f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
muhammad abduh perempuan

Muhammad Abduh: Kebebasan Perempuan dalam Hidupnya

Akhir-akhir ini banyak sekali kasus-kasus yang melibatkan perempuan dari kasus pelecehan, kekerasan baik fisik maupun mental dan masih banyak lagi kasus yang menyerang perempuan di Indonesia. Hal ini sendiri terjadi karena kurangnya pendidikan tentang relasi antara perempuan dan laki-laki, masih ada persimpangan atara laki-laki dengan perempuan dan juga budaya patriarki masih menguat di Indonesia. Patriarki adalah situasi di mana laki-laki lebih berkuasa terhadap perempuan.

Pada budaya patriarki laki-laki bebas melakukan apa yang mereka inginkan. Padah sebenarnya di dalam diri seorang perempuan juga terdapat kebebasan yang mana kebebasan ini tidak hanya dimilki oleh laki-laki saja. Muhammad Abduh, seorang tokoh pembaharu yang menghargai kekuatan akal, sangat menjunjung kebebasan pada perempuan. Menurutnya perempuan juga memiliki hak terhadap pendidikan, pekerjaan, politik, muamalah bahkan di dalam rumah tangga perempuan juga memiliki hak.

Manusia Memiliki Kebebasan atas Kemauan dan Perbuatnnya

Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah atau Muhammad Abduh merupakan salah satu tokoh pembaharu Islam yang cukup berpengaruh di dalam sejerah pemikiran Islam. Ia lahir pada tahun 1849 M di daerah Al Buhairah yakni suatu kabupaten di kota Mesir. Muhammad Abduh bukan berasal dari kalangan orang yang berada kedua orang tuanya adalah orang desa biasa. Walaupun berasal dari kalangan biasa Muhammad Abduh kecil merupakan anak yang cerdas. Ia dapat menghafalkan isi Al Quran dalam waktu kurang dari tiga tahun.

Muhammad Abduh dalam mencari ilmunya ia sering kali berpindah-pindah tempat dengan alasan karena Muhammad Abduh  tidak cocok dengan sistem pendidikan yang digunakan dalam lembaga pendidikan yang ia singgahi. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Sayyid Jamaluddin al Afghani. Dengan al Afghani ini Muhammad Abduh belajar mengenai filsafat, ilmu kalam dan juga ilmu pasti.

Baca Juga  Siti Baroroh, Gelar Profesor, dan Puncak Emansipasi

Selain dari al Afghani pemikiran, pemikiran Ibnu Taimiyah juga memengaruhi Muhammad Abduh. Pemikiran-pemikirannya telah banyak menginspirasi organisasi-organisasi Islam salah satunya yakni Muhammadiyah yang merupakan organisasi keagamaan di Indonesia. Menurutnya Islam akan maju apabila umatnya mau belajar, bukan hanya mengenai ilmu agama saja akan tetapi juga ilmu sains

Akal merupakan hal yang manusia memiliki kedudukan yang tinggi. Ia berpendapat bahwa akal merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan setelah wahyu dan intuisi. Karena pemikirannya tentang akal ini akhirnya Muhammad Abduh juga memberikan pendapat bahwa manusia itu juga mempunyai kebebasan dalam kemauannya dan perbuatannya. Dari hal ini tentang akal Muhammad Abduh seperti terbawa pada paham Qodariyah sedangkan mengenai pemikirannya tentang kehendak bebas seperti orang yang bermazhab Muktazilah. Sehingga menurut Nunu Burhanuddin di dalam bukunya mengatakan bahwa para ahli tidak dapat mengidentifikasi Muhammad Abduh ini berasal dari golongan mazhab tertentu.

Perempuan dan Laki-Laki : Simbiosis Mutualisme

Muhammad Abduh mengatakan bahwa manusia dapat memutuskan atau mengusahakan bahkan dapat mewujudkan apa yang mereka inginkan dengan manusia itu sendiri. Akan tetapi ia juga mengatakan bahwa kebebasan manusia itu tidak dapat mencapai absolut; karena menurutnya manusia itu merupakan makhluk yang memiliki batasan-batasan di dalam kehendaknya.

Manusia tidak dapat melawan sumber dari kekuatan yang ada di dalam diri sendiri yakni sunatullah. Dari sini dapat kita katakan bahwa manusia itu tidak hanya memiliki daya fikir saja tetapi juga memiliki kebebasan dalam memilih sifat dasar alaminya sendiri. Antara kebebasan dan akal ini tidak dapat dipisahkan karena dengan akalnyalah manusia dapat mempertimbangkan akibat dari apa yang telah ia perbuat.

Kebebasan ini merupakan hak dari setiap manusia baik dia laki-laki maupun perempuan. Muhammad Abduh mengatakan laki-laki dipilih sebagai pemimpin atas keluarganya karena mempunyai kelebihan di dalam fisiknya dan ini digunakan untuk melindungi anggota keluarganya dan juga kelebihan di dalam finansialnya untuk menafkahi keluarganya

Baca Juga  Waspadai Puntung Rokok Bagi Kerusakan Lingkungan : Refleksi Qs. Ar-Rum: 41

Kepemimpinan seorang laki-laki itu menurut Muhammad Abduh merupakan sebuah kewajiban laki-laki dalam memberikan perlindungan dan pendidikan terhadap anggota keluarganya. Kepemimpinan laki-laki itu bukan kepemimpinan yang mengeksploitasi ataupun mengintimidasi.

Muhammad Abduh menafsikan Al-Qur’an surah An-Nisa, ia mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan merupakan pasangan atau partner dalam kehidupan ini. Antara laki-laki dan perempuan keduanya memiliki tugasnya masing-masing dan tidak dapat ditukar. Dari perbedaan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan ini akan membentuk sebuah simbiosis mutualistik. Antara laki-laki dan perempuan ini akan saling mengisi dan juga akan saling melengkapi.

Dengan adannya kebebasan yang dimiliki oleh seorang perempuan, perempuan dapat mendapatkan apa yang mereka inginkan salah satunya pendidikan yang mereka inginkan. Perempuan bebas memilih apa yang mereka inginkan asalkan mereka dapat atau mau bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan. Hal ini sesuai dengan konsep kebebasan yang diungkapkan oleh Muhammad Abduh.

Referensi :

Abbas, Nurlaelah. Muhammad Abduh: Konsep Rasionalisme Dalam Islam. Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 15, No. 1, Juni 2014.
Burhanuddin, Nunu. Ilmu Kalam, Dari Tauhid Menuju Keadilan Ilmu Kalam Tematik, Klasik, Dan Kontemporer. Jakarta: Kencana, 2016.
Saifuddin, Mukhtar. Konsep Kehendak Bebas Manusia Studi Komparatif Muhammad Abduh dan Agustinus. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

Bagikan
Post a Comment