f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
azan

Ketika “Suara Azan” Membangunkan Pasien dari Tidur Panjang (Sebuah Kesaksian)

Pagi itu, Bu Yanti berencana mengunjungi sahabatnya di sebuah perumahan elit di Sidoarjo untuk sebuah urusan. Bu Yanti memutuskan mengendarai sepeda motor karena jarak rumahnya ke sahabatnya hanya kurang dari 3 Km. Situasi lalu lintas relatif lengang setelah pemerintah setempat menetapkan sistem pembelajaran daring pasca gelombang ketiga Covid-19 menggeliat kembali.

Kondisi tersebut tidak lantas menyurutkan Bu Yanti untuk tetap waspada terhadap resiko kecelakaan. Setelah membuka kaca helm dan meminta ijin Pak Satpam yang jaga di pintu utama, Bu Yanti mulai masuk dan menyusuri jalan satu arah yang cukup lebar dan panjang. Jalan aspal tersebut terbagi dua arah berlawanan yang dipisahkan berm beton yang diatasnya ditumbuhi pepohonan asri.

Keindahan pepohonan dan keluasan jalan menambah kenyamanan pengendara. Bu Yanti memilih jalur lambat agak di tengah jalan dengan kecepatan pelan. Tiba-tiba, dari arah belakang seorang pengendara sepedamotor tanpa helm menyalip dari samping kiri, lalu memotong jalan Bu Yanti.

Jarak terlalu dekat, Bu Yanti kaget serta tidak sempat mengerem kendaraannya. Tabrakan tak terlelakkan, posisi roda depan sepeda motor Bu Yanti menabrak bagian samping kanan sepeda motor pengendara tersebut. Sontak kecelakaan menjadi pusat perhatian warga termasuk satpam kantor perumahan.

Kedua korban berhasil dialihkan dari lokasi kejadian supaya tidak mengganggu arus lalu lintas. Terjadi perdebatan antara keduanya sambil mengungkapkan pembenaran masing-masing. Kondisi slebor roda sepedamotor Bu Yanti hancur dengan kaca lampu pecah, tapi sepeda motor pengendara lainnya tidak mengalami kerusakan serius.

***

Tangan kiri Bu Yanti tampak bengkok dengan pergelangan terkilir. Lelaki yang belakangan masih duduk di kelas II SMP tidak mengalami luka secara serius. Melihat kondisi tersebut, satpam bergegas menelepon orang tua anak untuk meminta pertanggungjawaban atas kerugian yang menimpa Bu Yanti.

Baca Juga  Ghosting dan Pentingnya Menyempurnakan Janji

Sebagai pertolongan pertama beberapa warga menyarankan Bu Yanti diantar ke alternatif. Dengan menahan rasa sakit, akhirnya Bu Yanti menuruti saran tersebut dengan diantar oleh ayah kurban menuju sangkal putung terdekat. Di alternatif, terapis memberi dua pilihan antara alternatif atau medis.

Khawatir dengan keadaan tangannya, Bu Yanti meminta pengobatan secara medis. Di klinik, foto-rontgen, dan tulang tangan kiri Bu Yanti patah dengan tulang pergelangan bergeser. Dokter menyarankan tangan Bu Yanti harus dioperasi untuk pasang pen.

Dalam keadaan terpukul, Bu Yanti mengabarkan kondisi tersebut ke suami yang bekerja di Probolinggo. Pak Yudi, suami Bu Yanti sedang ada rapat dengan client, dan begitu mendengar kabar tersebut lalu bergegas pulang. Ia mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi agar dapat segera melihat keadaan istrinya, dan setiba di rumah Pak Yudi shock melihat kondisi istrinya.

Pak Yudi tidak tahan melihat istrinya merintih kesakitan, karena setiap tangan istrinya bergerak terdengar suara menggeretak seperti tulang beradu tulang. Setelah berunding, akhirnya Bu Yanti dioperasi ke Rumah Sakit Probolinggo untuk mempermudah pengawasan.

Sepanjang perjalanan Bu Yanti menangis histeris menahan sakit. Terdengar sayup-sayup suara azan maghrib, akhirnya mereka putuskan mencari masjid terdekat untuk menjalankan ibadah salat. Sebuah keajaiban terjadi, dari jok belakang sepeda motor suara Bu Yanti tiba-tiba memelan dan terdiam setelah mendengar lantunan suara azan kian dekat.

***

Seusai melaksanakan ibadah salat mereka melanjutkan perjalanan. Setiba rumah sakit, Pak Yudi menggandeng Bu Yanti menemui petugas IGD. Setelah registrasi, Bu Yanti diminta swab antigen, cek lab, cek jantung, dan mengambil foto-rontgen dada.

Kondisi fisik Bu Yanti sudah siap dan bisa dilangsung operasi malam itu juga. Seusai menjalankan ibadah salat Isya, telepon seluler Pak Yudi tiba-tiba berdering memberitahukan kalau istrinya segera ke kamar operasi. Tepat pada jam 20.30 Pak Yudi yang menemani Bu Yanti di ruang transit diminta untuk meninggalkan ruangan seraya memanjatkan doa agar operasi Bu Yanti berjalan lancar.

Baca Juga  Seperti Apa Hikmah dari Sebuah Tangisan?

Dalam harap-harap cemas, Pak Yudi mondar-mandir di depan kamar operasi sesekali menyaksikan beberapa pasien keluar masuk dari pintu kamar operasi. Jarak beberapa meter dari Pak Yudi terlihat seorang ibu bermasker tampak gelisah, dia bercerita kalau suaminya sedang operasi kanker prostat. Pak Yudi prihatin mendengar ceritanya sembari mendoakan agar suaminya segera sembuh.

Waktu merambat mendekati pukul dua belas malam, Pak Yudi semakin cemas karena sudah tiga pasien yang masuk ruang operasi setelah istrinya, tapi keluar lebih dulu. Salah satu pasien tersebut adalah seorang bapak yang sakit kanker prostat tadi. Tidak lama kemudian pintu ruang operasi terbuka, Pak Yudi berlari menghampiri namun yang keluar seorang bayi mungil dengan perawat.

Dalam kepenatan bercampur kantuk tubuh Pak Yudi merebah di ruang tunggu dan tertidur sesaat. Tiba-tiba, tubuh Pak Yudi berasa digoyang seseorang; dan setelah terbangun seorang perawat menghampiri lalu memberitahukan bahwa Bu Yanti selesai operasi. Rasa penat seketika sirna setelah melihat tubuh Bu Ratih di atas kereta dorong keluar dari kamar operasi.

“Alhamdulillah operasi berjalan lancar, Pak,” ujar salah seorang perawat.

***

Pak Yudi bergegas membantu perawat mendorong kereta menuju ruang perawatan meskipun terlihat istrinya masih belum siuman. Di lorong menuju kamar perawatan, istrinya terus mengingau sambil mengerang kepalanya pusing. Terdengar suara lembut keluar dari bibir perawat meminta Bu Ratih tetap menutup mata. Dan, setiba di kamar perawat meminta bantuan Pak Yudi untuk memindahkan tubuh istrinya dari kereta dorong ke tempat tidur yang ada.

Malam semakin larut, di kejauhan terdengar sayup-sayup suara pasien mengerang kesakitan. Di sofa penunggu, tergolek tubuh Pak Yudi sambil sesekali menoleh ke arah istrinya belum siuman. Pak Yudi memandang jam dinding telah menunjuk pukul dua.

Baca Juga  Renungan Untuk Meminimalkan Tangisan Anak

Pak Yudi bergumam dalam hati, “Berarti sudah 5,5 jam istriku belum sadar???”

Perlahan Pak Yudi terlelap dalam kepenatan luar biasa. Sekitar pukul empat lebih lima belas menit terdengar suara azan berkumandang, tiba-tiba Bu Yanti terjaga. Dengan tangan kiri terbalut verban, tangan kanan terhubung jarum infus, Bu Yanti mengambil tayamum, dan melanjutkan salat subuh sambil berbaring.

Seusai membaca doa, Bu Yanti membangunkan suami yang masih tertidur pulas di sofa. Dia meminta suami mengambil air wudlu untuk segera salat. Hari itu, keluarga Yudi mendapat pelajaran berharga tentang panggilan azan, mereka sadar bahwa azan termasuk ibadah sunah yang memiliki pahala dan keutamaan paling tama.

Sabda Rasulullah sebagaimana kesaksian Abu Hurairah, “Apabila diserukan azan untuk salat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak mendengar azan, dan bila mu’adzin selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan iqomat ia berlalu lagi.” (H.R Bukhori, Muslim).

Bagikan
Post tags:
Post a Comment