f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
fisika

Unsur Psikologi dalam Pembelajaran Fisika

Menurut hakikatnya, manusia memiliki tugas dan tujuan yaitu menjadi manusia yang ideal. Apabila manusia tidak melakukan usaha untuk menjadi manusia ideal, maka dia tidak akan menjadi manusia ideal (Sumantri, 2015).

Oleh karena itu, manusia memerlukan pendidikan untuk memenuhi tugas dan tujuan menjadi manusia ideal. Pendidikan memiliki dua tujuan yaitu proses transfer ilmu atau pengetahuan (transfer of knowledge); dan proses humanisasi yang artinya sebuah upaya untuk membuat manusia agar hidup sesuai martabat manusia (Sumantri, 2015).

Memahami Hakikat Siswa

Salah satu hakikat manusia adalah sebagai makhluk individu. Yang artinya setiap manusia memiliki perbedaan dengan manusia lainnya sehingga bersifat unik. Perbedaan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu perbedaan secara vertikal dan perbedaan secara horizontal (Fahyuni dan Istikomah, 2016).

Perbedaan secara vertikal adalah perbedaan individu terlihat dari aspek jasmani, misalnya tinggi, besar, bentuk, kekuatan, dan daya tahan. Sementara itu, perbedaan secara horizontal adalah perbedaan individu yang terlihat dari aspek psikologis, misalnya kepribadian, minat, bakat, tingkat kecerdasan, dan emosi.  

Berbagai macam perbedaan tersebut dapat terlihat salah satunya saat proses pembelajaran di ruang kelas. Setiap siswa tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga saat keberlangsungan proses pembelajaran tentu seorang guru akan menemukan banyak permasalahan-permasalahan.

Maka dari itu, saat proses pembelajaran, guru memiliki peran penting dalam keberhasilan belajar siswa. Tak terkecuali pada mata pelajaran fisika.

Banyak dari siswa mengeluhkan pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang sulit; karena siswa dituntut untuk memiliki kemampuan penalaran dan analisis yang tinggi saat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.

Beberapa faktor lain yang menjadi keluhan siswa, yaitu fisika banyak mengandung unsur matematis dan metode pembelajaran guru fisika di sekolah kurang menarik. Hal tersebut tentu bisa menurunkan motivasi belajar siswa sehingga siswa kehilangan minat dan tidak konsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung.

Baca Juga  Aktivisme Perempuan dalam Menguatkan Resiliensi Masyarakat terhadap Bencana
Mengetahui Sebab Permasalahan Siswa dalam Pembelajaran

Beberapa gejala yang terlihat adalah ketika siswa mengalami permasalahan saat proses pembelajaran, antara lain capaian hasil belajar yang rendah; tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru; membolos saat kelas berlangsung; terlambat mengumpulkan tugas; dan berperilaku tidak sopan (Samudra dkk., 2014).

Setiap siswa memiliki karakteristik berbeda-beda, sehingga guru harus bisa menentukan metode pembelajaran yang tepat agar ilmu atau informasi sampai kepada siswa. Sebaiknya, seorang guru harus bisa melakukan pendekatan dengan siswa secara psikologis agar mengetahui hambatan yang siswa saat pembelajaran.

Ada dua faktor yang memengaruhi konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Fahyuni dan Istikomah, 2016). Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri.

Secara umum faktor internal terbagi menjadi dua, yaitu faktor jasmani dan faktor rohani. Siswa yang melewatkan sarapan di pagi hari akan merasa lapar; sehingga tidak dapat konsentrasi saat belajar dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan.

Banyak siswa yang tidur terlambat saat malam hari sehingga saat KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung siswa akan mengantuk dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Beberapa peristiwa tersebut merupakan contoh dari faktor jasmani.

Sedangkan faktor rohani adalah faktor yang berasal dari mental seseorang yang bisa menyebabkan konsentrasi siswa dapat terganggu. Gejala yang ditunjukkan seperti mudah cemas, emosional, mudah gugup, tidak tenang, stres, bahkan depresi.

Sementara itu, faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang, misalnya, lingkungan tempat belajar yang tidak kondusif dapat mengganggu konsentrasi siswa saat belajar.

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Selain memiliki kewajiban untuk menyampaikan ilmu kepada siswa, seorang guru juga memiliki tugas untuk memberikan motivasi belajar. Hal ini sering kali diabaikan oleh guru, padahal motivasi belajar merupakan salah satu komponen penting dalam keberhasilan belajar siswa.

Baca Juga  Kata “Wanita” yang Masih Sering Disalahpahami

Apabila semakin besar motivasi belajar yang ditanamkan pada siswa, maka akan semakin besar pula kemauan siswa untuk belajar. Seorang guru harus menguasai materi pembelajaran dan bisa meyakinkan siswa bahwa ilmu yang dipelajari bermanfaat suatu saat nanti.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam menumbuhkan motivasi belajar; seperti menjelaskan manfaat yang didapatkan siswa setelah mempelajari suatu mata pelajaran tertentu.

Misalnya, setelah mempelajari materi hukum Newton pada mata pelajaran fisika, seorang siswa dapat memahami bahwa jika seseorang melempar suatu benda ke atas, benda tersebut akan jatuh kembali ke bawah. Lalu, guru harus bisa menumbuhkan semangat pada siswa, misalnya dengan memberikan motivasi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

Hal terakhir yaitu guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam artian tidak monoton. Maka sebaiknya, guru memiliki variasi dalam pembelajaran agar murid tidak merasa bosan dan suasana belajar tidak tegang.

Penggunaan Media Pembelajaran

Teknologi dan media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran. Sumber informasi tidak hanya berpusat pada guru, tetapi teknologi bisa menjadi alternatif lain bagi siswa untuk memperoleh informasi yang tidak diperoleh di sekolah.

Seorang guru harus memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi dan media pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi. Saat ini banyak fitur media pembelajaran daring sebagai penunjang proses pembelajaran salah satunya laboratorium virtual untuk mata pelajaran fisika.

Guru bisa melakukan praktikum dengan siswa secara virtual sebagai variasi dalam pembelajaran. Apabila siswa terlihat jenuh dan bosan dengan metode pembelajaran ceramah, guru bisa berinisiatif untuk memanfaatkan media digital; seperti mengajak siswa untuk membuat video pembelajaran. Hal ini bisa meningkatkan semangat serta mengasah kreativitas siswa.

Baca Juga  Kritik Al-Qur'an terhadap Tatanan Sosial

Oleh karena itu, dapat kita pahami bahwa selain menyampaikan informasi atau ilmu kepada siswa, guru harus bisa memahami keadaan psikologis siswa karena hal tersebut dapat memengaruhi hasil belajar siswa.

Apabila guru bisa memahami siswa dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, maka siswa akan memberikan umpan balik untuk guru dengan memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung, mengerjakan tugas tepat waktu, dan berperilaku baik.

Saran untuk pihak sekolah yaitu menjadwalkan mata pelajaran eksak pada jam pertama atau kedua. Apabila mata pelajaran eksak ada pada jam terakhir, siswa sudah merasa jenuh dengan berbagai mata pelajaran sebelumnya; dan cuaca panas di siang hari cenderung kurang kondusif untuk mata pelajaran yang memerlukan analisis serta penalaran yang tinggi seperti mata pelajaran fisika.

Daftar Pustaka

Fahyuni, Eni F. & Istikomah. (2016). Kunci Sukses Guru dan Peserta didik dalam Interaksi Edukatif. Sidoarjo: Nizamia Learning Center

Sumantri, Muhammad S. (2015). Modul Hakikat Manusia dan Pendidikan.

Samudra, Gede B., Suastra, I Wayan, & Suma, Ketut. (2014). Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Siswa SMA di Kota Singaraja dalam Mempelajari Fisika. e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 4, 2.

Bagikan
Post a Comment