Sajak Ruang Kelas

Ruang-ruang kelas itu mulai kosong, persis isi kepala anak-anak tak kala menatap layar penjelasan dengan bengong
Kejadian-kejadian yang kini menjelma jarang dan entah kapan dapat terulang
Berlari tunggang-langgang menghindari dikuncinya gerbang dan sederet hukuman yang telah membayang
Berbaris di bawah terik matahari dengan peluh yang berlinang
Izin ke toilet sambil melipir ke kantin demi mengusir kantuk yang menggenang dan menyambut kenyang
Lalu apalagi yang dapat kita reka ulang?
Bel tanda pulang dan wajah-wajah yang cemerlang telah menjelma sebagai kenang

Ruang-ruang kelas itu mulai berdebu, tak jauh beda dengan semangat anak-anak yang tak lagi menggebu
Akses internet yang primitif lengkap dengan anak-anak yang mulai kehilangan inisiatif
Melahirkan pembelajaran yang semakin jauh dari kondusif dan tidak progresif
Suasana kian dipeluk pasif hingga menyusutkan segala macam aspiratif

Ruang-ruang kelas itu kini berpindah, meraup konsentrasi dan menggurat lelah
Pada sebuah layar datar yang mampu dilihat dan didengar namun cepat mendatangkan buyar
Pada jiwa anak-anak yang terdampar, dilingkupi getir dirayu gentar
Pada orang tua yang tetap membayar semua pemahaman anak yang tak lagi mengakar
Pada pundak orang tua yang dipaksa tegar walau memanggul beban yang berlipat akbar
Pada para pendidik yang tengah mengajar di depan anak-anak yang terkapar
Pada setiap jiwa yang tergetar memutar isi kepala kepada segala kemungkinan yang masih bisa ditawar