f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
nilai tauhid

Menanamkan Nilai Tauhid pada Anak

Melihat fenomena kehidupan hari ini yang semakin semrawut, kesenjangan terjadi di mana-mana, konsumerisme yang semakin tak terbendung; dan teknologi informasi yang kian canggih namun di sisi lain sebenarnya juga berdampak destruktif untuk anak-anak kita. Hal itu semua menjadi tantangan berarti untuk para orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

Begitu juga dalam hal keagamaan, seperti sekarang ini kasus yang sedang banyak diperbincangkan; kekerasan seksual yang bahkan terjadi di lingkungan instansi Islam dan berbagai gejala yang mengindikasikan intoleransi, ektremisme, dan radikalisme masih saja terjadi di tengah kehidupan masyarakat kita. Sebaliknya makin banyak orang-orang yang kehilangan kepercayaan kepada Tuhan atau agama, khususnya anak-anak remaja; menurut mereka ajaran-ajaran agama malah menjadi sumber dari segala kekacauan yang terjadi saat ini.

Hal ini yang kemudian membuat kita mulai bertanya tentang bagaimana cara untuk mengajarkan nilai tauhid yang benar kepada anak-anak? Jangan-jangan ketidakmampuan kita selama ini untuk menanamkan nilai tauhid kepada mereka berdampak pada hal-hal yang disebutkan diatas.

Menanamkan tauhid kepada anak merupakan pondasi dasar dalam pendidikan Islam, bahkan nilai tauhid harus diajarkan sejak awal pertumbuhan mereka. Sehingga nilai itu akan tumbuh mengakar di dalam jiwa anak. Tauhid artinya sebagai seorang hamba harus meyakini penuh bahwa Allah sebagai satu-satunya yang kita sembah.

Mengutip Gus Dur, tidak lantas berhenti hanya mengesakan Tuhan, nilai ketauhidan adalah bagaimana kita memaknai Tuhan sebagai sumber kehidupan dengan menjalankan amanat sebagai wakil-Nya di bumi; dan memperkuat nilai-nilai Ilahiyah. Kita juga harus mengetahui betul bagaimana peran kita untuk membangun kehidupan bersama dan mentaati aturan agama dengan landasan tauhid.

***

Alissa Wahid, Psikolog keluarga dalam forum dialog positif membagikan beberapa tips untuk para orang tua dalam menanamkan nilai ketauhidan pada anak-anak.

Baca Juga  Saat Anak Harus Memilih

“Pada saat kita ingin membangun nilai tauhid pada anak, kita tidak bisa lepas dari pilar pengasuhan anak, yang pertama menghargai bahwa anak mempunyai jati diri yang khas dengan fitrahnya; kemudian yang kedua pengasuhan anak dalam berbagai aspek harus berlandaskan kasih sayang; yang selanjutnya pilar tanggung jawab, merupakan tugas utama orang tua untuk membentuk anak bukan orang lain seperti guru sekolah misalnya, yang keempat sebagai orang tua kita harus menjadi teladan baik untuk anak-anak, jangan sampai kita tidak melaksanakan sesuatu yang kita ajarkan kepada anak. Yang terakhir proses apapun dalam mendidik anak adalah untuk kebaikan bersama bukan hanya kebaikan untuk orang tua saja atau anak saja.” Tutur Alissa.

Tahap penanaman nilai tauhid harus dilakukan dari sejak kecil dengan memperkenalkan dan menghadirkan Tuhan dalam kehidupan anak-anak; seperti momen ketika anak lahir dari rahim ibunya pertama kali hal yang harus ia alami diperkenalkan dengan nama Allah (azan). Menurut Alissa, bahkan lebih baik lagi jika anak masih dalam kandungan dibacakan dan didengarkan muratal Al-Qur’an; banyak penelitian yang menyatakan apabila janin dalam kandungan diperdengarkan dengan nada-nada yang ritmis termasuk muratal ini nantinya akan berdampak pada sense of secure anak lebih tinggi.

Alissa juga mengingatkan para orang tua akan momentum berharga, saat seorang anak dalam fase besar keingin-tahuannya. Ini merupakan waktu terbaik untuk mengarahkan dan menanamkan nilai tauhid dalam dirinya. Kita tidak boleh begitu saja mengabaikan pertanyaan-pertanyaan anak, seperti misalnya, “Tuhan itu apa, di mana dan gambarnya seperti apa ya Ibu?” Maka kita jelaskan dengan menggambarkan bahwa, “Tuhan itu pencipta, tidak bisa diserupai makhluk, ibarat oksigen yang kita hirup kita tidak melihat tapi menghidupi kita.” Saat obrolan semakin menarik, berarti anak kita akan makin yakin akan kehadiran Allah. Maka saatnya kita mulai diskusi-diskusi yang lebih kompleks.

Baca Juga  Adil Menurut Orang Tua

Di saat-saat itu selain dengan cara story telling tentang Tuhan lewat semesta alam; kita juga sebaiknya terus mengajak anak berdialog dengan keluar melihat sekitar, “Wahai anakku, apakah matahari, bintang, sungai, dan gunung itu ada begitu saja atau mereka itu ada yang menciptakan?” Ajak mereka berpikir bagaimana teraturnya alam ini, seperti mengapa siang dan malam tak pernah tertukar. Ajak mereka melihat tubuhnya sendiri, bagaimana Allah dengan apik mengatur sistem pernafasan, indra dan lain sebagainya. Tentu pertanyaan-pertanyaan yang semakin kompleks itu harus disesuaikan dengan umur tahap perkembangan mereka.

Tidak kalah penting dalam parenting islami sebagai orang tua kita dituntut untuk mengembangkan akhlak anak. Dalam mengenalkan akhlak ini jangan sampai para orang tua tidak menanamkan nilai tauhid kepada anaknya. Contohnya saat mengajarkan perilaku tolong-menolong, di samping itu kita juga menjelaskan bahwa, “Allah meminta kita untuk membangun kemaslahatan di muka bumi dengan cara mengasihi, peduli dan menolong terhadap sesama; khususnya kepada mereka yang membutuhkan pertolongan.” Jadi penjelasan itu dilandaskan dengan ajaran tauhid.

Penanaman ketauhidan pada anak juga diaplikasikan dalam mengenalkan aturan agama, zakat, infaq, shalat. Ritual-ritual ibadah yang kita ajarkan kepada anak jangan lupa diisi dengan nilai ketauhidan. Di sisi lain juga mengajarkan nilai ruhaniyyah (spiritualitas) agar anak dapat memaknai apa sejatinya  kehidupan dan amal-amal yang dilakukan adalah semata untuk sesuatu yang lebih besar; seperti untuk kemaslahatan bersama dan rahmat untuk alam semesta supaya nantinya anak tidak berhenti pada teknikal atau ritualis; namun juga mendapatkan pengalaman yang Ilahi. Wallahu a’lam.[]

Bagikan
Post a Comment