f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
Wurry Srie

Menyimpan Aib yang Sudah Tertutupi

Sebuah hubungan antara dua manusia yang sudah resmi itu pun akhirnya ambyar hanya gara-gara setitik aib yang telah dibuka oleh salah satu dari mereka. Sangat disayangkan jika hal ini terjadi dalam sebuah mahligai rumah tangga yang baru dibentuk. Bak nila setitik rusak susu sebelanga. Padahal tidak berat atau sulit jika ingin menyelamatkan sebelanga susu dari setitik noda. Namun ketidakhati-hatian ternyata mampu merusak murninya susu dari rasa maupun warnanya.

Di belahan bumi lain ada kasus yang seandainya aib itu dibuka, maka hancurlah cita-cita dan sebuah harapan indah masa depan. Bagaimana tidak? Sebuah cita-cita mulia dari seorang anak manusia yang ingin memperbaiki diri tentu membutuhkan banyak dukungan dari orang-orang terdekat. Jika dengan membuka aib akan menghilangkan kesempatan baik, sudah pasti tak akan dilakukan oleh orang-orang yang menyayanginya.

Dalam KBBI, aib berarti malu, cela, noda, salah atau keliru. Aib, malu, cela atau noda yang dimaksud, erat hubungannya dengan akibat dari sebuah perilaku. Tindak-tanduk, perbuatan yang menyebabkan tercela atau ternoda dan bisa mempermalukan keluarga juga disebut aib. Bisa terjadi karena kurang waspada, kurang hati-hati, menyepelekan hal-hal yang dianggap kecil atau bisa juga karena kurang peduli dengan diri sendiri. Mungkin yang terakhir ini lebih pada kurang menghargai diri sehingga tak pernah terpikirkan bahwa apa yang diperbuat bisa berbuntut aib.

Di sini penulis tidak akan membahas tentang aib orang perorang. Besar atau kecil nilai aib tersebut, hampir semua manusia di bumi ini memilikinya. Lebih tepatnya memiliki kekurangan. Tak terkecuali bagi penulis sendiri. Aib saya belum tentu sama dengan aib Anda atau aib mereka. Namun kita punya hak untuk menutup rapat atau bahkan membukanya. Aib tak mengenal strata sosial dan dia bisa hadir karena disengaja atau tidak.

Baca Juga  Perempuan Pencari Nafkah

Maraknya berita sensasional dari para pesohor acap kali tak lepas dari apa itu aib. Media sosial akan menjadi sepi bila tak ada berita tentang mereka yang positif maupun negatif. Bahkan ada yang dengan sengaja membuka atau mengumbar aib sendiri demi tujuan tertentu. Sah-sah saja dalam kacamata mereka. Seolah hal tersebut adalah sesuatu yang biasa dan sudah seperti makanan sehari-hari.

Ironisnya ada rasa bangga ketika aibnya justru menjadi viral. Apakah ini salah satu kiat agar menjadi tersohor? Atau hanya ingin menunjukkan bahwa ia masih memiliki kejujuran? Apakah kejujuran di sini termasuk “mengupas habis” diri sendiri?

Nah, tentang kejujuran, cerita di awal tulisan adalah salah satu contoh. Seandainya sepasang pengantin baru itu mau menahan diri tidak membuka aib sendiri, besar kemungkinan mahligai rumah tangga masih bisa dipertahankan. Kejujuran menjadi alasan lalu diungkapkannya segala kekurangan dan aib ke pasangan tanpa tedeng aling-aling. Padahal tidak semua orang mampu menerima dengan lapang aib masa lalu pasangannya.

Cerita lain di atas adalah tentang seorang gadis yang terpaksa putus sekolah karena salah pergaulan. Di usia dini harus menghadapi kenyataan memiliki bayi yang sebelumnya tak ia bayangkan. Demi mengejar cita-cita yang sempat tertunda, dia berusaha keras untuk sekolah lagi, menuntut ilmu lagi. Dicarilah sekolah yang masih bisa menerima dia apa pun caranya.

Dia memiliki aib tapi dia sadar dan semangat memperbaiki kesalahan yang sudah berlalu demi masa depan yang lebih cerah. Apa yang terjadi jika orang-orang terdekatnya tidak mendukung? Sudah pasti ia kehilangan kesempatan jika aibnya dibuka lebar-lebar dan tak satu pun sekolah mau menerimanya. Menutup aibnya adalah jalan terbaik baginya.

Baca Juga  Budaya Membaca Ala Milenial

Mungkin sebagian dari kita ada yang berpendapat bahwa membuka aib atau rahasia merupakan sebuah kejujuran. Tak ada yang menampik, sampai kapanpun sebuah kejujuran senantiasa kita junjung tinggi. Namun jika membawa dampak yang lebih parah, membuka aib diri maupun orang lain sesungguhnya tak ada manfaatnya sama sekali. Bukan bermaksud mengajak berbohong, tapi untuk apa membuka sesuatu yang sudah ditutupi?

Menutup aib diri atau orang lain salah satu perintah agama. Jika Allah tidak menutup aib-aib kita, belum tentu kita bisa hidup berdampingan dengan orang lain dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Banyaknya kekurangan atau aib yang kita miliki, kita berhak untuk menutupinya demi kemaslahatan bersama. Semua insan punya aib dan tidak semua aib itu layak dibuka oleh siapa pun dengan dalih apa pun.

Bagikan
Post a Comment