f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
bullying

Persoalan Remaja: Depresi Akibat Bullying

Remaja selalu identik dengan segala aktivitasnya yang selalu riang gembira dan bahagia. Tidak terbantahkan jika masa remaja menjadi masa yang paling dikenang dalam hidupnya. Namun, jika kondisi pada masa remaja tidak sejalan dengan apa yang dia harapkan, maka akan muncul banyak kemungkinan yang terjadi dalam hidupnya. Seperti, halnya depresi akibat bullying sering menjadi persoalan yang serius oleh sebagian kalangan remaja saat ini.

Depresi merupakan suatu kondisi medis berupa munculnya perasaan sedih yang sangat berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental dalam diri seseorang. Depresi sering kali sangat berakibat pada kematian seseorang, karena orang yang mengalami situasi dan kondisi depresi bisa berakibat fatal jika tidak tertangani dengan baik. Dan sangat perlu untuk kita sadari, bahwa tindakan bullying terhadap seseorang akan berakibat fatal jika terjadi secara terus-menerus. Sebab, tindakan bullying akan menyebabkan korban mengalami depresi yang amat berkepanjangan dan butuh penanganan yang serius.

 Selain berdampak negatif bagi kondisi mental, depresi juga berpengaruh pada kesehatan fisik penderitanya. Efek negatif yang muncul bermacam-macam, mulai dari masalah pencernaan hingga penyakit jantung. Dengan kata lain, depresi adalah gangguan kesehatan mental yang dapat memengaruhi emosi, cara berpikir, dan perilaku penderitanya.

Dampak dari Bulyying

 Tentu, bukan hanya korban saja yang terdampak, tetapi lingkungan di sekitarnya akan terdampak secara signifikan. Depresi memang sering berkaitan dengan lingkungan atau pengalaman hidup dalam diri seseorang. Meski begitu, nyatanya seseorang bisa lebih berisiko terkena kondisi depresi karena melalui faktor genetik. Depresi muncul dengan tanda perasaan sedih, hampa, putus asa, dan kehilangan minat pada berbagai hal.

 Menurut Insider, jika Anda memiliki orang tua atau saudara kandung yang mengalami depresi, maka risiko Anda terkena depresi menjadi 20 persen hingga 30 persen lebih besar daripada rata-rata orang, yaitu hanya 10 persen.

Baca Juga  Support System yang Baik untuk Cegah Ibu Depresi

Lantas bagaimana pengaruh depresi akibat bullying ?

Sering terdengar dari sebagian orang mengatakan kata “Bullying” yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “sebuah bentuk penindasan”. Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau hal-hal yang bersifat pada kekerasan yang terjadi secara sengaja oleh satu orang atau kelompok, terutama oleh orang yang lebih berkuasa terhadap orang yang lemah. Tujuan utamanya untuk menyakiti perasaan.

Korban bullying menjadi sangat rentan mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental, misalnya mengalami masalah mental. Bullying pada anak atau remaja bisa menimbulkan perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan kualitas yang nyenyak. Kondisi ini juga menyebabkan korban memiliki keinginan untuk menyakiti tubuhnya sendiri.

Penyebab Bullying

 Adapun faktor penyebab bullying pada anak atau remaja, salah satunya muncul dari faktor keluarga atau lingkungan tempat tinggalnya. Anak atau remaja yang tumbuh berkembang di dalam keluarga yang kurang harmonis dapat menjadi hal penyebabnya. Hal ini karena orang tua terlalu emosional/tempramental dan kurangnya perhatian serta belas kasih orang tua terhadap anak. Hal ini, dapat menyebabkan timbulnya beberapa perilaku atau tindakan yang menyimpang salah satunya adalah bullying.

Bullying atau segala bentuk penindasan terhadap kaum lemah (seperti halnya; perbudakan), bertindak semena-mena, kezaliman, ketidakadilan gender, dan lain-lain adalah musuh Islam paling nyata sampai detik ini. Agama Islam datang membawa pada keteraturan, ketertiban, menghormati harkat dan martabat manusia dengan visi-misi saling menghargai antara satu dengan yang lain, menjunjung tinggi kehormatan, dan perilaku mulia terhadap yang lainnya.

Nilai Kemanusiaan dalam Islam

Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ – ١١

Baca Juga  Terobosan Baru Milenial di Masa Pandemi

Artinya: ‘’Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.’’ (QS. Al-Hujuraat/49: 11).

 Jadi, beberapa hal di atas menjelaskan terkait dampak buruk yang menghinggapi korban bullying. Pada dasarnya perilaku bullying yang disampaikan seseorang kepada anak atau remaja sangat tidak dianjurkan dalam  agama Islam. Meskipun terkadang salah satu teman di antara kita mengalami  kondisi ketidaksempurnaan , maka janganlah mengolok-olok atau mengejek, sampai menyebabkannya enggan untuk berinteraksi bersama. Hendaknya kita berusaha menghormati dan menghargai sesama, karena pada dasarnya Allah SWT menciptakan manusia untuk belajar saling menyayangi, menghargai perbedaan dan menghormati antar sesama makhluk hidup di muka bumi.

Editor: Akbar Mawlana

Bagikan
Post a Comment