f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
mu

Kuangkat Topiku Kepada Bapak Ibu dari ABK

Lagu Halo Halo Bandung dan Bendera Merah Putih, dinyanyikannya sampai selesai. Tidak ada salah kata ataupun terbalik liriknya meski berakhir dengan nafas yang terengah-engah. Kadang menyanyikan beberapa lagu religi yang sudah dihafalnya sambil tersenyum bahkan sambil tertawa gembira. Apalagi bila ada yang memperhatikannya, gadis kecil itu tampak bahagia dengan sorot matanya berbinar ceria. Gadis itu bernama Nana.

Di tempat lain, ada lelaki kecil yang kalau diajak bicara atau ditanya dengan bahasa Jawa, selalu ia jawab dengan bahasa Indonesia yang baik dan santun. Padahal ia belum pernah “makan bangku sekolah”, tapi mampu berbahasa Indonesia dengan lancar sedang bahasa sehari-hari di keluarga adalah bahasa Jawa.

Lelaki kecil yang mendekati remaja ini, rajin nonton TV berita dan selalu duduk manis di sudut ruangan bila sang ayah atau ibu kedatangan tamu. Dengan diam di pojok dia memperhatikan setiap perbincangan orang tuanya bersama tamu sambil senyum-senyum ramah. Dia akan merasa senang dan bahagia bila tamu-tamu itu mengajaknya ikut berbincang. Wawan namanya, anak pertama dari tiga bersaudara.

Nana dan Wawan

Nana dan Wawan adalah contoh kecil dan nyata dari beberapa buah hati atau anak berkebutuhan khusus (ABK) dan aku lebih suka menyebutnya istimewa. Ya istimewa. Bahaimana tidak? Bila kita perhatikan anak-anak istimewa ini, sesungguhnya memiliki kelebihan di balik kekurangan yang tersemat pada mereka. Kelebihan inilah yang semestinya kita cari, kita gali dan kita kembangkan demi masa depan mereka.

Si Nana dengan suara tenggorokannya mampu menyanyikan beberapa lagu sekaligus. Walau dengan susah payah dan agak sedikit mengejan, dia cepat hafal lagu-lagu yang didengarnya. Perkembangan tubuhnya memang lambat tak seperti teman sebayanya, namun otaknya cerdas.

Kendati cara berjalannya sedikit kurang normal yakni terseok-seok dan tangannya tak mampu memegang sesuatu, namun sehari-hari wajahnya selalu memancarkan kegembiraan. Karena keterbatasan ilmu dari orang tuanya dan jauh dari perkotaan, untuk terapi dan belajar di SLB belum pernah ia rasakan, sehingga potensi yang ada pada dirinya terpaksa tak tersalurkan dengan semestinya.

Baca Juga  Keutamaan Anak Sholeh dan Baik

Si Wawan, daya tangkapnya luar biasa. Sejak divonis dokter menderita folio, dia tak mampu berjalan alias lumpuh sejak bayi hingga umur belasan. Belum tampak hasil dari terapi karena terkendala jarak juga, menyebabkan hasil terapi kurang maksimal. Kendati bicaranya lancar dan mampu menceritakan kembali berita-berita yang ia tangkap dari nonton TV, namun untuk bisa berjalan normal sulit, karena kedua kakinya lumpuh total.

Anak-Anak Istimewa

Selain Nana dan Wawan, banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di sekitar kita. Yang lumpuh layu, lumpuh otak, tuna rungu, tuna netra, tuna grahita dsb. Mereka istimewa dan mereka memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak-anak biasa seumurnya.

Ada sosok ABK yang istimewa yakni si Naja, hafiz cilik yang divonis menderita lumpuh otak atau cerebral palsy. Dia mampu menghafal Al-Qur’an 30 juz lengkap dengan halaman dan letak ayat-ayatnya dalam waktu singkat. Masya Allah. Ada pula si Kayla, Firda dan Masyitah yang juga istimewa karena kekurangan daya penglihatan, justru telah membawa mereka pada kemudahan dalam menghafal Kitab Suci.

Anak-anak istimewa ini tidak dengan tiba-tiba menjadi penghafal Al-Qur’an. Sudah tentu ada sosok istimewa pula yang membersamai tumbuh kembang mereka. Orang tua. Ya, orang tua penyabar, tegar, tahan banting dan orang tua yang cerdas. Tingkat kesabaran mereka tak bisa diukur dengan alat apapun karena dengan memiliki, merawat, mendampingi dan mendidik ABK dibutuhkan keihlasan maksimal lahir dan batin.

Tidak ada satupun orang tua yang bercita-cita punya ABK. Namun bila hal ini terjadi, sebagai orang tua, pasti tetap menyayangi bagaimanapun keadaan buah hatinya. Orang tua dituntut untuk lebih peduli pada keadaan dengan cara merawat, mendampingi, mendidik dan memfasilitasi sepenuhnya. Karena masing-masing ABK memiliki kelebihan dan keistimewaan atau bakat yang tidak sama, maka orang tualah yang lebih tahu apa yang mereka butuhkan.

Baca Juga  Antara Kaf dan Nun

Pada umumnya, anak-anak istimewa ini, bila kita cermati, punya semangat untuk maju yang berlipat ganda dibanding anak-anak biasa. Terlebih bila ada dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Sangat disayangkan jika bakat mereka tak terpupuk dengan baik dan terarah, dikhawatirkan bakat tsb akan hilang sia-sia.

Di bawah asuhan orang tua yang “cerdas dan mengerti” akan potensi anaknya, ABK diyakini akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh percaya diri dan mampu mewujudkan aneka prestasi yang mumpuni dan membanggakan.

Ada Kebaikan Tersembunyi

Bukan jamannya lagi ABK disebut anak cacat. Dia kebetulan dilahirkan tidak sama dengan teman-temannya yang lain. Ada yang menyebutnya disabilitas dari kata disability yang berarti ketidakmampuan. Dan ada pula yang menyebutnya difabel dari kata different ability atau kemampuan yang berbeda.

Istilah difabel secara umum memiliki arti yang lebih halus dibanding disabilitas. Meski ABK berbeda kondisi fisik dan mentalnya, namun kenyataan di lapangan, dia mampu melakukan banyak hal dengan cara yang berbeda. Mereka benar-benar mampu dan kadang “kemampuan” mereka melampaui anak-anak normal lainnya.

Bagi orang tua yang memiliki ABK, hal ini bisa merupakan ujian sekaligus rahmat. Ujian kesabaran dalam mendampingi mereka dan ujian keikhlasan dalam menerima karunia-Nya dalam bentuk apapun. Dikaruniai anak normal atau tidak, itu mutlak urusan Sang Maha Pemberi. Sebagai manusia, kita hanya bisa memohon dan berusaha agar diberi kemampuan untuk senantiasa ikhlas dan sabar atas segala ketetapan-Nya.

Sependek yang penulis lihat dan perhatikan selama ini, para orang tua dari ABK begitu tegar dan kuat. Sadar diri akan keterbatasannya sebagai mahluk yang tidak bisa dan tak mampu menolak takdir yang sudah digariskan. Kekurangsempurnaan anak-anaknya telah menumbuhkan berbagai rasa, diantaranya makin bersyukur, makin bertaqwa dan makin berserah diri tanpa harus menghentikan bermacam usaha atau ikhtiar.

Baca Juga  Kemajuan Teknologi Membuat Orang Tua Ibarat Kebo Nusu Gudel

Demi buah hati tercinta, tak kurang-kurang usaha telah diupayakan  para orang tua, dengan harapan kelak anak menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan punya “nilai” di hadapan Sang Pencipta. Mereka sadar, hadirnya ABK di tengah-tengah keluarga, pasti ada maksud tersembunyi dari Allah untuk kebaikan umat-Nya yang beriman.

***

Sudah tak terhitung anak-anak istimewa ini yang mempunyai prestasi luar biasa. Melihat keajaiban-keajaiban yang mereka tunjukkan membuat kita makin bersyukur karena tanpa ijin-Nya segalanya tak mungkin terjadi.

ABK bukan aib, dia adalah amanah dan titipan bagi orang tua yang wajib dipertanggungjawabkan kelak. ABK merupakan ladang pahala bagi orang-orang di sekelilingnya yang mampu mengambil hikmah di balik kehadirannya di muka bumi ini.

Selalu ada rasa hormat yang tak bertepi kepada para orang tua anak-anak istimewa ini. Ibarat memperoleh sebongkah intan, orang tua harus siap untuk menggosok dan mengasah intan tersebut agar menjadi sesuatu yang berkilauan dan “mahal”. Kuangkat topiku tinggi-tinggi untukmu, wahai Bapak Ibu dari ABK.

Bagikan
Comments
  • Bu Guru Wiendy

    Salut untuk kakak yang satu ini, begitu jeli melihat bahan untuk menjadi tulisan yang sangat menginspirasi…
    Good job

    Maret 4, 2021
Post a Comment