f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
pencegahan perundungan

Pencegahan Perundungan Secara Holistik-Komprehensif dalam Perspektif

Perundungan atau Bullying adalah masalah serius yang telah menjadi perhatian global dalam beberapa tahun terakhir. Di Indonesia, fenomena perundungan juga menjadi perbincangan utama, terutama di kalangan pelajar. Perundungan dapat berdampak negatif pada korban, termasuk masalah kesehatan mental, penurunan prestasi akademik, dan bahkan bisa berujung pada tindakan bunuh diri.

Beberapa hari yang lalu, seorang siswa juara pencak silat melakukan tindakan perundungan fisik terhadap teman sekolahnya hingga korban tidak berdaya dan mengalami luka di area tulang rusuknya. Bahkan seorang siswi yang masih duduk di bangku sekolah dasar nekat melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya hingga dinyatakan meninggal sesaat jatuh dari gedung lantai 4 tersebut. Fenomena perundungan ini bukan perkara yang dapat kita anggap secara pragmatis “yang penting tidak terjadi dilingkungan sekolah x”. Kejadian yang saya sebutkan sebelumnya bukan lagi masuk pada ranah pribadi atau domestik.

Bagi mereka yang mengatakan bahwa perundungan hanya terjadi di tempat tertentu saja, sejatinya mereka tidak tahu bahwa kasus perundungan yang tidak terekspos juga dimungkinkan banyak. Sedikit kasus yang dimunculkan oleh sebagian kecil masyarakat kemudian menjadikan kasus itu viral, bukan lagi masuk kasus domestik daerah tertentu. Tetapi sudah memasuki ranah publik yang tentu dibutuhkan langkah solutif di setiap tempat. Bukan lagi berbicara individualisme “yang penting di sekolah saya tidak kejadian kasus seperti itu, atau “yang penting di daerah saya tidak ada”. Oleh karena itu, pencegahan perundungan secara holistik sangat penting untuk melindungi generasi muda Indonesia. Melalui tulisan ini, saya akan membahas sebab perundungan dan bagaimana upaya pencegahannya secara holistik dapat dilakukan.

Perundungan adalah perilaku agresif yang bertujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau menghina individu lain secara fisik, verbal, atau psikologis. Di Indonesia, fenomena perundungan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di sekolah-sekolah. Perundungan dapat terjadi di berbagai tempat termasuk di sekolah, di lingkungan online, dan bahkan di tempat kerja.

Baca Juga  Pertemanan Rasa Perundungan

Beberapa bentuk perundungan yang umum meliputi pelecehan verbal, pelecehan fisik, penyebaran gosip, dan perundungan cyber. Beberapa faktor yang mungkin memengaruhi peningkatan kasus perundungan di Indonesia adalah perkembangan teknologi dan media sosial, tekanan sosial, serta rendahnya kesadaran akan dampak buruk perundungan. Studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa 1 dari 3 pelajar di seluruh dunia mengalami perundungan, tak terkecuali Indonesia.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perundungan di antara anak-anak dan remaja, di antaranya:

Ketidaksetaraan Sosial,  yaitu dalam hal status ekonomi, fisik, atau sosial dapat memicu perundungan. Pelaku perundungan mungkin merasa lebih kuat atau superior daripada korban mereka. Kurangnya Pemahaman Nilai-nilai Moral, individu yang terlibat dalam perundungan mungkin tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang nilai-nilai moral seperti empati, kasih sayang, dan keadilan. Ketidakstabilan Emosi, pelaku perundungan memiliki masalah emosi atau mental yang disebabkan oleh pengalaman menyakitkan masa lalu, yang mendorong mereka untuk bertindak agresif terhadap orang lain. Ketidaktahuan tentang Konsekuensi, pelaku perundungan mungkin tidak menyadari betapa merusaknya tindakan mereka terhadap korban. Atau mereka mungkin merasa tidak peduli terhadap konsekuensi tersebut. Pengaruh Media Sosial, Penggunaan media sosial yang tidak terkontrol atau penyebaran berita palsu (hoaks) dapat memicu kasus cyberbullying.

Pencegahan perundungan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah atau keluarga, melainkan harus melibatkan seluruh masyarakat. Dalam pencegahan kasus perundungan, Islam secara holistik dan komprehensif memberikan langkah solutif untuk mencegah perundungan terjadi di lingkungan pendidikan. Berikut adalah beberapa strategi pencegahan perundungan secara holistik:

Pendidikan Keluarga, keluarga harus memberikan pendidikan awal kepada anak-anak tentang nilai-nilai seperti empati, rasa hormat, dan toleransi. Keluarga harus berperan aktif dalam mendukung anak-anak mereka dan mengajarkan nilai-nilai positif. Sehingga perlu mendorong kesetaraan dan keadilan dalam semua aspek kehidupan, sehingga tidak ada diskriminasi atau ketidaksetaraan yang dapat memicu perundungan. Komunikasi terbuka antara orang tua dan anak sangat penting agar anak merasa dapat berbicara tentang pengalaman mereka. Juga mempelajari cara mengelola emosi dan menyelesaikan konflik dengan damai, seperti yang diajarkan dalam Hadis.

Baca Juga  Kritik Ulama Tafsir Terhadap Bullying

Pendidikan Sekolah, Sekolah harus memiliki kebijakan anti-perundungan yang jelas dan memberikan pelatihan kepada staf, guru, dan siswa tentang bagaimana mengenali dan mengatasi kasus perundungan. Dibutuhkan mekanisme pelaporan yang aman dan rahasia agar korban merasa nyaman melaporkan insiden. Kampanye anti-perundungan di sekolah juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang masalah ini.

Syi’ar Media Sosial, media sosial dapat digunakan sebagai platform untuk mengampanyekan pesan anti-perundungan. Para selebriti dan tokoh publik dapat berperan sebagai model peran dalam kampanye ini. Hal ini memungkinkan menjadi upaya pencegahan dalam ranah media sosial, mengingat ini media sosial menjadi kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan di lingkungan masyarakat modern.

Konsolidasi Elemen Jama’ah, meliputi Pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat umum harus bekerja sama untuk menyelenggarakan program-program pencegahan perundungan, seminar, dan lokakarya.

Secara umum, Islam mendorong nilai-nilai seperti keadilan, kebaikan, dan empati terhadap sesama manusia. Dalam Al-Quran, terdapat banyak ayat yang menekankan pentingnya berlaku baik terhadap orang lain dan memperlakukan sesama dengan hormat. Oleh karena itu, sikap perundungan atau perilaku merendahkan orang lain tidak sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama Islam. Meskipun tidak ada catatan spesifik tentang bullying dalam literatur klasik Islam. Nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam dapat diinterpretasikan sebagai penolakan terhadap perundungan atau perilaku merendahkan sesama manusia, dan Islam mendorong individu untuk berperilaku baik dan adil dalam interaksi mereka dengan orang lain.

Pencegahan perundungan berdasarkan ajaran Islam melibatkan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai yang dianut dalam agama. Dan berusaha untuk menghidupkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempromosikan nilai-nilai ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih aman dan penuh kasih sayang. Di mana perundungan tidak memiliki tempat. Hal ini dikarenakan kasus perundungan di Indonesia merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Pencegahan perundungan secara holistik melibatkan pendidikan keluarga, peran aktif sekolah, lingkungan, media sosial, dan keterlibatan setiap elemen masyarakat. Dengan upaya bersama dari semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi generasi muda Indonesia. Di mana perundungan tidak lagi menjadi ancaman yang menghancurkan masa depan mereka.

Bagikan
Post a Comment