f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
ART

Bosan Gonta-Ganti ART? Berikut 5 Kiatnya

Persoalan asisten rumah tangga (ART) acapkali membuat dilematis ibu-ibu yang bekerja. Namun, hal itu bukan berarti ibu yang tidak bekerja tidak membutuhkan mereka karena semuanya tergantung dari kebutuhan dan kemampuan keluarga masing-masing.

Alhamdulillah, pengalaman memiliki ART yang telah bekerja dengan baik dan jujur selama 8,5 tahun menjadi keberkahan buat keluarga. Ibarat kata, ART yang sedemikian itu butuh mendapat perlakuan sebaik mungkin.

Simbiosis mutualisme, hubungan yang sama-sama saling membutuhkan dan menguntungkan. Kalau menurut ungkapan orang Jawa itu “wong ke wong”, memanusiakan manusia untuk menjaga para pegawai yang bekerja dengan kita, termasuk ART.

Lalu, bagaimana caranya agar bisa memanusiakan ART sehingga mereka loyal dan rajin. Simak lima tips dari pengalaman keluarga kami.

1.  Dapatkan bantuan informasi tentang ART dari orang-orang yang kita percayai

Bukan perkara yang mudah ya parents untuk bisa mendapatkan ART yang berpengalaman dan berperilaku yang baik. Pengalaman kami biasanya dari orang tua, saudara tetangga, dan kawan, belum pernah dari penyalur resmi.

Agar tidak seperti pepatah “membeli kucing dalam karung”, untuk mendapatkan ART yang berkualifikasi bagus, parents perlu mencari tahu pengalaman bekerja sebelumnya. Melalui rekomendasi orang yang membawa, kita sebisa mungkin mengulik informasi bagaimana dengan kepribadian dan kinerja calon ART.

Jangan lupa, biasanya calon ART yang pertama kali kita tanyakan seberapa besar upahnya. Tidak ada salahnya membuat kesepakatan di awal yang terkait besaran gaji, lingkup pekerjaannya, dan cuti/hari liburnya.

2.  Cukupkan kebutuhan pokoknya

Setelah ada kesepakatan awal terkait upah, pekerjaan, dan cuti/hari libur ART, para majikan juga berkewajiban mencukupi kebutuh pokoknya seperti makanan utama, cemilan, sabun, sampo, pasta gigi, bahkan hingga akses wifi/kuota internet loh ya.

Baca Juga  Kiat Jitu Jadi Surga Daddy

Hal itu karena mereka jauh dari keluarga dan membutuhkan alat komunikasi untuk menyambung silaturahmi dan informasi dengan teman serta sanak keluarga. Termasuk, waktu tidur yang cukup agar ART bisa memulihkan tubuh, menjaga kesehatan, dan bekerja dengan baik, tanpa keluh-kesah.

Tidak ada paksaan harus bangun pagi sekali dan tidur yang paling malam, apalagi kami adalah keluarga muslim sehingga dengan si bibi ART pun, pagi buta sudah harus bangun untuk sholat shubuh. Pembagian waktu yang sama-sama disesuaikan dengan kebutuhan majikan dan ARTnya.

Ada waktu untuk bekerja, istirahat, mandi, makan, dan bersenang-senang. Sampaikan baik-baik pula, jika waktu bekerja, jangan terlalu banyak bermain HP ataupun nonton TV, atur waktu sebaik mungkin. Termasuk waktu cuti untuk pulang kampung atau mengunjungi keluarganya.

3.  ART bukan budak, mari kita berbagi tugas

Setelah pertemuan awal dan seiring berjalannya waktu, dengan kemampuan kita bisa menggaji ART, bukan berarti bisa seenak hati menggunakan jasanya tanpa mengenal waktu dan kelelahan. Sambil memantau pekerjaannya, kita juga bisa berbagi pekerjaan rumah dengan mereka.

Seperti yang berlaku di keluarga kami, ada 2 ART yang bekerja. Dikarenakan kemampuan ekonomi keluarga yang terbatas, belum bisa menggaji baby sitter, 1 ART bertugas mengasuh anak-anak, juga memasak, dan merapikan rumah. Sedangkan, yang 1 lagi bertugas menyuci dan menyetrika pakaian.

Demikian pula, dengan saya, pak suami, dan anak-anak juga harus mengambil bagian untuk tugas-tugas di rumah. Hampir tiap hari, saya yang menyiapkan sarapan, sehingga si bibi bisa membersihkan rumah.

Dan, jika saya sedang bekerja di rumah, disela-sela pekerjaan, tetap mengasuh, menjaga si kecil, dan mendampingi anak-anak yang sudah agak besar belajar di rumah. Pak suami pun kebagian tugas membersihkan bak mandi di akhir pekan, memasang galon air di dispenser, hingga memperbaiki sisi-sisi rumah atau peralatan yang rusak selepas pulang kerja.

Baca Juga  Ibu Pekerja dan Stunting pada Anak

4.  Jangan menjadi majikan yang terlalu cerewet, mari jalin komunikasi yang baik layaknya saudara

Beberapa kali saya pernah mendengar dari beberapa ART yang sering berkumpul dengan bibi ART kami, yang ingin segera berhenti bekerja karena majikannya begitu cerewet. Apa-apa ingin serba cepat dan rapi, sedangkan mereka itu sudah berusaha bekerja dengan baik, namun majikan sering merasa tidak puas.

Jika memang masih ada pekerjaan rumah yang masih bisa kita kerjakan, jangan sungkan untuk melakukannya seperti membeli bahan masakan. Atau, mainan anak-anak berantakan, tidak perlu menyuruh dan meminta ART merapikan. Ajak anak-anak juga turut merapikan mainannya.

Berikan teladan dan ajarkan kepada anak-anak untuk menghormati dan berperilaku sopan-santun dengan ART. Mereka juga sama seperti manusia lainnya, yang berbeda hanya jenis pekerjaan.

Berbincang santai, bercanda dengan ART juga sangat diperlukan agar para majikan bisa mengetahui perasaan, kebahagian, hingga kegundahannya. Dengan demikian, mereka akan merasa nyaman dan percaya dengan ketulusan dan kebaikan hati majikannya.

5.  Posisikan ART menjadi bagian dari keluarga, ajak refreshing bersama

“Bosannya nguplek-nguplek nang omah wae,” kata orang Jawa, rasanya pasti bosan jika hanya di rumah saja. Mengurusi anak, membersihkan rumah saja, sesekali perlulah keluarga mengajak ART piknik, makan di restoran bersama. Tak ada salahnya, menyisihkan sebagian uang kita untuk membahagiakan ART yang sudah rajin dan loyal.

Jangan pelit, selain mengajak refreshing, perlu juga sesekali memberikan bingkisan di luar hari raya. Kepercayaan orang-orang yang terdekat sungguh sangat bernilai dan tidak bisa dinominalkan dengan uang semata. Oleh karena itu, mari kita berusaha menjadi manusia yang baik dan saling menjaga kepercayaan dengan ART yang bekerja di rumah.

Bagikan
Post a Comment