f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
belajar

Tak Pandang Kursi, Belajar ke Luar Negeri Tak Lagi Ilusi

Menempuh pendidikan tinggi hingga ke luar negeri tentu impian bagi sebagian orang di bumi pertiwi. Namun, tidak semua dari mereka yang berani mewujudkan mimpi itu. Yah, beberapa mungkin akan mundur karena mimpi tersebut bagaikan pungguk merindukan bulan. Karena melanjutkan studi/belajar ke negeri orang tak semudah membalikkan telapak tangan.

Sebagian mengatakan bahwa yang mampu melanjutkan studi ke luar negeri hanya mereka yang memiliki dana melimpah, lulus dari perguruan tinggi ternama, menyimpan segudang prestasi gemilang, berstatus penduduk kota, lahir dari keluarga berpangkat dan lain sebagainya.

Pada kenyataannya, kuliah di luar negeri bukan semata untuk orang dengan predikat tertentu. Memiliki impian ke luar negeri adalah hak setiap individu. Kesempatan pun terbuka lebar bagi siapapun yang bersungguh-sungguh. Teringat pada sebuah quote dalam novel “Negeri 5 Menara”, yang mengatakan bahwa mereka yang mampu menggapai cita bukanlah mereka yang tajam, tetapi mereka yang sungguh-sungguh.

Mereka yang berada di strata ekonomi ke atas ataupun ke bawah, yang lulus dari kampus bergengsi maupun biasa, yang berprestasi atau seadanya, yang berasal dari kota maupun desa, yang lahir sebagai anak petani atau pejabat tinggi adalah orang-orang yang memiliki kesempatan yang sama untuk belajar hingga mancanagera.

***

Sejenak menengok cerita inspiratif dari mereka yang bukan siapa-siapa, tetapi mampu mewujudkan impian kuliah hingga luar benua. Adalah Raeni, anak seorang tukang becak asal Semarang, berhasil mendapatkan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) untuk melanjutkan pendidikan Magisternya di University of Birmingham, UK.

Kondisi ekonomi yang terbatas tak menggentarkan semangat Raeni mengejar pendidikan setinggi-tingginya ke negeri Ratu Elisabeth. Setelah menyelesaikan S2 di Inggris, Raeni pun mengabdikan dirinya menjadi dosen di Universitas Negeri Semarang.

Baca Juga  Memoar tentang Resiliensi: Menghadapi Tantangan dalam Keluarga yang Kompleks

Tak berhenti bermimpi, ia pun mendapatkan kembali beasiswa untuk meraih gelar Doktor di luar negeri. Ngeri bukan? Anak tukang becak bisa kuliah di universitas bergengsi di dunia.

Inspirasi selanjutnya datang dari Antoni Tsaputra, penyandang disabilitas yang berhasil meraih beasiswa Doktoral di Australia. Meski ia mengalami severe physical impairment, ia tidak lantas menyerah dengan keadaan. Ia bangkit dan berhasil meraih gelar Doktornya dari University of New South Wales (UNSW) Sidney, Australia. 

Jika mereka dengan keterbatasannya mampu merajut asa ke mancanegara, kamu pun harus bisa. Tidak ada alasan sekecil apapun bagi kamu untuk pesimis dalam memperjuangkan mimpi, karena semua berhak dan mampu kuliah ke luar negeri.

Mengapa Kuliah ke Luar Negeri?

Lalu kenapa sih harus kuliah ke luar negeri? Apa istimewanya belajar di mancanegara? Tentu istimewa sekali dong. Ada beberapa keuntungan eksklusif yang akan kamu dapatkan jika bisa sekolah ke luar negeri.

Di antaranya pengalaman merantau di negeri orang, relasi yang luas, sistem pendidikan yang berbeda, oportunitas mempelajari budaya dan bahasa baru, menikmati indahnya dunia dan masih banyak lainnya.

First and foremost, merantau ilmu di negara lain memberi kesempatan pada kamu untuk belajar mandiri karena harus mampu bertahan hidup di negara yang letaknya berjuta kilometer dari kampung halaman. Steinberg dalam buku “Adolescene” menyebutkan bahwa kemandirian mengajarkan seseorang kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatur dan mengelola diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

Pengalaman ini mendorong kamu menjadi pribadi yang pandai dalam mengatur keuangan, menjaga kesehatan tubuh, bertanggung jawab atas diri sendiri, serta mengelola segala kebutuhan sehari-hari sembari menimba ilmu. Tentu kemampuan ini akan sangat bermanfaat di dunia kerja karena lebih proaktif dan dapat diandalkan.

Baca Juga  Muhammadiyah dan Konsistensi Membangun SDM
***

What is more, mengenyam pendidikan tinggi di kampus tingkat dunia dapat membuka pintu jaringan seluasnya. Saat melanjutkan pendidikan di universitas luar negeri, kamu akan menemui banyak teman yang berasal dari berbagai negara. Kamu pun perlu menjadi pribadi yang mau membuka diri akan perbedaan yang mungkin kamu temui saat berinteraksi dengan mereka.

Memiliki teman dari berbagai belahan dunia tentu memberikan banyak dampak positif terhadap kehidupan. Misalnya, kesempatan langka untuk belajar tentang bahasa dan budaya mereka. Selain itu, menambah relasi membantu kamu dalam membangun karir, seperti membentuk kerjasama dengan mereka setelah lulus nanti.

Hal paling penting yang tidak bisa didapatkan tanpa kuliah ke luar negeri adalah pengalaman belajar di lingkungan yang memiliki budaya akademik berbeda dengan negara kamu. Akan ada banyak hal yang kamu rasakan sebagai mahasiswa di universitas luar negeri, di antaranya sistem penilainnya yang unik. Jika di tanah air menggunakan A+, B+ hingga E, di luar negeri seperti Inggris berpedoman pada kategori pass, merit dan distinction, di mana rentang nilai yang digunakan adalah persentase 0-100%.

Terlebih, kecurangan dalam plagiasi mendapat perhatian yang sangat besar. Sehingga mahasiswa harus memastikan semua tugas bebas dari plagiasi jika tidak ingin gagal dalam course tertentu. Tak kalah penting dan yang paling didamba adalah belajar langsung dengan pakar keilmuan atau professor terkemuka di suatu bidang keilmuan, seperti Jeremy Harmer, seorang ahli pengajaran bahasa Inggris.

***

Well, yang terakhir adalah penghargaan atas kerja keras selama studi di luar negeri, yaitu menikmati indahnya mancanegara. Keindahan tersebut meliputi pesona alam, tempat wisata dan bangunan bersejarah negara tempat studi atau bahkan perjalanan keliling dunia.

Baca Juga  Masalah Pernikahan yang Berujung Perceraian

Kata pepatah, work hard play hard, artinya kuliah lancar jalan-jalan pun gangsar. Work-life balance itu penting, belajar di luar negeri membutuhkan mental dan pikiran yang kuat karena terkenal dengan tugasnya yang berat. Maka menyempatkan diri untuk sejenak menyegarkan pikiran mampu mengembalikan energi yang terkuras.

Nah, menarik bukan? Yuk kuliah ke luar negeri, guys. Yang terpenting, teruslah bermimpi dan melangkah, karena mimpi itu milik orang-orang yang tekad dan gigih dalam memperjuangkan citanya. Kuliah ke luar negeri bukan sekedar asa, sertakan doa dan mintakan restu orang tua agar jalan menuju impian itu semakin dekat dan nyata.

Bagikan
Post a Comment