f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
cinta ayah

Sering Tak Terucap: Memahami Bahasa Cinta Ayah

Setiap orang tua memiliki cara dan keunikannya sendiri dalam mengekspresikan kasih sayang. Namun tak seperti ibu, sebagian dari ayah kerap dihadapkan pada kondisi kesulitan mengungkapkan segudang rasa cintanya untuk keluarga. Tidak jarang, warisan maskulinitas tradisional dari lingkungan yang menuntut laki-laki untuk selalu terlihat tangguh; tidak emosional dan menyembunyikan sisi kelemahannya cenderung menghambat ayah dalam mengekspresikan kasih sayang. Belum lagi, penelitian membuktikan jika beberapa laki-laki yang kini menjadi ayah pun tidak pernah mendapatkan contoh bagaimana pola komunikasi yang tepat untuk mengkomunikasikan kasih sayang selama mereka dibesarkan.

Mungkin, ketika kita merasa mempunyai sosok ayah yang terkesan cuek, bukan berarti ayah tidak cinta, atau bahkan sebenarnya mereka ingin mengatakan cintanya; tetapi sebagian dari mereka memang kurang memiliki bekal keterampilan untuk mendorong keterbukaan diri. Kadang, ayah ingin mengutarakan cinta namun gagal menyampaikannya dengan kehangatan emosional yang membuat kita tidak memahami maksud cinta di baliknya. Kondisi ini membuat ayah lebih memilih mengungkapkan kasih sayang melalui peran dan tindakan yang seringnya tidak kita sadari. Karakter spesifik yang melekat pada ayah sebagai pencari nafkah cenderung membentuk persepsi bahwa kurang adanya kehadiran ayah dalam hubungan keluarga. Tetapi disadari atau tidak, ayah memainkan peran yang bervariasi untuk tetap terlibat dalam keluarga baik secara langsung maupun tidak langsung.

*

Ketimbang mengatakan “I love you”, sebagian dari ayah membahasakan cintanya kepada kita melalui kasih sayang nonverbal yang dikemas lewat perilaku, seperti memeluk, menepuk punggung, atau memberikan ciuman di pipi. Seiring kita tumbuh dewasa, mungkin kuantitas waktu ayah tidak sebanyak ibu; namun ayah memaksimalkan waktu yang mereka punya menjadi interaksi yang sangat berkualitas dengan kita. Di balik tubuh lelahnya setelah seharian bekerja, ayah sering kali menghabiskan harinya untuk menemani kita berdialog dan bermain bersama. Interaksi yang ayah bangun melalui bermain, ternyata menuai banyak manfaat untuk perkembangan sensitivitas kita.

Baca Juga  Kau itu Sufi

Sebuah penelitian mengklaim jika permainan ayah dengan anak yang biasanya heboh dan riuh, akan lebih merangsang emosional yang melatih kita untuk belajar berbicara dan merespon sesuatu. Secara tidak langsung, kita didorong untuk mengeksplorasi banyak hal lewat cara ayah dalam menanggapi tangisan dan senyuman kita di masa kecil. Paternal Behavior in Humans, telah mengulik beberapa bentuk kasih sayang ayah dalam kehidupan kita melalui engagement, accessibility, dan responsibility. Itu tandanya, ayah tetap mengutamakan keterikatan emosional walau jarang terucapkan lewat kata; melainkan mereka berusaha membahasakan dengan perilaku komunikasi sebagai tanda kekuatan dan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah.

Berbagi dalam Keterikatan

Berbeda dengan ibu yang lebih mudah mengatakan rasa cinta, ayah lebih mungkin menciptakan interaksi yang setara dengan kita. Banyak keterlibatan ayah dalam kehidupan rumah tangga yang sebetulnya adalah cara ayah untuk mengajarkan model perilaku yang dapat anaknya tiru. Di samping itu, ayah kerap membangun kualitas relasional yang dekat dengan cara yang sederhana. Sesederhana, kesediaan waktu untuk mendengarkan kita bercerita tentang imajinasi setiap harinya, mengobati luka saat kita terjatuh, membangun suasana yang menggembirakan dengan penuh canda, atau menyediakan ruang diskusi yang tanpa batas sehingga membuat pecakapan dengan ayah menjadi sangat kompleks. Banyak nilai-nilai dan nasihat yang ayah wariskan melalui percakapan terbuka; yang secara tersirat menjadi bentuk mereka menjaga kita dari tindakan yang membahayakan diri sendiri atau keluarga.

Ayah yang Selalu Ada

Memang para ayah jarang menyatakan tentang perasaannya, namun di saat yang bersamaan, ayah kerap memberikan dukungan dengan membangun harga diri kita melalui perilaku konfirmasi yang menekankan bahwa kita adalah seseorang yang berharga, terhormat, dan layak dicintai. Bahkan, sering kali ayah adalah orang pertama yang memasang badannya ketika kita membutuhkan bantuan walau tanpa pernah mereka ucapkan. Jarang disadari, semua itu merupakan bentuk dedikasi dari rasa cinta ayah yang sebenarnya tidak ternilai.

Baca Juga  Pesan untuk Semua Kakak
Tanggung Jawab dan Kepekaan

Kecenderungan masyarakat menitikberatkan kasih sayang hanya pada keterlibatan fisik secara langsung; sayangnya hal ini membuat kita melupakan bahwa kasih sayang ayah dapat melalui berbagai bentuk dan cara. Salah satunya lewat dukungan finansial yang berusaha ia penuhi untuk menjamin perkembangan kita agar selalu tercukupi. Realita hidup yang tidak selamanya mulus menjadi tantangan ayah untuk tetap berkontribusi dalam pengasuhan dengan memastikan anak-anak mereka tumbuh sehat dan bahagia. Tingginya kesadaran ayah untuk tetap mengontrol dan memberikan keamanan dalam hidup kita adalah indikasi adanya kepedulian yang sangat besar.

Tidak perlu menunggu merasakan menjadi orang tua, kita perlu mengerti bahwa menjalankan peran ganda sebagai tulang punggung keluarga sekaligus mengasuh anak bukanlah perkara yang mudah. Sering kali tidak disadari, interaksi yang dibangun oleh ayah sejak kita kecil menjadikan mereka sebagai sosok yang memiliki kepekaan tinggi dalam kehidupan keluarga. Beberapa dari kita mungkin pernah mengalami kondisi sedang tidak baik-baik saja namun memilih untuk diam; secara bersamaan, ayah akan dapat mengerti bahwa ada sesuatu yang terjadi kepada anaknya meski kita tidak pernah menceritakan sedikitpun kepadanya. Kepekaan ayah dalam membaca tanda yang ditunjukkan oleh perilaku anak mengisyaratkan bahwa sebetulnya hubungan ayah dengan kita terletak pada level keintiman yang tinggi.

Pada akhirnya, kasih sayang yang ayah bahasakan melalui perilaku setiap hari tetap berpengaruh besar bagi kedekatan dan kepuasan hubungan keluarga. Ayah yang sensitif terhadap kita bukanlah sebuah kebetulan; melainkan mereka dapat mengerti dan memahami kebutuhan anaknya melalui proses belajar yang tiada henti. Ayah yang melibatkan diri untuk mengiringi anak tumbuh dewasa akan secara natural menjadikan mereka tidak hanya sebagai teman bermain atau teman berdiskusi; namun lebih dari seorang panutan bagi kita. Bagi anak laki-laki, sosok ayah yang tepat dapat menjadi panutan bagaimana bersikap sebagai lelaki dewasa; begitupun bagi anak perempuan, sosok ayah yang baik dapat menjadi acuan untuk memilih pasangan yang tepat sebagaimana ayah mencintainya.

Baca Juga  Gotong Royong dan Warm-Glow-Effect
References:

Fellers M., & Paul Schrodt (2021) Perceptions of Fathers’ Confirmation and Affection as Mediators of Masculinity and Relational Quality in Father-Child Relationships, Journal of Family Communication, 21:1, 46-62, DOI: 10.1080/15267431.2020.1866574

Lamb, M.E (1981c) The Role of Father in Child Development (Third ed.). New York: Wiley

Lamb, M.E., Joseph H. Pleck, Eric L. Charnov, James A. Levine (1985) Paternal Behavior in Humans. American Zoologist, Vol. 25, No. 3, pp. 883-894.

Bagikan
Post a Comment