f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
perselingkuhan

Bagaimana Mengasuh Anak Pasca Terjadinya Perselingkuhan?

Layangan Putus, merupakan serial yang menggambarkan satu dari banyaknya fenomena kehancuran rumah tangga akibat perselingkuhan. Pengkhianatan pasangan masih menjadi masalah utama yang sangat sulit dimaafkan. Tahun 2020 Pengadilan Agama mencatat sebanyak 176,7 ribu kasus perceraian disebabkan oleh perselisihan yang terjadi secara terus menerus; dan kita mengetahui bahwa perselingkuhan mengambil peran yang sangat besar untuk memicu perselisihan. Telah banyak utas yang membahas perselingkuhan dari sudut pandang pasangan. Namun kita sering lupa bahwa bukan hanya orang dewasa yang merasakan dampaknya tetapi juga berpengaruh bagi kelangsungan hidup anak.

Memang pengkhianatan bukanlah sebuah hal yang mudah diterima. Marah, sakit hati, merasa dibohongi dan kekecewaan yang besar akan mengubah pandangan kita terhadap seseorang dan kualitas hubungan rumah tangga. Tidak jarang jika perceraian menjadi jalan keluar untuk kebanyakan pasangan yang mengalami hal tersebut.

Salah satu tantangan besar yang harus dihadapi adalah bagaimana kita sebagai orang tua nantinya melanjutkan pengasuhan secara optimal untuk anak; sekaligus menyelamatkan kesehatan mental mereka akibat dampak yang diterima pasca adanya perselingkuhan.

Penelitian empiris membuktikan bahwa perselingkuhan orang tua menimbulkan perasaan sakit, ketakutan, dan kecemasan sehingga dapat menjadi trauma menyakitkan yang bertahan lama dalam diri anak. Bahkan, perselingkuhan orang tua menyebabkan anak akan mengalami kesulitan memelihara hubungan romantis mereka sendiri di masa depan. Secara naluriah, orang tua tidak menginginkan anak mengalami hal serupa atau justru lebih buruk dari yang pernah dirasakannya saat menjalani kehidupan rumah tangga. Sebagai orang tua, beberapa hal berikut ini dapat dilakukan untuk menekan risiko terganggunya mental anak.

Memberikan Lebih Banyak Waktu untuk Anak

Kebersamaan antara orang tua dengan anak dalam menghabiskan waktu menjadikan hubungan semakin erat. Orang tua perlu membangun ikatan baru yang berkualitas dengan anak, menjalankan aktivitas bersama, dan mendorong untuk saling berbagi dalam segala hal. Keterbukaan dalam hubungan demikian dapat memperkuat keintiman di antara orang tua dan anak. Secara perlahan kita perlu menekankan bahwa orang tua akan selalu ada untuknya dalam kondisi apapun; dengan ini kepercayaan anak terhadap sebuah komitmen akan terbentuk dari kesetiaan yang ditunjukkan oleh orang tua kepadanya.

Baca Juga  Menjadi Pengantin Baru Setiap Hari dengan Membangun Komunikasi Asertif
Mengelola Emosi Diri Sebagai Orang Tua

Emosi yang kita rasakan sering kali mendominasi bahkan mempengaruhi bagaimana kita bersikap. Kita harus memisahkan antara anak dan emosi negatif yang kerap muncul dalam diri kita. Pertama, hal yang wajib dihindari adalah menyalahkan anak atas kondisi yang terjadi. Orang tua hendaknya menyadari bahwa anak sama sekali tidak ada kaitannya dengan perselingkuhan pasangan. Menjaga lisan kepada anak adalah tindakan yang cukup bijak dilakukan agar menghindarkan mereka dari kebingungan dan perasaan bersalah.

Kedua, kita perlu berbesar hati dengan menahan diri untuk tidak mengeluarkan perkataan yang bersifat menyudutkan salah satu pihak. Sangat dikhawatirkan jika perkataan yang tidak pantas membuat anak dapat membenci salah satu dari orang tuanya, padahal seorang anak berhak mendapatkan cinta yang tulus dari kedua orang tua.

Membangun Komunikasi Dua Arah dengan Anak

Seiring anak tumbuh dewasa, lambat laun mereka akan mengetahui peristiwa yang terjadi pada ayah dan ibunya. Mungkin saja, anak akan mengerti apa arti selingkuh melalui media lain yang kadang tidak pernah terduga. Maka dari itu, orang tua dapat membiasakan berdialog dengan anak sedini mungkin untuk mengetahui apa yang sedang mereka rasakan. Iklim komunikasi dua arah akan memberikan ruang bagi orang tua untuk menekankan kepada anak bahwa perselingkuhan tidak sedikitpun mengurangi kelayakan mereka untuk dicintai. Komunikasi menjadi jembatan antara orang tua dan anak dengan selalu bertukar perspektif, demi menumbuhkan kepercayaan diri dan harapan tentang potensi hubungan mereka sendiri di kemudian hari.

Mengekspresikan Afirmasi Positif dengan Tulus dan Menunjukkan Rasa Cinta

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengasuh anak dengan penuh kasih sayang sekalipun tidak lagi terikat dalam hubungan perkawinan. Mengekspresikan afirmasi positif dengan tulus akan memperkuat ikatan relasional antara orang tua dengan anak, misalnya dengan memberikan mereka pujian, menanyakan bagaimana harinya, sabar dan menciptakan interaksi yang menyenangkan. Interaksi demikian dilakukan sebagai upaya membangun harga diri anak dengan lebih baik dari hari ke hari.

Baca Juga  Muhammadiyah dan NU Itu Bukan untuk Lucu-Lucuan

Anak berhak merasakan kasih sayang orang tuanya untuk mengiringi pertumbuhan mereka, maka seyogyanya orang tua dapat selalu memberikan cinta yang tak terbatas untuk anak. Rasa cinta itu dapat dikomunikasikan secara verbal maupun non verbal. Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat membantu proses anak untuk memahami kondisi orang tua dan memaafkan atas apa yang telah terjadi.

Kita tidak dapat menjadi orang tua yang sempurna, namun kita terus belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik serta menciptakan pengasuhan positif untuk membentuk anak yang tangguh dan percaya diri. Perselingkuhan orang tua tidak boleh merenggut harapan anak atas hubungan rumah tangganya sendiri di masa depan. Pola asuh yang baik, kasih sayang yang cukup, dan keintiman hubungan orang tua dengan anak akan mampu mengiringi mereka tumbuh dewasa hingga menemukan cinta yang tepat.

Referensi:

www.databoks.katadata.co.id , Perselisihan Jadi Penyebab Utama Perceraian Sepanjang 2020

Salih, L. and Chaudry, S. (2021). Exploring The Lived Experience Of Parental Infidelity. Journal of Family Studies, doi: 10.1080/13229400.2021.1956997

Bagikan
Post a Comment