Site icon Inspirasi Muslimah

Pendewasaan Diri Melalui Organisasi

organisasi

Di dalam dunia perkuliahan pasti akan di temukan yang namanya organisasi. Terdapat banyak sekali jenis organisasi baik itu di dalam ataupun di luar kampus. Setiap organisasi akan gencar melakukan promosi atau perekrutan anggota baru untuk menarik minat mahasiswa baru atau yang sering disebut dengan istilah “Maba”. Lalu apa sih organisasi itu?

Organisasi merupakan wadah atau tempat yang terdiri dari sekumpulan orang yang ingin mencapai satu tujuan bersama. Tujuan sebuah organisasi memiliki pengaruh besar dalam proses pengembangan organisasi. Tujuan tersebut akan tercapai jika terjalin kerja sama yang baik antar anggotanya.

Organisasi dalam proses mencapai tujuan dipengaruhi oleh berbagai faktor penentu. Faktor-faktor penentu ini meliputi proses kepemimpinan, pemberian motivasi, sistem komunikasi, proses pengaruh-interaksi, proses pengambilan keputusan, perumusan dan pencapaian tujuan, dan proses kontrol (Hoy & Miskel, 2001).

Pengembangan Diri

Dalam proses pencapaian sebuah tujuan, organisasi memiliki banyak manfaat dalam pengembangan diri mahasiswa. Perbedaan kepribadian yang dimiliki setiap anggota dapat dijadikan bahan dalam proses pengembangan diri. Misalnya seperti, terdapat beberapa orang yang bisa menerima perbedaan pendapat, namun di sisi lain ada juga beberapa orang yang tidak siap menerima perbedaan pendapat. Bagaimana cara menghadapi hal tersebutlah yang berperan dalam proses pendewasaan diri seseorang.

Pendewasaan diri merupakan salah satu tahapan untuk menjadi dewasa. Secara psikologi, kedewasaan seseorang akan tampak dari kematangan sikap dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu  permasalahan. Gambarannya, ketika seseorang telah mencapai keseimbangan mental dan pola pikir dalam setiap perkataan dan perbuatannya.

Dalam perspektif sosial, kedewasaan seseorang terlihat dari bagaimana ia menyikapi orang lain, mampu menerima setiap perbedaan, mampu mengerti dan memahami, serta mampu berlapang dada dalam menerima keputusan.

Proses Pendewasaan Diri

Penulis memandang bahwasanya seseorang terlihat dewasa tidak hanya karena usia melainkan juga dewasa dalam berpikir, berbicara, dan bertindak. Dan untuk bisa mencapai hal tersebut seseorang perlu membentuk dan mengasah kemampuannya agar menjadi terbiasa. Salah satu langkah yang dapat diambil untuk menuju pendewasaan diri bisa dilakukan dengan bergabung ke dalam sebuah organisasi.

Seorang ketua memimpin sebuah organisasi. Ia adalah orang terpilih dan bisa jadi  telah melalui tahapan pendewasaan diri. Ia harus mampu mengayomi dan merangkul seluruh anggota yang ada. Seorang ketua tidak akan bekerja sendiri dalam menjalankan tugasnya. Ia akan bekerja bersama pengurus lainnya. Secara umum struktur kepengurusan terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan koordinator di setiap bidang.

Dalam organisasi seseorang akan mendapat banyak ilmu yang belum tentu ia dapatkan di dalam kelas formal perkuliahan. Dengan berorganisasi akan belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin, berpidato di depan umum, menyuarakan pendapat, dan  masih banyak lagi. Berorganisasi juga dapat melatih mental agar semakin kuat dan  tidak mudah rapuh nantinya.

Saat berorganisasi kita akan banyak sekali menemukan berbagai karakteristik dan sifat yang berbeda-beda dari setiap anggotanya. Seperti yang kita tahu, setiap orang memiliki potensi dan cara berpikir yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut yang akan membuat sebuah organisasi  menjadi hidup. Sebagai contoh saat dilaksanakan forum diskusi mengenai suatu hal, pasti akan timbul perbedaan pendapat dari setiap anggota dalam menanggapi hal itu.

Berbeda Pendapat

Keberanian seseorang dalam menyampaikan pemikirannya akan menambah wawasan intelektual anggota lainnya. Itu yang seharusnya terjadi. Namun tidak semua orang dapat memaklumi perbedaan pendapat. Ada yang menerima dengan ikhlas dan lapang dada, ada juga yang egois ingin mempertahankan pendapat miliknya. Bagaimana cara seseorang menyikapi perbedaan pendapat ini dapat di implementasikan dalam hal pendewasaan diri.

Melihat hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam berorganisasi tidak akan selamanya berjalan mulus seperti yang dibayangkan pada awal masuk dan resmi menjadi anggota. Di awal mungkin terasa menyenangkan bertemu teman baru, tempat diskusi baru, membangun relasi baru, atau bahkan tempat baru untuk mencurahkan segala keluh kesah kehidupan. Tetapi nantiya akan ada hal yang tidak sesuai dengan ekspetasi.

Problematika pasti akan terus bermunculan. Mulai dari masalah kecil hingga masalah besar sekalipun. Hal tersebut akan mengguncang kenyamanan anggota karena dituntut untuk segera menyelesaikan masalah yang ada. Seseorang harus menetapkan pilihannya, teruskan atau lebih memilih tinggalkan.

Inilah ujian pendewasaan diri berikutnya dimulai. Seseorang dituntut untuk mengambil sebuah keputusan. Keputusan tersebut tentunya akan memberikan dampak yang besar bagi diri sendiri maupun organisasi. Mengambil keputusan dan menentukan pilihan merupakan hal yang sulit dalam kehidupan. Karena apa yang seseorang putuskan bisa jadi membawa dampak baik atau justru sebaliknya.

Bertahan dan Menyelesaikan Masalah

Di situlah setiap anggota mendapat ujian terhadap kekuatan hatinya; yang secara tidak langsung akan membentuk pribadi untuk naik pada satu tingkat pendewasaan. Keputusan yang harus diambil ialah bertahan dan menyelesaikan problematika tersebut atau lebih memilih pergi meninggalkan masalah tanpa ada penyelesaian. Semua keputusan akan ada timbal baliknya.

Tak bisa dipungkiri, akan ada seorang anggota yang lebih memilih pergi dan meninggalkan masalah tersebut. Karena ia merasa berat hati dan tidak ingin ikut campur. Hati nya tidak tergerak sedikitpun untuk mencari jalan keluar. Hal tersebut dapat mencerminkan tingkat kedewasaannya. Artinya ia tidak sungguh-sungguh ingin berbenah diri dan mengasah kemampuannya. Mungkin hanya sekedar bergabung supaya terlihat aktif dalam organisasi.

Tetapi pasti akan ada seorang anggota yang lebih memilih bertahan dan ikut mencari jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, ia sungguh-sungguh ingin terus menghidupkan organisasi tersebut. Ia berusaha bagaimana agar kerukunan antar anggota tetap terjalin. Ia lebih mengedepankan rasa ikhlas, menerima segala perbedaan, dan memaafkan setiap kesalahan. Sebab ia paham bahwa perbedaan bukan menjadi pemisah di antara anggota satu dengan anggota lainnya. Karena sikap bijaknya itulah yang akan membuatnya berhasil mencapai satu tingkat pendewasaan diri.

Menurut penulis, sangat disayangkan sekali bagi anggota yang lebih memilih pergi dan meninggalkan saat sedang ditempa berbagai masalah. Apa yang sudah dibangun dari awal memasuki keorganisasian tersebut rasanya akan sia-sia jika harus berhenti di tengah-tengah perjalanan. Sebab pergi tanpa penyelesaian takkan pernah menciptakan pengalaman yang hebat.

***

Penulis memberikan sedikit pesan, bahwasanya seseorang berhasil tumbuh menjadi dewasa karena manis-pahitnya perjalanan yang telah ia lewati. Sekali kita terbentur akan tumbuh satu kekuatan baru. Jangan jadikan putus asa sebagai langkah akhir ketika kita tidak mampu melewatinya. Ubah mindset kita untuk selalu yakin pasti akan ada jalan tengah yang bisa kita tempuh untuk mencapai puncak keberhasilan. Dalam keorganisasian sama hal nya dengan kita bermusyawarah untuk mencari jalan keluar agar tujuan awal dapat tercapai.

Rahmania, jika jatuh maka bangunlah. Jika lelah maka istirahatlah. Tapi jangan lelah lalu menyerah, apalagi sampai pergi dan tak kembali. Jika salah maka perbaiki, jika benar maka jangan merasa tinggi.

Bagikan
Exit mobile version