f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
balita berpuasa

Mendidik Anak Balita Berpuasa

Ramadan ini begitu istimewa bagi keluarga saya. Pasalnya anak bungsu saya yang berusia lima tahun mulai belajar berpuasa. Agar tak kaget, saya dan istri sepakat waktu berbuka puasanya adalah saat azan Zuhur berkumandang. Lantas dilanjutkan kembali hingga beduk Maghrib. Alhamdulillah sudah berjalan hingga puasa ke-16 saat artikel ini ditulis.

Berbagai drama-drama bangun sahur tercipta. Semuanya sungguh membuat saya, ayahnya, tersenyum dan tertawa kecil. Macam-macam tingkah polahnya. Mulai dari minta digendong dari tempat tidur, mata masih menutup saat makan sahur, hingga ngambek tidak mau dibangunkan karena masih ngantuk. Untunglah kakak perempuannya yang berusia 7 tahun sudah turut membersamainya puasa karena dia sudah terbiasa berpuasa setengah hari hingga satu hari penuh sejak tahun lalu.

Kembali ke anak saya yang bungsu. Selain di rumah, ternyata di sekolahnya pun Ustazahnya menanyainya tentang puasa dan bangun sahur saat Ramadan. O, ya, saat ini si bungsu sedang duduk di bangku Taman Kanak-Kanak Islam (TKI) yang berlokasi tak jauh dari rumah. Di kelas TKI-nya tersebut, dari sekian banyak murid, ternyata hanya ada dua tiga orang anak saja yang bangun sahur dan berpuasa. Begitu cerita Ustazahnya ke istri saya.

***

Kapan hari tetangga depan rumah yang beragama non muslim bertanya tentang pola didik berpuasa anak kami yang masih balita. Sejauh ini, hubungan kami sangat akrab dengan tetangga ini. Apalagi mereka sudah tidak mempunyai anak kecil lagi. Makanya anak-anak saya sering bermain ke rumahnya. Tentu saja akan ditawari makanan-makanan seperti hari biasanya. Namun, si Bude dan Pakde–panggilan akrab kami padanya,  cukup terkejut mengetahui anak bungsu kami berpuasa.

Saya pun coba menjelaskan kepadanya. Begini.

Baca Juga  Jaga Jarak, Jaga Silaturahmi

Sesungguhnya dalam agama Islam, ibadah puasa memang belum diwajibkan bagi anak balita. Kewajiban ini berlaku jika anak sudah baligh dengan tanda-tanda yang menyertainya seperti mimpi basah pada anak lelaki dan haid bagi anak perempuan. Meski demikian, para ulama salaf seperti Imam Syafi’i  juga menganjurkan anak-anak sudah mulai dilatih puasa sejak kecil. Pepatah mengatakan “Alah biasa karena biasa”. Jika telah terbiasa berpuasa sejak kecil, ketika si anak sudah baligh maka tidak akan mudah mereka meninggalkan kewajiban puasa dan ibadah-ibadah lainnya, termasuk salat.

Bagaimana dengan usia anak? Untuk usia kapan anak berpuasa, para ulama mengqiyaskan usia berpuasa anak-anak seperti perintah salat. Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda dalam Hadis Riwayat Abu Daud yang artinya: “Perintahkan anak ketika ia sudah menginjak usia tujuh tahun untuk shalat. Jika ia sudah menginjak usia sepuluh tahun, maka pukullah ia jika enggan shalat.”  Pukulan yang terdapat dalam matan hadis tesebut tentu saja dengan pukulan yang mendidik dalam rangka mendidik anak kenal dengan aturan-aturan Islam termasuk dari Hadis Nabi Muhammad Saw.

***

Terkait mendidik anak berpuasa, sudah banyak para pakar yang memberikan tips-tips mendidik anak-anak khususnya balita dalam berpuasa. Namun, tak ada salahnya saya membagi apa yang sudah keluarga saya lakukan kepada anak-anak, terutama si bungsu yang berusia lima tahun. Dalam hal ini, peran istri saya lebih dominan membentuk kebiasaan anak-anak saya dalam berpuasa.

Tak dimungkiri bahwa memang ibu adalah pendidikan/madrasah awal anak-anak seperti ungkapan penyair Hafiz Ibrahim: “Al-Ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq“, yang maknanya ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.”

Baca Juga  Ramadan; Momentum Mewujudkan Eksistensi

Dengan demikian, peran seorang ibu sangat besar membentuk kebiasaan anak-anak berpuasa. Selain kesabaran, perlu juga menyiapkan menu-menu kesukaan mereka. Dua anak saya usia lima dan tujuh tahun paling suka namanya kentang mustofa. Maka, menu ini selalu siap tersaji di meja makan.

***

Saat maghrib menjelang, sempatkan mengajak anak-anak jalan-jalan sore atau ngabuburit. Lumayan cuci mata menikmat surga kuliner dadakan yang muncul setiap Ramadan. Pulang ngabuburit bisa mengulang lagi bacaaan dan hafalan surat-surat Al-Qur’an hingga azan Maghrib berkumandang. Saya dan istri lakukan hal ini bergantian. Kadang istri yang menyimak saya meneruskan khataman. Kadang sebaliknya.

Namun kadangkala saya absen hadir membersamai. Misalnya, saat saya bertugas sebagai panitia Ramadan di masjid maka anak saya yang pertama usia 14 tahun yang bertugas. Bergantian saja. Artinya orang tua selalu menjadi uswah dan qudwah, tauladan dan role model anak-anak.

Tak ada salahnya menjanjikan anak-anak hadiah jika mereka berhasil menuntaskan latihan berpuasanya saat hari raya tiba. Usahakan tidak memberi uang cash untuk anak usia balita. Tujuannya agar mereka tak dibiasakan apa-apa harus hadiah uang di usia masih dini. Bentuk hadiah selain uang sangat beragam. Bisa bentuk mainan edukasi kesukaan, jalan-jalan ke tempat yang mereka inginkan, atau  bahkan barang-barang elektronik yang ia butuhkan dalam menunjang sekolah dan ngajinya.

Pada akhirnya memang mendidik anak balita berpuasa sudah pasti membutuhkan kesabaran, ketelatenan, keikhlasan dan kerja sama kedua orang tua. Meski sulit pada awalnya untuk diterapkan, namun jika sudah terbiasa akan terasa ringan. Yang penting tidak dipaksa dan diwajibkan. Semua bertahap menyesuaikan dengan usia dan keadaan psikologis maupun fisik si anak. Yuks bisa, Rahmania.

Bagikan
Post a Comment