f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
genrasi sandwich

Membiayai Orang Tua dan Menghidupi Keluarga Bukanlah Generasi Sandwich

Beberapa kali kita mendengar munculnya istilah Generasi Sandwich. Atau saat berselancar di smartphone menemukan kalimat Generasi Sandwich di beberapa aplikasi media sosial. Sandwich hemat sepengetahuan saya adalah roti yang sangat enak di mulut ketika dimakan dan ada secuil daging yang terhimpit oleh dua roti lapis. Tapi apakah kalian benar-benar paham apa itu Generasi Sandwich?

Istilah ini belakangan ramai menjadi pembicaraan di kalangan anak muda. Bahkan beberapa praktisi akademisi ikut mengkaji terkait teori ini. Bermula dari negara di Barat yang mempopulerkan istilah tersebut. Dari beberapa jurnal yang saya baca, pengertian Generasi Sandwich adalah generasi yang terjepit. Bahasa mudahnya versi saya, ‘generasi kegencet atas bawah’.

Pada tahun 2015 bulan Juni di Prancis menemukan fakta bahwa tanggung jawab merawat kedua orang tua banyak memiliki efek negatif terhadap kesehatan. Dua tahun kemudian sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hopps beserta kawan-kawannya, tepatnya pada tahun 2017 di Amerika Serikat. Mengungkapkan bahwa kelompok individu yang merawat kedua orang tuanya kebanyakan dari mereka merasa tertekan jiwanya dibandingkan dengan yang tidak memiliki tanggung jawab yang serupa.

Generasi ini adalah mereka yang harus menanggung beban hidup tiga generasi sekaligus yaitu orang tuanya, diri sendiri juga anaknya. Orang yang harus memenuhi segala kebutuhan kedua orang tuanya dan juga harus menghidupi keluarganya masing-masing. Bahkan ada juga yang harus membiayai hidup adik-adiknya.

Situasi keadaan seperti di atas, dunia negara Barat menganalogikan sepotong daging yang terhimpit oleh dua roti. Hingga muncul penyebutan Generasi Sandwich. Penyebab utamanya adalah faktor finansial. Umumnya mereka itu harus menanggung kebutuhan anak-anaknya yang sudah dewasa akan tetapi masih memerlukan dukungan finansial. Sisi lain, mereka harus mengurus kehidupan kedua orang tuanya yang lanjut usia.

Baca Juga  Bergeraklah saat Sedih Hadir

Beberapa penelitian menyebutkan pemuda yang mengalami posisi terhimpit sangat stress menjalani kehidupannya. Secara psikologi telah mengganggu kesehatan mental, depresi. Bahkan apabila tidak kuat menghadapi akan muncul pikiran-pikiran yang berbahaya, yaitu keinginan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara membunuh diri sendiri.

Merawat kedua orang tua merupakan anjuran Islam;

Lalu bagaimana jika istilah Generasi Sandwich itu diaplikasikan terhadap manusia Indonesia yang sudah memiliki nilai-nilai kehidupan tersendiri. Di negara Indonesia sejak lama telah mempunyai value of life. Nilai-nilai kehidupan yang sudah berjalan cukup lama dan mendarah daging. Apa lagi di dalam agama Islam ada istilah Birrul Walidain; berbakti terhadap kedua orangtua.

Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar senantiasa berbakti terhadap kedua orang tua. Melalui hadits yang riwayat Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda:

عن عَبْد اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَاسْتَأْذَنَهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَحَىٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ

Artinya; “Dari Abdullah bin Amr bin Ash, seorang sahabat telah mendatangi Rasulullah saw., lalu meminta izin agar diperbolehkan ikut berjihad. Kemudian Rasulullah saw., berbalik tanya, ‘apakah orang tuamu masih hidup?’, ‘Iya, masih,’ jawab sahabat itu. Rasulullah saw., kembali berkata, terhadap keduanya berjihadlah.

Maksud berjihad terhadap keduanya yaitu berbakti kepada orang tua kita. Sebagai anak tetap berstatus anak di mata orang tua sekalipun kita telah bersuami/beristri dan memiliki anak sendiri. Berbakti kepada mereka satu di antaranya adalah merawat kedua orang tua ketika sudah lanjut usia.

Untuk membahagiakan kedua orang tuanya apakah harus banyak uang? Tentu saja tidak. Menjadi anak yang menyenangkan bagi mereka sudah cukup. Memang membiayai hidup orang tua membutuhkan finansial yang lebih. Tetapi itu semua bisa dibicarakan secara baik-baik agar timbul rasa saling pengertian dan saling menguatkan. Orang yang mau berbakti kepada kedua orang tuanya soal rezeki akan diberkahi oleh Allah Swt. Sesuai hadits Rasulullah Saw. riwayat Anas bin Malik ra., Rasulullah bersabda, siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan bertambah rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim.

Baca Juga  Agar Keluarga Terhindar dari Layangan Putus

Ketika berkomunikasi menggunakan tutur kata yang halus. Setiap manusia memiliki standar kebahagiaan masing-masing. Semisal saat berbicara dengan kedua orang tua tidak menggunakan nada yang keras, tidak menyinggung perasaan mereka tentu sudah membuatnya tersenyum. Berperilaku yang sopan dan tidak menyakiti hati mereka itu sudah merupakan pahala yang besar. Lantas mengapa harus berjihad ke medan perang, seraya memekikan suara takbir berkali-kali jika sesama manusia adalah saudara? Sementara Allah menjanjikan siapa yang mau merawat hidup kedua orang tuanya maka surga untuknya.

Nah, agar tidak ter-gencet sebuah keadaan atas-bawah, maka perlu mengatur keuangan. Selain itu pola pikir dan mental juga harus diperbaharui bahwa setiap anak bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

***

Bagikan
Post a Comment