niscaya kita akan jadi orang paling kaya. Sebagaimana sabda Nabi Saw. dalam hadisnya yang diriwayatkan At-Tirmidzi dan lainnya: “Ridhoilah apa yang Allah bagikan untukmu, maka engkau akan menjadi orang yang paling berkecukupan.

Bagikan
Post a Comment