f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
dunia akhirat

Halaqah Cinta : Bertemu di Dunia Bertemu di Akhirat

Allah Swt telah menciptakan hamba-Nya untuk hidup saling berpasangan dan akan mempertemukannya di dunia maupun di akhirat kelak. Kali ini penulis akan memberikan cara pandang yang unik karena rumah tangga dalam pandangan Islam bukan hanya kebersamaan dengan pasangan di dunia saja, keyakinan kita sebagai orang yang beriman percaya bahwa kehidupan yang sebenar-benarnya hidup adalah akhirat.

Orang yang beriman lebih cerdas dan akan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat, tidak kecuali dalam membangun rumah tangga. Banyak anak muda saat ini yang ingin menikah hanya karena alasan yang sederhana untuk memenuhi kebutuhan di dunia. Namun, sebagai orang yang beriman, ketika mengambil suatu langkah dalam kehidupan di dunia pasti selalu berpikir untuk tabungan di akhirat nanti. Oleh karena itu, di saat kita memilih pasangan untuk menikah, kita harus memikirkan kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Allah Swt telah menetapkan jodoh untuk kita yang kemudian melangkah ke jenjang pernikahan. Suatu keniscayaan kita dapat bertemu dengan pasangan baik di dunia maupun di akhirat. Namun, nuansa seperti apa pertemuan kita di dunia maupun di akhirat yang menjadikan sebuah masalah. Bagaimana kondisi kita saat bertemu dengan pasangan kita kelak.

Hambarnya Pertemuan di Dunia

Faktor terbesar hambarnya pertemuan di dunia merupakan cara pandang terhadap keluarga. Dalam pandangan kita umumnya menganggap bertemu dengan keluarga dan pasangan merupakan hal yang biasa. Seharusnya, ketika kita bertemu dengan pasangan, alangkah baiknya hal tersebut seperti ketika kita bertemu dengan waktu sholat. Ketika ingin bertemu dengan pasangan, sebaiknya mempersiapkan diri untuk menyambut dan menjalin komunikasi dengan pasangan.  Tujuan dan niatnya hanya satu, yaitu ibadah.

Rumah sebagai ruang pertemuan antar individu juga sebagai ruang yang mempertemukan jenis-jenis masalah dalam keluarga. Menghadapi masalah di luar rumah kemudian terbawa masuk ke dalam rumah, perlu memilki solusi dalam prosesnya. Oleh karena itu jika, “suami memiliki masalah di luar rumah tangganya, maka seharusnya melepaskan permasalahan tersebut di teras rumah”.

Dalam artian, saat kita telah bertemu dengan keluarga, kondisi hati sudah netral dan tidak ada perasaan dongkol yang pada akhirnya melampiaskan permasalahan tersebut dengan keluarga. Begitu juga sebaliknya, seorang istri harus menyambut suami dengan hati yang ikhlas, bahagia, dan mempersiapkan diri dengan baik. Dengan demikian, maka setiap nasehat, candaan, bahkan obrolan ringan akan bernilai ibadah.

Baca Juga  Menyatukan Dua Hati yang Berbeda

Dalam hadist riwayat muslim, Rasulullah Saw menyampaikan ketika suami pulang ke rumah jangan dalam keadaan terburu-buru, sehingga istri dapat mempersiapkan diri secara lahiriah dan batiniah untuk bertemu dengan suaminya. Rasulullah Saw menginginkan pertemuan kita dengan keluarga dan pasangan penuh dengan kebahagiaan dan makna. Makruh bagi suami terburu-buru untuk pulang ke rumah. Rasulullah Saw ketika masuk dan keluar rumah, yang pertama kali dilakukan adalah mencium kening istrinya sebagai bentuk kesiapan lahiriah. Kemudian, sebelum memasuki rumah Rasulullah telah menaruh segala permasalahan di luar rumah sebagai bentuk kesiapan batiniah.

Tragisnya Pertemuan di Akhirat

Dalam QS. Abasa : 33-37 menjelaskan bahwa ketika telah tiba di yaumul akhir dan terdengar tiupan sangkakala kedua di mana manusia akan bangkit, pada hari itu setiap manusia akan bertemu kembali, namun mereka akan memikirkan urusannya masing-masing. Baik suami, istri, ayah, ibu, maupun anak tidak dapat menolong satu sama lain meskipun hanya sebesar biji sawi sekalipun. Mereka mengkhawatirkan hal yang sama untuk dirinya sendiri dan manusia akan menyadari betapa pentingnya kebaikan sekecil apapun.

Setelah Allah membangkitkan, manusia pasti akan bertemu kembali dengan pasangan dan sanak saudara, tetapi percakapan seperti apa yang seharusnya kita pikirkan. Sehingga kita dapat menyiapkan keluarga yang suatu saat nanti Allah Swt akan mempertemukan kembali di mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya. Jangan sampai kita bertemu kembali dalam keadaan yang tragis.

Lantas muncul pertanyaan “Jika derajat imannya berbeda di dunia, apakah Allah akan menyatukan seseorang di dunia (dengan menikah) dan di akhirat (berkeluarga kembali)?

“Jika tidak seiman, maka sudah ditetapkan bahwa tidak dapat disatukan karena sebab-sebabnya sudah terputus. Namun, jika keduanya mukmin, maka dapat disusulkan dengan derajat yang lebih tinggi”

Baca Juga  Cintai Ortu, Yuk!
Pertemuan di Dunia yang Disesali

Dalam QS. Al-Furqon: 27-29 menjadi salah satu surah yang menjadi pelajaran bahwa jika manusia menyesali pertemuannya dengan teman yang menyesatkan diri untuk menjauhi perintah Allah SWT; maka manusia akan lebih menyesali hubungannya dengan pasangannya karena hubungan yang terjalin lebih dekat dan terikat. Pernikahan memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada hubungan kita dengan teman. Hal tersebut akan menjadi poin yang disesali oleh manusia saat bertemu dengan pasangannya. Oleh karena itu, kita harus paham dalam mencari seseorang yang akan dijadikan sebagai pasangan.

SEMUA PASTI BERTEMU, TAPI APA INDAHNYA JIKA UNTUK BERTENGKAR

Dalam QS. Az-Zuhkruf : 67, Allah SWT berfirman bahwa teman-teman karib pada hari akhir akan menjadi musuh satu sama lain, kecuali orang yang bertakwa. Pasangan merupakan teman hidup kita, namun belum tentu keakraban dan keromantisan kita di dunia akan terulang ketika bertemu di akhirat. Semua cinta sebesar apapun di dunia pada akhirnya akan bertengkar di akhirat, kecuali pada orang-orang yang bertakwa. Orang yang bertakwa dalam mencintai pasangan, kelak di akhirat cinta mereka akan menjadi cinta yang lebih dahsyat dibandingkan cintanya di dunia.  Oleh karena itu, cintailah pasangan karena ibadah kepada Allah SWT, maka Allah akan menaungi mereka dan akan mempertemukannya dalam keadaan yang baik.

Referensi tulisan berdasarkan dialog online Bersama ust. Herfi Ghulam Faizi. Lc-

Bagikan
Post a Comment