f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
optimis

Terlalu Optimis; Sebuah Fatamorgana di Tengah Gurun

Jamur Motivasi

Sudah berapa kalimat  motivasi yang sering lalu lalang, masuk dari telinga kanan kemudian keluar dari telinga kiri. Sebagian ada yang naik sampai ke otak kemudian menjadi sebuah dorongan untuk dapat menjalani kehidupan. Sebagian lagi ada yang turun sampai ke hati menjadi sebuah renungan evaluasi atas kejadian yang telah lampau.

Kemajuan teknologi informasi menjadi sebuah lahan tak terbatas. Media sosial memberikan semangat baru. Setiap orang bebas mempertontonkan hasil dari jerih payah yang ia lakukan agar bisa disebut sebagai orang yang berhasil. Kalimat-kalimat itu menjamur, tumbuh subur; menyebar dengan cepat dalam berbagai platform yang ada.

Sampai pada titik tertentu ia meromantisasi keadaan yang sebenarnya. Problematika kemiskinan struktural kesenjangan sosial yang sering memicu konflik. Dalam kacamata motivasi yang terkesan naif dianggap sebagai permasalahan yang dapat diatasi. Padahal, permasalahan yang terjadi sudah tidak dapat diatasi melalui berbagai macam metode.

Manusia dengan berbagai macam permasalahan hidup yang cukup kompleks punya sisi optimistiknya tersendiri. Kepercayaan akan tercapainya kebahagiaan setelah melewati permasalahan bagaikan sisi mata uang. Hal itu membawa sisi baik dan sisi buruknya masing-masing. Sisi baiknya optimisme memberikan kekuatan untuk terus berjuang. Sisi buruknya ketika optimisme sudah kehilangan gairah hal ini bisa menjerumuskan ke dalam tindakan destruktif bagi diri sendiri.

Penderitaan yang Tabu

Pada dasarnya manusia mendamba kebahagiaan dalam hidupnya. Berbagai cara akan manusia lakukan untuk mencapai kebahagiaan tersebut. akan tetapi kebahagiaan bersifat subjektif, setiap orang punya makna tersendiri terhadap kebahagiaan. Salah satu bentuk pemaknaan kebahagiaan ialah mengenali kebahagiaan melalui penderitaan. Dengan kata lain melegitimasi penderitaan.

Penderitaan sangatlah erat dengan hiruk pikuk kehidupan manusia. proses kehidupan manusia menjadi sebuah bukti nyata bahwa penderitaan selalu membayangi kehidupan manusia. Manusia harus mengakui bahwa penderitaan sama pentingnya dengan pemenuhan atas kebutuhan dasar untuk hidup. perlu untuk mengenal penderitaan untuk mengetahui kebahagiaan. ketika manusia memilih hidup bersama dengan penderitaan maka daya kreatif untuk terus bertahan akan timbul.

Baca Juga  Apakah Hidup Demi Memenuhi Pendapat Orang Lain?

Akan tetapi penderitaan terlalu tabu untuk kita bicarakan. Kita sebagai manusia sudah mengalienasikan penderitaan yang sejatinya selalu membersamai kita sedari awal. Bukankah leluhur manusia sendiri juga hidup bersama penderitaan. Bagaimana tidak, apakah ada penderitaan yang lebih berat dari pada diturunkan dari singgasana surga kemudian terus bertahan hidup di dunia. Tempat di mana manusia saling berseteru demi memenangkan ego masing-masing.

Saat ini perubahan sosial ekonomi dan globalisasi telah berdampak pada pola budaya konsumsi. manusia sebagai masyarakat telah berubah orientasi konsumsinya dari memenuhi kebutuhan biologis menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan sosiologis. perubahan orientasi ini membuat kebahagiaan kita tereksploitasi dengan berbagai macam kebutuhan sosiologis yang terus berubah ubah.

Tuntutan demi tuntutan yang kita buat sendiri hanya demi untuk mendapatkan kebahagiaan temporal yang tiada habisnya terus menguras energi. Pikiran kita terlalu luas jika hanya demi mengejar itu semua. Terlalu banyak waktu yang terbuang apabila tidak secepatnya kita sadari bahwa tuntutan itu hanya sebuah jebakan yang kita sendiri sengaja masuk ke dalamnya.

Kebahagiaan Sejati

Gampangnya ketika kita mempunyai barang-barang bermerek branded timbul perasaan seolah olah kita sudah bahagia. namun, sebenarnya kita tertipu dengan ilusi kebahagiaan sesaat.  Tertipu dengan keadaan yang memaksa kita untuk terus hidup dengan iming iming kebahagiaan temporal. Tuntutan untuk terus menerus memburu kebahagiaan palsu itu tidak memberikan kita sedikit waktu untuk merenung, mencoba memberi sebuah makna sejati atas kehidupan yang kita miliki.

Tidak ada definisi atau teori yang mampu menjelaskan tepat makna kebahagiaan. Dalam pandangan stoik kebahagiaan bukanlah hal yang perlu kita kejar. kebahagiaan adalah mengenal diri sendiri, paham dengan diri sendiri, dan mengerti apa yang dibutuhkan oleh diri sendiri. Kebahagian yang sejatii tidak temporal ia sejati tidak hilang dan lekang digerus oleh perubahan.

Baca Juga  Peran Orang Tua : Penyemangat atau Pematah Semangat?

Perubahan zaman dan dan arus teknologi tidak bisa kita kendalikan. Yang bisa kita kendalikan adalah pemaknaan kita terhadap kejadian tersebut. Jadilah independen tidak larut terbawa oleh arus deras yang ada. Kesuksesan, kebahagiaan, dan kebahagiaan tidak terlahir dari perspektif orang lain. Ketahuilah penderitaan yang kita miliki, akuilah penderitaan itu, bukankan lebih baik hidup dengan penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan sejati dari pada terus hidup dalam kebahagiaan temporal.

Bagikan
Post a Comment