f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
mental

Sehat Mental adalah Kebutuhan Kita!

Mental illness atau yang biasa dikenal dengan gangguan kesehatan mental mengacu kepada berbagai kondisi yang mempengaruhi perasaan, pikiran, suasana hati maupun perilaku seseorang. Kondisi ini bisa terjadi hanya dalam jangka waktu tertentu atau dalam waktu yang lama.

Kesehatan mental di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan. Tingginya angka prevalensi gangguan jiwa tidak sebanding dengan tersedianya jumlah profesi yang menangani dan fasilitas pelayanan yang memadai.

Sofia Retnowati, seorang Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, mengatakan bahwa hanya ada psikiater sejumlah 600 orang dan sekitar 365 orang psikolog klinis dari total 241 juta jiwa penduduk Indonesia pada tahun 2011.

Ia juga menambahkan bahwa ketidakseimbangan kapasitas layanan Kesehatan jiwa mengindikasikan tingginya treatment gap dan akan menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan bagi individu, keluarga, masyarakat dan negara.

Penyakit mental tidak hanya mengakibatkan kesulitan yang timbul dari gejala penyakit tetapi juga dalam kerugian melalui reaksi masyarakat. Sebagai komplikasi lebih lanjut, beberapa orang dengan penyakit mental mungkin menerima prasangka umum tentang penyakit mental, lawan mereka sendiri, dan kehilangan kepercayaan diri.

Sehat Mental adalah Kebutuhan Kita

Ahli dari Indonesia, Kartono mengungkapkan bahwa Kesehatan mental terkait dengan beberapa indikasi antara lain ketenangan batin, memiliki kemampuan adaptasi, dan partisipasi aktif terhadap lingkungan.

Ada berbagai faktor yang bisa memicu terjadinya gangguan mental, dari menderita penyakit tertentu sampai stress akibat berbagai peristiwa traumatis. Seperti ditinggal mati orang yang kita sayangi, kehilangan sesuatu atau munculnya emosi negatif. Beberapa hal tersebut bisa saja berdampak pada sistem kekebalan tubuh kita yang melemah. Bahkan terisolasi dalam waktu yang lama bisa saja membuat kita mengalami ganggguan mental.

Salah satu contohnya, beberapa waktu silam kita masih teringat dengan situasi pandemi covid-19 di masa awal PSBB. Saat itu, kita dianjurkan untuk tetap berada di dalam rumah yang menyebabkan kita seakan merasa sepi. Sebab fitrah kita sebagai manusia adalah hidup bersama dengan manusia lainnya.

Baca Juga  Pola Pikir Berubah, Pola Hidup pun Berubah

Salah satu akibat dari pandemi covid-19 saat ini di antaranya hidup kita yang terasa sepi karena adanya berbagai pembatasan. Hal ini tentunya berdampak buruk terhadap kualitas fisik dan mental seseorang.

Rasa sepi sendiri dapat memperparah gangguan mental seseorang dan penyakit kardiovaskular. Bahkan ada mengatakan bahwa kesepian kronis itu lebih berbahaya dari obesitas dan kebiasaan merokok 15 batang dalam satu hari. Maka dari itu, wajar jika kesepian menjadi hal yang cukup penting untuk diselesaikan, terutama dengan angkanya yang terus bertambah pada masa pandemi covid-19.

Pola Pikir positif

Dalam kehidupan, apapun yang telah terjadi di masa lalu dan yang akan terjadi di masa depan tidak bisa kita prediksi. Suka duka bersifat sementara, kita sering merasa senang terhadap kepemilikan apapun, namun terkadang kepemilikan juga yang sering membuat kita bersedih. 

Padahal yang perlu kita perhatikan, penciptaan kita di dunia ini adalah sebagai individu yang mampu bertahan hidup sendiri. Begitu pula dengan kepulangan kita dari dunia nanti juga akan sendiri. Maka, untuk menjadikan hidup kita bermanfaat, kita harus mencoba membuka pikiran bahwa yang kita lakukan haruslah sesuatu yang positif. Karena yang membuat kita bertahan di dunia hingga saat ini adalah pola pikir positif yang kita bawa sebagai manusia.

Martin Seligman, Pakar Psikologi Positif asal Amerika Serikat, dan juga terkenal sebagai Bapak Psikologi Positif, mengatakan bahwa perlu adanya pemahaman yang baik terkait bagaimana manusia memandang arti kehidupan yang menyenangkan dan kehidupan yang bermakna atau dengan istilah lain bernama pleasure and gratification.

Di era ini, kita  seakan sangat bergantung dengan aneka kemudahan dan kenikmatan yang ada. Alhasil kehidupan kita selalu penuh dengan memikirkan “hiburan apa lagi yang bisa kunikmati?”, “bagaimana nantinya jika aku tidak mempunyai hidup yang menyenangkan?”.

Baca Juga  Salat untuk Mental yang Sehat

Hal seperti inilah yang kadang membuat kita gagap dalam menumbuhkan potensi – potensi yang ada pada diri kita. Kita terlalu fokus agar terciptanya keadaan emosi positif dan meminimalkan emosi negatif dalam diri kita.

Mindset Berpikir “Here and Now”

Hal semacam ini berawal dari mindset. Apa yang membuat kita “bertahan” sampai hari ini, itu karena mindset. Mindset juga yang bisa membuat kita “jatuh”. Agar apa yang kita jalani dalam kehidupan ini dapat diri kita sendiri terima dengan baik, maka sudah seharusnya kita mulai fokus terhadap kehidupan sekarang dan saat ini. Artinya segala sesuatu yang terjadi di masa lalu cukup kita jadikan sebagai referensi untuk masa depan dan apa yang akan terjadi di masa depan kita harus meyakini bahwa semuanya itu pasti.

Fritz Perls, salah satu tokoh psikologi asal Jerman. Ia memperkenalkan konsep kesehatan mental dengan cara berpikir “di sini  saat ini”. Dalam konsep ini manusia harus benar-benar berada di sini dan saat ini, mencoba menikmati momen saat ini tanpa gangguan terhadap dendam di masa lalu dan kerisauan pada masa depan.

Masa lalu adalah satu hal yang tidak bisa kita ubah, namun bisa kita kelola. Tujuannya agar hidup kita dapat optimal  menjalani kehidupan “here and now”. Begitu juga dengan masa depan, memang merupakan suatu hal yang perlu kita rencanakan dan antisipasi. Meskipun begitu tidak perlu untuk dirisaukan karena faktanya saat ini kita menjalani hidup “here and now”.

Pada akhirnya, berbagai gejala mental illnes yang ada saat ini harus diseimbangkan dengan keadaan penyesuaian diri yang baik disertai kesehatan, kesejahteraan dan penuh semangat hidup. Selain itu, kesehatan mental juga berhubungan dengan kemampuan berelasi dengan dunia di luar diri kita sendiri.

Baca Juga  Pendidikan Bagi Wanita, Mengapa Penting?

Yang terprnting saat ini, ada sebuah realitas yang wajib untuk kita nikmati pada setiap detik yang ada di hidup kita. Manusia bukanlah makhluk pasif yang ditentukan dari luar dirinya yakni masa lalu, atau menjadi makhluk yang paranoid karena terlalu takut dengan masa depan. Be here baby, and enjoy your time !.

Editor: Muhammad Afiruddin

Bagikan
Post a Comment