f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
persiapan anak

Persiapan Memiliki Anak, Hindari Lakukan Hal Ini

Memiliki anak adalah dambaan sebagian besar pasangan yang sudah menikah. Dalam  persiapan memiliki anak, idealnya calon orang tua mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan kesiapan faktor-faktor emosional, finansial, dan teknis.

Persiapan dari segi emosional dan mental, pasangan perlu sepakat apakah akan menunda atau segera memiliki momongan setelah menikah, dan menerima dengan suka cita apapun jenis kelamin si bayi kelak.

Dari segi material, selain biaya persiapan kelahiran, menabung untuk biaya pendidikan anak juga perlu. Rentang waktu tiga empat tahun itu sangat cepat , siapa tau si kecil pengen coba-coba sekolah, dana sudah tersedia.

Di luar kesiapan mental dan material, urusan-urusan teknis yang tampak sepele juga perlu diperhatikan adalah urusan kesehatan calon Ibu dan bayi. Calon Ibu perlu memeriksakan gigi ke dokter gigi untuk memastikan bahwa gigi geligi dalam keadaan sehat dan baik. Membiarkan dokter gigi membersihkan karang gigi dan menambal lubang yang hanya terlihat olehnya. Upaya ini dilakukan untuk menjaga jangan sampai virus atau bakteri nyelonong tanpa permisi masuk lewat lubang gigi dan mengganggu pertumbuhan janin kelak. Lebay? Tidak apa, ini dilakukan  demi kebaikan sang jabang bayi kelak.

Memulai hidup sehat, rajin berolahraga, mengurangi makanan-makanan dan minuman instan juga perlu dilakukan. Memutuskan untuk mencari informasi hanya dari pihak-pihak yang kompeten sehubungan dengan persiapan memiliki anak dan menjalani kehamilan juga harus menjadi perhatian serius para calon orang tua.

Berikut hal-hal yang jangan dilakukan oleh calon orang tua yang sedang mempersiapkan memiliki anak :

1.      Hindari mengonsumsi makanan atau vitamin secara berlebihan.

Seorang teman kantor menceritakan tentang kakaknya yang ketika hamil begitu berambisi memiliki anak yang super cerdas sehingga ia selalu mengkonsumsi ikan dan makanan laut lainnya selama kehamilannya. Bahkan kakaknya ini menyempatkan pergi ke Jepang untuk menikmati ikan-ikan segar yang diyakini akan menambah gizi pada otak janinnya. Apa daya, ketika lahir, bayi tersebut justru mengalami keterbelakangan mental. Diagnosis dokter, bayi tersebut mengalami keracunan merkuri dari makanan-makanan laut yang dikonsumsi si Ibu.

Baca Juga  Pentingnya Islamic Parenting dalam Pola Pendidikan Anak
2.     Hindari membeli produk-produk berbahan kimia yang bakal digunakan di sekitar bayi.

Kisah lain adalah bayi yang mengalami autis ringan. Dugaan Ibunya adalah si bayi terpapar bahan kimia dari anti karat yang dipoleskan pada mobil barunya. Jadi sebagai keluarga yang memiliki anggota baru, keluarga tersebut memutuskan mengganti mobilnya dengan mobil yang lebih besar, sekaligus memoleskan anti karat pada interior mobil.

Keluarga tersebut membawa bayinya bolak balik untuk periksa kesehatan, imunisasi, dan jalan-jalan. Bukan hal yang tidak mungkin bahwa bahan kimia dari anti karat tersebut meracuni tubuh si bayi. Walaupun baru sebatas dugaan, baik bila berhati-hati. Bila hendak membeli kendaraan baru atau mengecat ulang kamar, atau boks bayi, lakukan jauh-jauh hari  sebelum kelahiran si buah hati.

3.      Jangan ragu menolak tamu dan kerabat yang datang menengok bayi.

Ibu pasca melahirkan sangat membutuhkan istirahat serta ketenangan hati dan pikiran. Proses menyusui bayi tidak seindah seperti yang digambarkan, untuk kelancaran proses menyusui Ibu harus rileks dan cukup istirahat. Bayi yang baru lahir masih rentan terpapar penyakit dari luar sehingga sebisa mungkin tidak dijenguk tamu-tamu dari luar. Oleh karena itu Ibu tak perlu sungkan mengirim perberitahuan kepada teman-teman dan kerabat bahwa setelah melahirkan dirinya tidak  menerima kunjungan. Para kerabat bisa hadir di acara 40 hari si bayi, yang waktunya pun sudah diatur sehingga tidak mengganggu jadwal Ibu dan bayi. Informasikan pemberitahuan ini sebelum persalinan!

Ada kerabat yang bayinya kena pneumonia, peradangan paru-paru akibat infeksi setelah kedatangan kerabat dan teman-teman yang menjenguknya sehabis melahirkan. Teman-teman dan kerabat datang, ngobrol berlama-lama, memegang dan bahkan mencoba menggendong dan mencium si bayi yang baru lahir dan sangat rentan itu. Malang tak dapat ditolak, bayi tersebut tak dapat ditolong.

Baca Juga  Lautan Kepribadian

Kisah lain adalah perasaan bersalah seorang Ibu yang masih terasa setelah beberapa tahun kejadian berlalu. Lagi-lagi soal kunjungan teman dan kerabat sehabis melahirkan. Sering menunda untuk menyusui bayi akibat sungkan “menolak” atau “mengusir” para tamu yang datang menjenguk, mengakibatkan si Ibu menunda-nunda menyusui bayinya. Akibatnya adalah terjadi mastitis atau infeksi jaringan payudara.

Ibu ini akhirnya tidak dapat menyusui bayinya sama sekali selama masa menyusui, dan menyisakan rasa sesal di hatinya bertahun-tahun kemudian. Jadi untuk calon orang tua, informasikan sejak dini kepada para teman, saudara, dan kerabat bahwa Ibu menyusui sangat membutuhkan waktu yang tenang bersama bayinya, sehingga tidak boleh diganggu dengan kunjungan-kunjungan tiada henti, minimal sampai si Ibu mahir menyusui.

Semoga bermanfaat!

Bagikan
Post a Comment