f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
asiyah

Kisah Berimannya Asiyah Binti Muzahim

Asiyah binti Muzahim, beliau adalah istri Firaun yang dzolim. Seorang wanita yang rupawan, cerdas, dan baik hati. Salah satu wanita yang sudah dijamin masuk surga selain Khadijah, Maryam, dan Fatimah Azzahra, “The Women of Paradise.”Allah tampakkan kemuliaan pada akhlaq dan agamanya.

Asiyah ini adalah salah satu role model muslimah masa kini yang punya kesabaran yang luar biasa. Sibel Eraslan juga menuliskan sebuah novel yang epic dengan kemasan kisah yang mengalir tentang keistimewaan perempuan para penghuni surga ini, “Asiyah, Sang Mawar Gurun Firaun.”. Dalam buku itu tertulis Asiyah adalah perempuan mulia yang tak silau oleh gemerlap kekuasaan nikmat dunia.

Dia menjadi perempuan terhormat, istri penguasa kerajaan Mesir. Namun di balik itu, ternyata sang penguasa adalah pemimpin yang dzolim. Banyak kisah yang menceritakan tentang kedzoliman yang Firaun lakukan. Tepatnya di zaman Nabi Musa alaihissalam lahir. Meskipun bersuamikan seorang pemimpin yang dzolim, ia tetap memperteguh keimanannya kepada Allah. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Simak kisahnya berikut ini.

Kisah Keimanan Asiyah Istri Firaun

Kisah berimannya Asiyah ada dalam tafsir ibnu katsir Quran surat At Tahrim ayat 11. Kisahnya berawal dari berimannya istri bendahara kerajaan Firaun yang bernama Masyitoh. Ketika Masyitoh sedang menyisir rambut anak perempuan Firaun, lalu sisir yang ia gunakan tersebut jatuh. Secara refleks Masyitoh berkata, “Celakalah orang yang kafir kepada Allah.” Anak perempuan Firaun kemudian bertanya, “Apakah engkau punya Tuhan selain ayahku?” Masyitoh menjawab pertanyaannya dengan mengatakan, “Tuhanku, Tuhan ayahmu, dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah.”

Anak perempuan Firaun lalu mengadu kepada ayahnya mendengar ceritanya dengan seksama. Alangkah terkejutnya Firaun dan membuatnya marah. Firaun meminta kepada prajuritnya untuk menangkap Masyitoh dan menginterogasinya apakah benar ia memiliki Tuhan selain Firaun? Jawaban Masyitoh masih tetap sama seperti ketika anak perempuan itu bertanya, “Tuhanku, Tuhan ayahmu, dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah.” Mendengar jawaban itu Firaun Murka. Ia mengikat kedua tangan dan kaki  Masyitoh dan melepaskan ular-ular berbisa untuk mengerumuninya. Dengan keadaan yang lemah, babak belur dan teracuni bisa ular, Firaun datang lagi dan bertanya kepada Masyitoh, “Apakah kamu mau menghentikan keyakinanmu itu?” Jawaban Masyitoh masih tetap sama.

Baca Juga  Aku Akan Selalu Berada di Sisimu, Ibu (2)

Mendengar respon itu, Firaun lebih murka, ia berniat mau menyembelih anak laki-laki  Masyitoh yang paling besar di depan matanya jika tidak mau beriman. “Silahkan saja, lakukan apa yang ingin engkau putuskan.” Jawab Masyitoh dengan mantab. Dan hal itu benar-benar terjadi. Kemudian setelah anaknya disembelih, roh anak itu menyampaikan berita gembira kepada Masyitoh.  “Hai ibu, bergembiralah sesungguhnya bagimu di sisi Allah ada pahala ini dan ini.” Masyitoh pun masih tetap bersabar dengan siksaan dari Firaun.

Keyakinan Masyitoh tak tergoyahkan. Bahkan di lain waktu setelah kejadian itu, Firaun melakukan hal yang sama lagi kepada anak Masyitoh yang lainnya. Roh anak itu juga berkata, “Hai ibu, bersabarlah. Sesungguhnya bagimu di sisi Allah ada pahala yang sangat besar sekali.” Nah saat inilah, Asiyah mendengar perbincangan itu. Akhirnya ia beriman. Allah lalu mencabut nyawa Masyitoh dan ditampakkan pahala dan kedudukan serta kemuliaannya di sisi Allah. Hal ini juga ditampakkan kepada Asiyah. Bertambah kuatlah keyakinan dan keimanan Asiyah.

Asiyah secara diam – diam beriman kepada Allah. Lambat laun keimanannya Firaun mengetahuinya. Ia pun bertanya kepada pemimpin kaumnya tentang Asiyah ini. Pertama ia bertanya soal pendapat mereka tentang Asiyah. Yang keluar dari penjelasan mereka adalah pujian kepadanya. Lalu Firaun memberi tahu bahwa ternyata Asiyah itu punya Tuhan selain dia. Dia sudah tidak menyembahku. Para pemimpin itu menyarankan kepada Firaun untuk membunuh saja Asiyah istrinya.

Nah, sejak saat itulah Asiyah mengalami siksaan demi siksaan. Pertama ia diikat kedua tangan dan kakinya ke pasak. Saat diikat itu, Asiyah juga pernah dijemur di terik matahari dan diletakkan batu besar di punggungnya. Siksaan itu luar biasa. Ketika disiksa itu, Asiyah berdoa kepada Allah. Doa ini diabadikan di Quran surat at Tahrim ayat 11.
“…Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”

Firaun lalu datang dan mendengar doa itu. Asiyah lalu tersenyum dan menyaksikan surga yang sudah Allah sediakan. Firaun lalu berkata, “Sesungguhnya kita telah menyiksa Asiyah, tapi Asiyah malah tersenyum.”. Ini semata-mata karena Asiyah tahu balasan Allah atas kesabaran yang ia lakukan. Siksaan demi siksaan Asiyah alami sampai Allah mencabut nyawa Asiyah dan menempatkannya di Surga. Semoga Allah merahmatinya.

Ada banyak keistimewaan dan keteladanan yang Asiyah contohkan. Tentang kesabaran, keteguhan iman, dan ketaatannya kepada Allah yang tak pernah diragukan. Insyaa Allah berlanjut pada artikel berikutnya ya.

Bagikan
Post a Comment