f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
bahagia

Pahami Ini agar Hidup Tenang dan Bahagia

Apakah manusia itu dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan (baik atau buruk) ataukah ia diberikan kebebasan untuk memilih?

Hari ini kita menyaksikan banyak orang yang berputus asa terhadap masalah hidupnya dan memilih menyelesaikannya dengan cara membunuh diri, menyakiti diri, hingga menyakiti orang lain. Ia merasa setiap permasalahan hidup yang dihadapi merupakan takdir yang sudah ditetapkan Allah kepadanya. Sehingga ia tidak mampu mengubah takdir tersebut.

Dengan pemahaman demikian justru makin membuat manusia stres dan gelisah terhadap setiap permasalahan hidup yang menimpanya. Ia akan pesimis ketika menghadapi suatu ujian hidup karena ia yakin dengan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya pada akhirnya tidak akan mengubah keadaan.

Pemahaman demikian jelas keliru, masalah memang bagian dari kehidupan manusia. Walaupun begitu bukan berarti manusia tidak memiliki peran apa pun untuk mengubah keadaan tersebut. Lalu, sampai batas mana manusia bisa berbuat atas masalah hidupnya?

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka  (QS. ar-Ra’du [13]: 11).

Islam telah mengenalkan sebuah konsep pemahaman qada dan qadar yang jika seseorang memahami konsep qada dan qadar dengan baik. Maka segala permasalahan hidupnya akan teratasi dengan mudah serta memberikan ketenangan dan rasa aman terhadap seseorang.

Keimanan kepada qada dan qadar memiliki pengaruh yang besar terhadap keadaan psikologis manusia. Bahkan tingkat keyakinan seseorang terhadap qada dan qadar bisa dijadikan sebagai salah satu metode untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan jiwa.

Semakin kokoh keimanan dan keyakinan seseorang terhadap qada dan qadar semakin tenang pula keadaan mentalnya dalam menghadapi suatu kejadian yang menimpanya.

Baca Juga  Bagaimana Bahagia Bisa Mengubah Pribadi Kita

Qada merupakan ketetapan Allah Swt. sejak zaman azali yang mana kita tidak dapat memprotesnya, terjadi di luar kontrol kita serta tidak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat seperti apa jenis kelamin kita, dengan siapa kita dilahirkan, kapan kita akan mati, dll.

Qada yang terjadi pada seseorang bisa baik atau buruk dalam pandangan dan kacamata manusia. Baik itu qada yang menyenangkan atau pun tidak, Allah tidak akan menghisab hal tersebut. Namun respon dan reaksi kita atas qada tersebutlah yang akan menerima konsekuensi dan pertanggung jawaban kelak.

Sebagai contoh, saat Allah menetapkan seseorang dengan bentuk dan warna kulit tertentu. Baik itu yang menyenangkan ataupun tidak di mata manusia, sejatinya hal itu tidak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Justru respon seseorang dalam menerima ketetapan itulah yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban.

Ia memiliki kebebasan untuk memilih; apakah ia akan mensyukuri dan memanfaatkan takdir yang menimpanya dengan sebaik mungkin atau ia justru memilih meratapi nasib, menyalahkan diri, dan mengubah bentuk tubuh sesuai dengan kemauannya tanpa peduli apakah hal yang dilakukannya itu sesuai dengan syariat Islam atau tidak.

Sedangkan qadar (penetapan) merupakan sifat/khasiat yang terjadi pada benda-benda maupun manusia yang diciptakan oleh Allah. Contoh: pada api diciptakan “khasiat” membakar; pada pisau terdapat “khasiat” memotong, demikian pada manusia terdapat rasa haus, lapar, dll.

Sifat/khasiat inilah yang kemudian memberikan kecenderungan terhadap suatu perbuatan yang baik atau buruk karena dalam menggunakan sifat pada benda-benda ini merupakan hal yang  berada di dalam kontrol manusia. Dan ia memiliki kebebasan (free will) untuk menggunakan sifat dari benda tersebut.

Saat seseorang ingin menggunakan pisau untuk memotong buah atau memotong benda lain yang sesuai dengan perintah Allah, maka perbuatan tersebut menjadi baik. Akan tetapi, jika seseorang menggunakan pisau tersebut untuk membunuh, menyakiti diri (self-harm) yang tidak sesuai dengan perintah Allah. Maka, perbuatan tersebut menjadi buruk.

Baca Juga  Merasa Cukup dan Menambahnya Dengan Bersyukur

Apabila perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam memilih respon kejadian  adalah perbuatan baik yang sesuai dengan syariat. Maka, ia akan mendapatkan pahala atas pilihannya. Pun sebaliknya, jika yang dilakukannya adalah perbuatan buruk yang tidak sesuai syariat maka ia mendapatkan dosa dari pilihannya tersebut.

Dengan demikian, wajib bagi seorang muslim untuk mengimani qada dan qadar yang menjadikannya paham bahwa ia tidak akan dihisab atas perbuatan yang berada di luar kontrolnya dan akan dihisab atas perbuatan yang berada di dalam kontrolnya. Kemudian ia mendapatkan pahala atau dosa bergantung pada perbuatannya.

Hal ini karena ia memiliki kebebasan penuh dalam menentukan suatu pilihan secara sukarela tanpa adanya paksaan sedikit pun. Sehingga dengan memahami konsep qadha dan qadhar dengan benar pasti akan memberikan suatu kekuatan semangat juang yang luar biasa, kestabilan mental, serta memberikan dorongan yang positif untuk meraih kehidupan yang tenang dan bahagia.

كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ

Setiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya  (QS. al-Mudatsir [74]: 38).

Bagikan
Post a Comment