Lima Pertimbangan Hidup di Usia 20-an

Halo, kawan-kawan mahasiswa. Disclaimer, sebelum membaca lebih lanjut ini adalah salah satu jeritan fresh graduate yang disambut dunia luar kampus yang begitu abu-abu. Jika dulu di kelas bingung akan jawaban esai atau pemahaman mengenai teori tertentu, tidak mengapa karena tidak langsung dipergunakan dalam realita secara langsung.

Kehidupan pasca lulus kuliah. Sebenarnya saat ini penulis sudah tidak ambil pusing akan perkataan orang lain. Teringat ucapan kawan yang mengatakan meskipun kita sudah melakukan yang terbaik pasti ada saja, orang yang mencibir dan mencari kesalahan yang kita lakukan.

Akan tetapi memasuki dunia pasca lulus, suatu pemahaman dan teori seakan diuji secara nyata oleh dunia. Tidak mengapa, tulisan ini bukan untuk menakuti para pembaca budiman sekalian. Ini hanyalah momen pendewasaan yang harus kita tuntaskan secara maksimal, tidak perlu sempurna.

Kesalahan demi kesalahan yang kita lakukan di awal fase kehidupan selepas kuliah akan menjadikan kita bijak pada waktunya. Bermacam pertanyaan seakan menyerang kita tanpa memberi jeda kita untuk menjawabnya.

Beberapa pilihan muncul berserta konsekuensi yang menjulur. Beberapa pihak hadir seakan menguji keberpihakan. Prinsip dan idealisme dipertangguhkan. Semua seakan hadir untuk memberi kita pembelajaran dan membuka jalan kehidupan ke depan.

Dewasa ini, pertimbangan seakan menjelma dan risiko berangsur nyata entah itu jangka panjang atau jangka pendek. Maka dari itu segala pertimbangan itu harus kita rumuskan dengan tepat.

Reputasi

Harus sangat hati-hati, karena selepas mahasiswa kita lebih melekat dengan reputasi. Reputasi semakin luas, tidak hanya seperti di perkuliahan. Masyarakat lebih tajam dalam memandang kita, yang mereka anggap sudah menjadi manusia dewasa. Mulai mendapat tanggung jawab untuk berjalan sendiri. Dalam dunia kerja reputasi, sangat penting untuk menunjukkan sejauh mana profesionalitas diri.

Pembagian Waktu

Kita memiliki waktu yang terbatas, tidak mungkin tangan kita yang pendek ini mampu merangkul segalanya. Jangan takut untuk memprioritaskan apa yang menurut kita penting. Jangan pula terlena dengan segala godaan dan kenikmatan dunia yang membuat kita melupakan segala prioritas dan membela diri sendiri untuk terus bermalas-malasan di kasur yang nyaman berteman hiburan.  Usia kita ini merupakan masa-masa struggle  untuk berjuang.

Mencoba Peluang Baru

Coba segala peluang. Jika  tidak menemukan, coba bangun sendiri peluangmu. Jangan sampai masa tua kita penuh dengan penasaran dan andai-andai berbalut penyesalan. Jika tidak tahu pada langkah kecil mana yang membawa kemajuan pesat pada hidup kita. Karena pada dasarnya langkah-langkah kecil ini yang nantinya akan membawa kita pada kepuasan dan kebahagiaan dan kecanduan untuk terus melakukannya

Mengejar Mimpi

Dalam hidup kita selalu berhadapan dengan dua hal, mengejar sesuatu yang kita inginkan atau mensyukuri apa yang sudah di tangan. Apakah harus memilih salah satu? Tidak, kita diberi kesempatan untuk terus berprogres akan tetapi yang perlu diingat jangan sampai lupa mensyukuri. Berperilaku selalu kurang dan selalu merasa tidak puas, merupakan jebakan setan untuk melalaikan manusia pada ketenaran.

Impian Orang Tua

Penulis paham betul, tidak ada orang tua yang tidak mengharapkan anaknya bahagia dan hidup sejahtera. Semua mendambakan hal tersebut. Akan tetapi, apa yang orang tua kehendaki, atau merasa sesuatu itu baik jika terjadi, tentu hal itu belum pasti. Belum lagi jika harapan orang tua berkebalikan dengan kemauan atau di luar kendali anak. Ini salah satu biang yang menyebabkan anak-anak tertekan. Belum lagi, jika orang tua ingin membuktikan betapa bahagianya kehidupannya dahulu untuk anaknya sekarang. Entah harus seperti orang tua atau jangan hanya seperti orang tua, kamu harus lebih. Hal yang perlu kita perhatikan adalah membicarakannya baik-baik.

Semoga kawan-kawan yang membaca selalu mendapat petunjuk untuk memilih dan memutuskan segala hal yang menghadang di fase ini. Jangan sampai tergelincir akan suatu yang berdampak fatal ke depannya.

Meskipun begitu, tidak perlu takut salah juga untuk mencoba. Ini adalah fase kita untuk mencicipi segala hal. Hingga kelak, di masa tua bisa kita ceritakan pada anak cucu, lika-liku kakek-neneknya bisa sampai sesukses masa senja kelak.

Sekali lagi, semangat kawan-kawan pembaca budiman. Saatnya kita berjuang!