f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
tulis

Tulisan Sebagai Instrumen Perubah Gerak Ummat

Sampai detik ini tak bisa terbantahkan bahwa kemampuan seseorang dalam menulis opini, argumen atau yang lainnya adalah suatu hal yang sangat krusial yang harus ada dalam diri seorang intelektual. Menulis merupakan salah satu dari 4 kemampuan wajib seorang penimba ilmu. Sejak kecil kita terbiasa untuk pandai mengamati, berbicara, menulis dan membaca hal itu bukan hanya formalitas pendidikan semata. Melainkan upaya dalam membentuk seorang intelektual yang lurus. Jikalau salah satu dari 4 kriteria dasar tersebut belum terpenuhi maka bisa dikatakan seorang intelektual itu “cacat”. Sejarah telah membuktikan bahwasanya dengan tulisan kita bisa merubah pandangan seseorang.

Dahulu ketika umat Islam masih dalam selimut kekolotan dan kejumudan, muncullah seseorang yang tergerak hatinya. Berawal dari observasinya bahwa umat Islam sangat terbelakang. Di India saat itu sedang terjadi pertempuran antara kolonial Inggris dengan umat Hindu dan Islam. Kedua umat tersebut bersatu demi membela tanah air dan hak-hak nya sebagai pribumi. Di lain sisi orang tersebut melihat ribuan umat muslim berkumpul di sebuah monumen sakral dengan penuh penyelewangan dan kebodohan yang seakan tak berdaya melawan berbagai penjajahan saat itu. Ya, orang itu adalah Jamaludin al-Afgani, seorang yang nantinya menjadi initiator pembaharuan Islam.

Al Urwatul Wustqa

Majalah ini terbit untuk pertama kalinya di Paris di kala Jamaludin dan Muhammad Abduh bertemu. Majalah Urwatul Wutsqa merupakan wadah bagi keduanya untuk membimbing umat Islam secara luas serta menggerakkan ummat menuju perubahan. Urwatul wutsqa berarti “ikatan yang kokoh”. Kata ini terambil dari firman Allah surah Al-Baqarah ayat 256 dan juga surah Luqman ayat 22. Mungkin agak terdengar aneh di telinga ketika mendengar bahwa majalah tersebut terbit di negara non muslim. Hal ini karena pada saat itu para ulama setempat banyak tidak setuju terhadap pemikiran yang baru oleh karena tak sesuai dengan keinginan mereka.

Baca Juga  Suryani Thahir: Penggagas Majelis Taklim Khusus Perempuan

Jamaludin kala itu mencetuskan satu pikiran bahwa para ulama harusnya langsung terjun ke lapangan dan mendengarkan berbagai macam keluhan masyarakat. Namun buah pikiran tersebut ditolak mentah-mentah oleh para ulama. Mereka berpikir bahwa ulama hanya harus berdiam di rumah dan berada di antara buku yang tebal. Hal ini tentu sangat membuat Jamaluddin geram. Maka dari itu di Paris ia bisa dengan bebas mengumandangkan buah pikirannya tersebut tanpa takut adanya tekanan dari penjajah Inggris dan penolakan dari internal umat Islam itu sendiri.

Majalah itu pun menyebar luas di negara-negara Islam dan juga Eropa. Inggris pun mulai menyadari hal itu dan senantiasa mengawasi isi majalah tersebut dengan ketat. Majalah tersebut berisi tentang bagaimana umat Islam harus bangkit lagi dari keterpurukan dan penjajahan imperialis barat. Dengan narasi-narasi nasionalisme, kebangsaan dan persatuan majalah itu telah banyak mempengaruhi masyarakat Islam secara luas. Masyarakat mulai gencar melakukan penolakan atas kedzaliman dan juga imperialisme barat.

Semangat yang terbangun dari buah pikiran Jamaluddin dan juga Abduh tersebut kembali menunjukkan bahwa tulisan adalah media yang sangat penting bagi tersebarnya dakwah Islam. Hal ini pun membuat para penjajah menjadi gentar sehingga pada akhirnya majalah ini berhenti peredarannya pada bulan September tahun 1884. Inggris menghasut para khalifah pada saat itu untuk melarang warga Mesir dan India membaca dan memiliki majalah tersebut. Alhasil majalah Urwatul Wutsqa kehilangan semua pasarannya dan terpaksa gulung tikar.

Majalah al Manar

Majalah al Manar merupakan majalah buatan Abduh dan juga Rasyid Ridha. Tak jauh beda dari Urwatul Wutsqa. Majalah ini berisikan pemikiran reformis kedua orang tersebut. Al Manar berarti  mercusuar yang secara luas sebagai penerang kaum muslimin di kala terselubung dalam asap kebodohan dan kemunduran. Selain berisikan tentang pemikiran kedua orang tersebut, majalah itu juga berisi penafsiran al-Quran juga dunia politik.

Baca Juga  Menulislah!

Majalah ini juga ikut berkontribusi dalam mengarahkan kaum muslimin menuju Islam yang lurus serta mendorong umat Islam untuk mengupayakan persatuan sebagaimana telah menjadi cita-cita pencetusnya yakni Jamaludin al-Afgani.

Semangat Menulis di Era Digital

Sampai detik ini kita masih ada di era digital. Di mana semua bentuk teknologi dengan cepat dapat berkembang pesat. Kita disodorkan berbagai kemudahan dalam melakukan berbagai hal tak terkecuali menulis. Ada berbagai macam media elektronik yang bisa digunakan untuk menulis. Mulai dari laptop, komputer, tablet, mesin ketik, dsb. Hal ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya mengingat telah banyak kanal-kanal yang yang terbuka lebar bagi para penulis,

Perlu kita sadari bahwa tulisan memiliki peran penting dalam mencerdaskan  masyarakat. Apalagi dewasa ini banyak terjadi penyelewangan berpikir dan beragama. Sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai intelektual untuk mengarahkan ummat ini menuju cahaya yang terang benderang. Kita harus mengisi media hari ini dengan narasi-narasi yang membangun persatuan dan kesatuan umat Islam. Ketika kita mengisi media dengan hal-hal positif otomatis hal itu meminimalisir merebaknya konten yang tak bermutu dan tak mendidik sama sekali.

Contoh majalah di atas telah membuktikan bahwa tulisan dapat merubah arah gerak ummat. Islam yang dahulu sangat terbelakang dan dibodoh-bodohi oleh imperialis barat nyatanya dapat bangkit dan mengumandangkan rasa tidak suka terhadap hal tersebut. Spirit  tokoh-tokoh di atas yang penuh semangat juga optimisme harus senantiasa ada dalam diri kita. Terlebih mengingat zaman ini Islam belum bisa kita katakan “bersatu”. Masih banyak golongan-golongan yang mementingkan golongannya pribadi dan enggan bertoleransi dangan pandangan saudaranya yang berbeda dengan pandangannya. Dan kaum muda mempunyai andil besar dalam menyatukan hal tersebut.

Bagikan
Post a Comment