f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
tipe keluarga

Gambaran Tipe Keluarga Masa Kini dalam Al-Qur’an

Membangun rumah tangga dengan konsep baiti jannati, yang di dalamnya penuh kedamaian, ketentraman, kerukunan, keharmonisan, dan senantiasa dalam ketakwaan kepada Allah memang bukan perkara yang mudah, apalagi jika ternyata pasangan yang telah kita anggap akan selalu bersama hingga till jannah-Nya, faktanya dalam menjalani kehidupan rumah tangga tak bisa searah dengan kita.

Jika kita mau menilik alqur’an secara holistik dan lebih mendalam, maka kita akan menemukan kisah orang-orang terdahulu dalam berumah tangga. Sehingga dari kisah-kisah yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an ini bisa kita ambil hikmah atau pelajaran. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Yusuf ayat 11 yang artinya, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.”

Ada 4 tipe keluarga yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an, di mana dari kisah tersebut bisa kita jadikan cerminan, berada dalam tipe manakah keluargaku sekarang? Dan juga bisa menjadi gambaran bagi yang belum berumah tangga, mau tipe keluarga seperti apa nantinya. Meskipun keluarga-keluarga ini telah ada sejak ribuan tahun lalu, namun karakternya akan senantiasa ada sepanjang zaman. Empat tipe keluarga tersebut yaitu:

1. Tipe Keluarga Abu Lahab

Tipe keluarga ini sangat kompak, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Namun sayang, kekompakannya ini bukan dalam hal kebaikan, melainkan dalam hal keburukan. Sehingga keduanya kelak akan bersama di neraka.

Pasalnya, semasa hidupnya, Abu Lahab senantiasa membenci, menyakiti, mengolok-olok, dan menghalangi dakwah keponakannya sendiri, yakni nabi Muhammad. Sementara itu istrinya, yang bernama Ummu Jamil senantiasa membantu sang suami dengan menebar fitnah kepada suku Quraisy; bahwa apa yang dibawa dan disampaikan nabi hanyalah dusta, sampai-sampai istri Abu Lahab diberi gelar pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Sedangkan Utaibah, anaknya juga turut andil, ia pernah membentak dan meludahi nabi Muhammad.

Baca Juga  Laki-Laki dan Perempuan Setara Berperan dalam Pernikahan

Kisah Abu Lahab beserta istrinya ini telah Allah abadikan dalam surat Al-Lahab ayat 1-5. Tipe keluarga ini merupakan tipe keluarga yang paling buruk.

Jika kita melihat  kehidupan realitas saat ini, maka tipe keluarga seperti keluarga Abu Lahab ini masih banyak dijumpai. Praktiknya saat ini adalah sepasang suami istri bahkan anak-anaknya bersekongkol untuk berbuat kejahatan dan kemaksiatan dan bahkan tidak mau beribadah kepada Allah. Sudah banyak kasus kita jumpai sepasang suami istri mendekam di penjara karena kasus kriminal yang sama.

2. Tipe Keluarga Siti Asiah

Siti Asiah merupakan istri dari Fir’aun, seorang raja yang kaya raya dan sangat disegani kaumnya, bahkan Fir’aun mengaku dirinya sebagai tuhan. Jika begini kondisinya, tentu kalian para wanita senang dan bangga bukan? Karena bisa dapat suami kaya, terkenal, dan dihormati. Namun, tidak bagi Siti Asiah, ia menikah dengan Fir’aun hanya karena paksaan. Dan meskipun sang suami mengaku sebagai tuhan, namun Siti Asiah tak pernah ingkar kepada Allah. Ia menyembunyikan fakta bahwa sesungguhnya Asiah hanya menyembah Allah semata.

Berkat pendirian dan keteguhannya dalam beribadah dan menyembah hanya kepada Allah ini, membuat Siti Asiah termasuk salah satu dari empat wanita yang dijanjikan Rasulullah akan masuk surga. Ssebagaimana dalam hadis dari Anas bin Malik, Nabi bersabda; “Pemuka wanita ahli surga ada empat. Ia adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah, Khadijah binti Khawailid, dan Asiyah, istri Fir’aun.” (HR. Muslim dan Hakim)

Potret keluarga seperti keluarga Fir’aun saat ini yakni, istrinya taat dan tekun dalam beribadah kepada Allah. Namun suaminya selalu berbuat keburukan, seperti: berjudi, mabuk, merampok, dan lainnya, serta tidak pernah beribadah kepada Allah. Meskipun istrinya telah mengingatkannya berkali-kali bahwa apa yang dilakukannya itu salah, namun suaminya tidak pernah berubah. Tipe keluarga seperti ini akan menjadi ujian bagi istri. Apakah dia mampu menghadapi ujian yang diberikan Allah ini dengan tetap sabar dan tabah sebagaimana Siti Asiah atau justru memilih melepaskan dan meninggalkan.

Baca Juga  Jati Diri Seorang Muslim adalah Al-Qur’an
3. Tipe Keluarga Nabi Nuh

Tipe keluarga Nabi Nuh ini kebalikan dari keluarga Fir’aun. Di mana dalam keluarga Fir’aun yang ingkar adalah suaminya, sedangkan dalam keluarga nabi Nuh yang ingkar adalah istri dan anak-anaknya. Sebagai seorang nabi sekaligus imam bagi keluarganya, nabi Nuh senantiasa mengajak kaum dan keluarganya untuk beriman kepada Allah dan berhenti menyembah berhala.

Namun, usaha nabi Nuh selama kurang lebih 950 tahun lamanya itu gagal, mereka tak menghiraukannya sama sekali. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Nuh ayat 5-7.
“Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka untuk beriman (agar Engkau mengampuni mereka), mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.”

Perumpamaan tipe keluarga di atas saat ini adalah seorang yang terhormat tidak ada jaminan mendapat istri/suami dan anak yang shalih. Maka dari itu perlu ketabahan salah satu pasangan untuk membina keluarganya.

4. Tipe Keluarga Imran

Yang keempat ada tipe keluarga Imran bin Matsan, yang merupakan tipe keluarga istimewa dan ideal. Bahkan sampai disejajarkan dengan keluarga Rasulullah, walaupun Imran dan Hanna, istrinya bukanlah seorang rasul, nabi, maupun malaikat. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 33 yang artinya: “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).”

Pasalnya Ali Imran beserta istrinya berusaha membangun tarbiyah usariyah, tarbiyah keluarga yang bercita-cita mendekatkan diri kepada Allah. Imran dan istrinya berencana agar keturunannya kelak selalu dekat dengan Sang Mahapencipta, menjadi generasi yang mulia di dunia maupun akhirat, dan bisa menjadi kebanggaan keluarga besarnya. Bahkan hal ini sudah direncanakan sebelum istrinya mengandung. Apa yang Imran dan istrinya cita-citakan terwujud, mereka memilki anak perempun yang bernama Maryam, yang merupakan ibu dari nabi Isa.

Baca Juga  Lebaran dan Rekonstruksi Peran (Suami-Istri)
***

Agama islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah saja; namun juga mengatur hubungan antara sesama manusia, termasuk hubungan dalam berumah tangga. Dalam alqur’an surat Al-Furqon ayat 75 terdapat do’a agar keluarga kita harmonis:   رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

Artinya: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Dengan istiqomah membaca do’a ini dan disertai usaha dari masing-masing anggota keluarga, InsyaAllah keluarga kita akan damai, tentram, rukun, harmonis, dan senantiasa dalam ketakwaan kepada Allah. Amiiin.

Bagikan
Post a Comment